Saturday, April 15, 2006

The Heart of Compassion


On Friday, April 14 2006, thousands of Buddhists escorted the Buddha Rupam (Effigy of the Buddha) from Nusa Dua into the Vihara Buddha Sakyamuni in downtown Denpasar. The golden-plated, 2.7 meters tall and 1.5 tons Rupam was donated by the Buddhist community and government of Thailand.

The main procession, which took place along the Denpasar's Gunung Agung street, was a colorful event that combined beautiful elements from various different cultures, including the local Balinese culture, the Chinese and the Theravada Buddhism's school of thought.

The fact that the Balinese Hindus enthusiastically supported the event was another evidence of the harmonious inter-faiths relationship in Bali.

This religious harmony could be traced back to a historical and monumental religious gathering in the 10th century. Organized by the influential sage Mpu Kuturan, the gathering at Samuan Tiga, Gianyar, involved religious leaders from nine competing sects, including the Mahayana Buddhism.

Kuturan's wise counsel throughout the gathering had resulted in the birth of Balinese Hindu, a unique belief system that practically unified and combined various important elements from the nine sects. Philosophically-speaking, it was a marriage between Siwaistic Hindu and Mahayana Buddhism. Thats the reason why the Balinese love to call their belief system the religion of Siwa-Buddha.

The Siwa-Buddha later on became the official religion of the East Java's Majapahit Empire, which had a sphere of influence extended from present-day Thailand in the west and present-day East Nusa Tenggara in the east.

During the height of the empire in 14th century, the philosopy of Siwa-Buddha was immortalized in a literary work "Sutasoma" authored by Mpu Tantular, one of Kuturan's descendants.

The text depicts the journey of Prince Sutasoma (literally means the Son of Peace) in search of the true enlightenment. Tantular describes Sutasoma as the reincarnation of Jinapati (Buddha). He is the living embodiment of the Bodhisatva ideal of boundless mercy and selfless compassion.

During his journey, Sutasoma meets various destructive forces---from a rampaging elephant, vicious dragon to a starved tigress---, which symbolize the human's flaws of anger, jealousy and selfish greed.

Sutasoma overcomes these destructive forces not by unleashing an equally destructive force, but by an act of sincere compassion; a willingness to sacrifice everything, including his own life to preserve the lives of others sentient beings.

To the starved tigress, which is about to devour her own offsprings, Sutasoma gave her his body. Through his death, Sutasoma jolted the tigress into a sudden realization on the true meaning of love; the heart of compassion.

Sutasoma offered similar sacrifice to stop a brutal war that almost annihilate the entire earth.

Interestingly, Sutasoma, after a period of deep meditation, received a mantra of perfect enlightenment from Dhurga, the Shakti (feminine side) of Siwa, an important deity in Hinduism, thus, "officially" acknowledges the intimate relationship between two religious belief systems.

Toward the end of the story, the Prince of Peace stated that in order to develop a Heart of Compassion, in order to win the perfect enlightenment, a spiritual seeker must first comprehend the true, undivided and singular nature of the Truth.

"Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa"

"(Although it exists in different forms and interpretations) The Truth is One, There is No Multiple Truths."

Sutasoma further stressed that Siwa and Jina (Buddha) are merely the different forms of the same, singular Truth.

The line "Bhinneka Tunggal Ika" was later adopted by the founding fathers of the Republic of Indonesia as the state's motto to underline the importance of unity for the nation as well as of respecting the country's diverse cultural and religious heritages.

In this perspective, the story of Sutasoma should remind us to keep our faith in the excellence of a compassionate heart. Although various destructive elements are now threatening to subvert the very basic principle of our nation; the Bhinneka Tunggal Ika, by bare violences as well as corrupted legislations, we should not dignify their actions by resorting to similar methods and means.

Instead, let us bow our heads to Buddha, Sutasoma and all those perfect beings who have bestowed us with the most powerful weapon ever known by mankind; the Heart of Compassion.

The Friday's parade has taught us that despite their many differences (religious beliefs, ethnicity, cultural legacy, social standings, etc), thousands of men and women could united themselves into one solid multitude with one single action; paying homage to the blessed man who have managed to cultivate the Heart of Compassion.

Let us working together to take this nation into a new era of compassionate love and selfless brotherhood based on respect and understanding toward each other's flaws and differences.


For the Betterment of Mankind

Marlowe and Jun

95 Comments:

At 7:05 AM, Anonymous Anonymous said...

Tambahan bacaan, daripada mikirin UU yang ga keruan itu (dan para pendukungnya)... Maksud saya, paling nggak kita melakukan sedikit hal yang lebih berguna untuk kesehatan jiwa...

IKHTISAR SUTASOMA
(diringkas dari p.j.zoetmulder :kalangwan)

Manggala untuk memuji sri Bajrajnana, yang hakekat kodratnya berupa kehampaan (sunyata) dan yang bersemayam di hati bila beliau tampil dari meditasi Bodhicitta. setelah pada jaman-jaman dulu Brahma, Wisnu, dan Iswara melindungi dharma, kini pada jaman Kali sri Jinapati turun untuk memusnahkan kekuatan jahat (1.1-4).
Hastina, kerajaan sri Mahaketu, seorang keturunan Kuru, dikacaukan oleh rombongan-rombongan raksasa yang merampok dusun-dusun dan pertapaan-pertapaan. menurut kepala brahmin (munindra) hanya seorang putera keturunan raja dapat memusnahkan para raksasa. Terdorong keinginan memperoleh keturunan, raja melakukan yoga dihadapan sebuah arca Jina, lalu diwahyukan kepadanya bahwa sang Bodhisattwa sendiri akan menjadi putera. Permaisurinya menjadi hamil dan tanda-tanda ajaib meramalkan peristiwa yang akan datang. Sementara para dewa turun memberi hormat, sang Jina dilahirkan. Orang-orang sakit dan cacad disembuhkan. Setelah tujuh bulan putera itu diberi nama Sutasoma. Ia menjdadi dewasa, kelihatan sangat tampan serta memiliki segala keutaman, khususnya bila ia melakukan kebaktian agama dibawah pimpinan Sri Jineswarabajra, guru sang raja. Raja memutuskan, agar puteranya akan menikah dan menggantikan ayahnya sebagai raja (1.5-3.8).
Sang pangeran muda dipanggil raja dan diberitahu mengenai keputusan ayahnya. Sang raja berusaha meyakinkan puteranya bahwa itulah panggilannya, menjadi seorang raja dan selaku raja memajukan kesejahteraan dunia. Dengan menikah dan memerintah negara ia akan melaksanakan kemanunggalannya dengan Buddha (Sang Maha Mutlak). Ia harusmenguasai semua golongan agar masing-masing melakukan kewajiban yang khas; secara khusus ia harus memberantas penyelewengan para rohaniwan (wiku) yang mengakibatkan kemalangan bagi seluruh dunia. Sutasoma menjawab bahwa ia terlalu sadar mengenai kekurangan-kekuranagannya untuk menerima beban itu serta menanggulangi kesukaran-kesukaran yang melekat pada kedudukan seorang raja. Hanya dengan mengejar keheningan sempurna (kehampaan) di pegunungan, bukan ditengah-tengah dunia ramai, ia mengharapkan akan mencapai penyelamatan dan dapat memajukan kesejahteraan dunia. Patih Jayendra mengingatkan sang pangeran akan rasa sakit hati yang diakibatkannya terhadap orang tuanya serta seluruh rakyat. Seorang ksatriya, apalagi seorang keturunan raja, tidak boleh meremehkan masa mudanya, wajah yang tampan, lalu menukar kehidupan seorang pangeran muda di kraton dengan kehidupan seorang pertapa. Sekurang-kurangnya ia harus mencoba menggantikan ayahnya dan memperoleh keturunan; baru sesudah itu ia bebas mengundurkan diri dan hidup di sebuah pertapaan. Pendeta keraton (purohita) Mahosadhi mendukung alasan-alasan yang diajukan oleh patih tadi dan menambahkan, bahwa keheningan sempurna (sunyata) dapat diperoleh juga dalam kehidupan berkeluarga sambil memurnikan batin dan melakukan yoga. Sutasoma menegaskan kembali, bahwa bagi dia satu-satunya tempat untuk mencapai penyelamatan bukan disini, melainkan dalam kesepian di pegunungan. Ketika malam tiba mereka bubar dan kembali ke tempatnya masing-masing di dalam keraton (3.9-6.12).
Tengah malam ketika semuanya sepi dan para penjaga tertidur, Sutasoma secara diam-diam keluar; pintu-pintu gerbang dengan sendirinya terbuka. Ketika kepergian sang pangeran diketahui, dimana-mana terdengar ratap tangis. Raja dan ratu merasaamat berduka. kepala para brahmin menasihatkan, agar mereka memusatkan perhatian kepada sang dewa yang bersemayam di dalam hati mereka dan mencari kekuatan batin pada Dia yang merupakan sumber dari segala suka dan duka (7.1-8.10).
Dalam pada itu sang pangeran mencapai dusun-dusun di kaki pegunungan dan berhenti. Ketika matahari sudah terbenam ia memasuki sebuah kuburan di dekat sebuah dusun untuk menghormati dewi Bhairawi dalam sebuah candi yang khusus dipersembahkan kepada dewi itu. setelah melakukan yoga dan meditasi sejenak yang disertai oleh gejala-gejala gaib yang membuktikan kedudukan Sutasoma selaku seorang bodhisattwa, sri Widyutkarali (rupanya nama lain bagi Bhairawi-Durga) menampakkan diri dalam wujud yang menggemparkan lalu penuh hormat membungkuk dihadapan sang pangeran dan memujinya sebagai salah satu inkarnasi sang Buddha yang telah menaklukkan segala hawa nafsu dan yang hatinya senantiasa penuh dengan rasa iba. Dewi itu mengajarkan sebuah mantra yang disebut Mahahrdayadharani, yang mampu menghancurkan setiap jenis kejahatan dan kekuatan musuh serta menjamin, agar umat manusia dibebaskan dari segala macam penyakit dan kemalangan. Setelah menunjukkan jalan ke pertapaan Bhatara Guru di gunung Sumeru, sang dewi lenyap (9.1-12.4).
Sutasoma meneruskan perjalanannya dan setelah tujuh hari gunung Sumeru kelihatan. disebuah pertapaan ia disambut dengan ramah sekali. pemimpinnya, ki Kesawa, mengenal pangeran dari Hastina dan menanyakan alasan apakah yang mendorong sang pangeran muncul sendirian di tempat yang terasing ini. Adakah terjadi oerselisihan antara pangeran dan ayahnya? Sutasoma menentramkan hati Kesawa dan mohon pertolongan para pertapa untuk mencapai puncak gunung. Dalam perjalanan seterusnya mereka lewati tempat kediaman sang pertapa Buddha yang bernama Sumitra. Kesawa memperkenalkan sang pangeran sebagai inkarnasi Sakyamuni. Ternyata Sumitra itu paman ibu Sutasoma, Prajnadhari. Ia menerangkan beberapa hubungan dalam keluarga. Kakak ibu Sutasoma, raja Kasi, telah mangkat dan digantikan puteranya, Dasabahu. Adik perempuan Dasabahu itu (saudara sepupu Sutasoma), Candrawati, rupanya merupakan seorang calon mempelai yang tepat bagi Sutasoma. Atas permintaan Sutasoma, Sumitra memberikan informasi lebih lanjut mengenai kehidupan Dasabahu sebelumnya. Ayahnya yang ingin memperoleh seorang putera yang gagah perkasa, bersama dengan istrinya menuju ke pegunungan untuk melakukan samadhi. disana tiba-tiba Brahma menampakkan dalam wujd yang dahsyat dan mengancam untuk menelan mereka, sehingga sang ratu berteriak ketakutan. Tergerak oleh belas kasih, Brahma kembali menjelma dalam wujudnya yang ramah dan menjanjikan putera yang telah mereka mohon; sesudah itu mereka pulang ke keraton. Selama mengandung ratu selalu was-was dan perasaan itu menjadi ketakutan, ketika ia melahirkan seorang kanak-kanak yang kelihatan sangat mengerikan karena mempunyai sepuluh lengan. Atas perintah raja, kanak-kanak itu dilemparkan ke laut; itu nyaris terjadi ketika kanak-kanak itu berubah dan menjadi “tampan bagaikan dewa asmara”. suatu suara dari surga menamakannya Brahmaja (putera Brahma) dan nama itu, bersama nama Dasabahu (dengan sepuluh lengan), dipakainya sampai sekarang ini. kini ia menggantikan ayahnya dan merupakan seorang sekutu setia raja Hastina (12.5-20.9).
Sutasoma ingin tahu, mengapa para raksasa dapat menjadi demikian berkuasa sehingga mereka dapat mengacaukan seluruh bumi tanpa dihukum. Sumitra lalu menceritakan kisah sebagai berikut : Ketika Suciloma, seorang raksasa yang menyerupai Siwa dalam wujud Kala-nya, mengacaukan dunia, maka sang Jina (Buddha) turun ke bumi dan menjelma dalam diri pangeran Agrakumara. Ia mengalahkan raksasa itu, kemudian, ketika menampakkan diri sebagai Jina, tidak jadi merenggut nyawanya, asalkan si raksasa tidak lagi membunuh manusia. Agrakumara meninggal dan kembali dalam keadaan selaku Jina. Suciloma menjalani hidup yang saleh selama 25 tahun. oleh karena kekuatan tapanya ia menjadi (dalam inkarnasi berikut?) putera raja Sudasa di Ratnakanda dan tetap menekuni meditasi terhadap sang Buddha (jinasmrti). Kemudian Rudra menampakkan diri dan sebagai imbalan bagi tapanya yang demikian keras itu menghadiahkan sebuah kendaraan ajaib (wimana) beserta nama Jayantaka; ia meramalkan, bahwa para dewapun tidak akan mampu membunuhnya dan dalam pertempuran ia akan merupakan inkarnasi Rudra sendiri. Akibatnya, wataknya yang berupa asura (raksasa) muncul kembali, apalagi karena pada suatu hari juru masaknya menghidangkan sepotong daging manusia baginya sebagai ganti hidangan yang dimakan anjing. Ini merupakan keterangan mengapa Ratnakanda dipimpin oleh seorang raja raksasa dan mengapa seluruh dunia berkeluh ketakutan, Jayantaka atau Purusada (Porusada ‘pelahap manusia’) seperti sekarang ia dinamakan, hanya dapat ditewaskan oleh suatu inkarnasi baru sang Buddha, yaitu pangeran Sutasoma sendiri (20.10-23.5).
biarpun Sumitra dan pertapa-pertapa saleh lainnya mendesak, agar Sutasoma menunaikan tugasnya dengan menjadi raja serta memenuhi kewajibannya sebagai seorang ksatriya, namun Sutasoma tetap pada keputusannya. Bahkan munculnya dewi Bumi yang memohon kepadanya untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran dalam era Kali ini, tidak dapat mempengaruhinya. Bersama dengan Kesawa dan kawan-kawannya ia meneruskan perjalannanya (24.1-29.7). Mereka sampai pada sebatang pohon kepoh yang didiami oleh seorang anak Suciloma, seorang raksasa yang mengerikan, berwatak buas luar biasa, berkepala gajah (karenanya bernama ia juga dianggap Durmuka tau Gajamuka). Dengan bantuan dewa Ganesa (kelak ia juga dianggap sebagai inkarnasi Ganesa), ia dianugrahi wujud yang mengerikan dan tak dapat dibunuh, bahkan oleh para dewa pun tidak. Dengan mengabaikan peringatan Kesawa sang pangeran mendekati pohon itu. Ia disambut dengan raungan yang mengerikan dan ditantang untuk berkelahi. Sutasoma berusaha menginsafkan Gajamuha betapa jahat kelakuannya dan bahwa nanti pasti akan dihukum dalam neraka, tetapi sia-sia. binatang itu mengenakan wujud triwikrama; jelaslah bahwa ia kemasukan Ganesa. Ia nyaris memusnahkan dunia dalam kemarahannya, tetapi Sutasoma tetap tenang saja dan senjata-senjata lawannya menjadi tumpul. Atas anjuran para dewa sang pangeran melakukan samadhi sambil duduk dalam posisi bodhyagri; nampaklah sebuah senjata (astra bhidura) yang mengenai raksasa itu pada dadanya sehingga ia tak dapat bergerak lagi. ini sebetulnya diakibatkan oleh kenyataan ilahi (tattwa bhatara) yang merupakan racun bagi para penjahat dan amerta bagi orang yang baik hati. Ganesa yang menyadari bahwa yang dihadapinya ialah Buddha dalam wujudnya yang kelihatan, meninggalkan badan Gajahmukha lalu kembali ke surga. Binatang yang dikalahkan itu memohon agar nyawanya jangan direnggut dan agar ia diperkenankan mengikuti Sutasoma sebagai muridnya. Sang pangeran setuju dan memberikan pelajaran mengenai jalan hidup seorang pengikut Buddha (29.8-33.5).
Tak lama kemudian ia diuji mengenai ajaran tadi. Sutasoma dan Gajamukha diserang oleh seekor naga yang ingin menelan sang pangeran. Gajamukha menempatkan diri diantara gurunya dan naga itu dan terbelit oleh ekornya. Ia siap untuk membunuh naga itu dengan api yang sakti, ketika ia ditahan oleh Sutasoma yang mengingatkannya bahwa ia harus memasuki musuhnya dengan cahaya ilmunya dan dengan demikian merombak kebuasan menjadi ketenangan. Seketika Gajamukha mempersatukan batinnya dengan batin Sutasoma, maka si naga bersujud pada kaki sang pangeran dan bersama-sama mereka menyembah sang Buddha yang menjelma dalam diri sang pangeran. Kemudian mereka menjumpai seekor harimau betina yang akan melahap anaknya. Ketika ia ditegur oleh Sutasoma bahwa iaberdosa dengan melakukan niat itu, harimau itu menerangkan bahwa ia terdorong pleh rasa lapar. Sutasoma menyerahkan diri sebagai santapan, ia disambar dan dicakar, kemudian darahnya diminum oleh harimau itu. Sutasoma meninggal dan alam raya berkabung dengan semua yang hadir, tetapi darah sang pangeran telah memperlunak watak hariamau. Ia sangat menyesal dan minta agar ia dibunuh saja oleh para pengikut Sutasoma. Ketika mereka tidak bersedia, si harimau mau bunuh diri. Indra turun dari surga dan dengan melakukan konsentrasi batin (dhyayi) ia menghidupkan kembali Sutasoma. Semua yang hadir bergembira ria, hanya Sutasoma sendiri kelihatan sedih. Ia mempersalahkan Indra yang menyalahgunakan kekuasaannya; kekuasaan itu dimaksudkan untuk membantu mereka yang takut akan kematian, bukannya mereka yang menganggap bahwa merelakan hidupnya merupakan dharma (kebijaksanaan tertinggi). Indra menerangkan mengapa ia berbuat demikian, ialah untuk menyelamatkan si hariamau dari kematian dan melestarikan kehidupansang pangeran bagi keselamatan dunia. Sutasoma diyakinkan bahwa perbuatan Indra itu tepat dan sang dewa kemudian pulang ke surga (33.6-37.2).
Gajamukha, si naga, dan si harimau mohon agar diberi pelajaran bagaimana keadaan keheningan yang tak terpikirkan itu (acintyasunya) dapat dicapai. Dapatkah itu dicapai lewat jalan kemurnian sempurna yang serba membebaskan(nirmalabhawa-paramamoksamarga) ataukah lewat kematian (paratra-marga)? Semula Sutasoma nampaknya lebih condong kepada jalan kedua. Jawabanya terhadap pertanyaan mereka merupakan suatu uraian panjang – dan sering agak gelap – mengenai kedua jalan itu. Kedua-duanya sama-sama baik. Tak ada perbedaan antara hidup dan kematian asal orang selalu mau berbuat baik terhadap sesama makhluk. Namun bila seseorang ingin mencapai surga (baik bagi diri sendirimaupun karena kenikmatan yang terdapat disana) maka jalan lewat kematian itu salah. Orang harus mencita-citakan harus masuk keadaan yang lepassecara sempurna dan tidak dapat membeda-bedakan lagi antara ini dan itu (paramanirasraya). Jalan yang ditempuh seseorang sebagai persiapan untuk mencapai keadan itu dapat saja berupa hidup atau mati, yoga atau kebajikan lain. Buah hasil perbuatan baik itu mengikuti setiap orang dari inkarnasi sampai inkarnasi berikutnya, tetapi kesempurnaan yang baru tercapai bila seseorang membebaskan diri secara tuntas dari ikatan-ikatan itu dan melihat yang tak terpikirkan (acintya-bhawana) sebagai asal mula dan tujuan akhir. Inilah akan tercapai bila seseorang sedang meninggal dan “menjadikan yang tiga itu bersatu dan memisahkan yang kedua” dan sambil berbuat itu ia mencapai keadaan yang tak berada. Ketika murid-muridnya bertanya lebih lanjut, Sutasoma menjawab jenis yoga yang dilakukan oleh aliran Siwa dan yang terdiri atas enam tahap. Namun praktek itu ada bahaya bahwa seseorang mungkin terjert dalam kedelapan sifat kesaktian yang diperoleh lewat yoga itu, sama seperti seseorang terbelenggu oleh panca indera dalam tahap sebelumnya. Jika bahaya itu dapat dihindari, maka ini merupakan salah satu jalan yang menuju ketujuan tertinggi ialah kekosongan (sunyarupa). Jalan yang lebih pendek lagi aman ialah adwayayoga (yoga yang tak dualistis) seperti dilakukanoleh para pengikut Budddhisme Mahayana. Yang menjadi tujuan mereka ialah Budha tertinggi (paramarta budha) dan berakar pada Adwaya (keadaan yang tak dualistis) dan Pradnyaparamita (pengetahuan yang tak berganda). Orang harus tau kedua jalan itu. baik seorang pertapa yang mengikuti Budha maupun seorang pertapa yang menyembah Siwa yang dipersalahkan, bila ia tidak maklum akan cara pihak lain Yang Mutlak, yakni Siwatwa (ke-siwa-an, hakekat Siwa) dan Budhatwa (ke-buddha-an, hakekat Buddha) masing-masing Setelah memberikan ajaran itu Sutasoma memerintahkan ketiga pengikutnya yang baru itu menjadi untuk menjadi bhiksu dan melakukan yoga di tempat mana pun yang mereka pilih, asal jangan bersama-sama, karena ini bertentangan dengan kebiasaan para pengikut Buddha. Ia sendiri akan melakukan yoga di puncak gunung. Para rsi yang tidak berhasil membelokan niat Sutasoma, pulang kerumah mereka masing-masing (38.1- 42.6).
Para dewa yang cemas, kalau-kalau Jayantaka kini bebas untuk mengejar niatnya yang jahat itu sementara Sutasoma tidak ada, memutuskan menangani persoalan ini sendiri. Indra mengutus sejumlah bidadari yang dipimpin oleh Sukirana dan Tilottama, kepertapaan Sutasoma di puncak gunung Meru, untuk menggodanya dengan segala macam rayuan yang dapat mereka pikirkan. Mereka sadar, bahwa tugas mereka sia-sia saja, lalu beristirahat sambil mengungkapkan keluh kesah dan rasa rindu. Seorang pelayan mencoba untuk mendesak mereka dan mengingatkan mereka akan kecakepan Sutasoma yang tak ada taranya. Ketika malam tiba mereka mencapai tempat sang pangeran sedang melakukan samadhi. Ketika mereka melihat wajahnya yang tampan itu, mereka tak dapat membayangkan alasan lain baginya untuk melakukan yoga, selain keinginanya untuk memperoleh seorang isteri yang setara dengan dia; harapan para bidadari membumbung tinggi. Tetapi rayuan apa pun yang mereka lakukan, semuanya sia-sia belaka. Sesudah tiga hari mereka pulang ke surga tanpa membawa hasil (43.1-50.2).
Indra sendiri lalu ingin mengadakan pendekatan dan menjelma sebagai seorang dewi yang cantik sekali, tetapi rayuan dan godaanya tak dapat menggoncangkan sang pangeran yang rupanya bagaikan “sebuah gunung kristal yang kena hujan”. Ketika penggoda akan mencium kakinya, Sutasoma lenyap, sejenak masuk kedalam keadaan kosong, dan tampil kembali sebagai Wairocana sebagai makhuk pertama dan tertinggi. Ia merupakan dharma tertinggi (ajaran dan kenyataan maha sempurna) serta tujuan terakhir bagi semua makhluk, mazhab atau aliran manapun yang mereka ikuti, sama seperti sebuah gunung dapat dicapai oleh orang-orang yang mendakinya dari berbagai sudut. Mereka memohon kepadanya agar jangan kembali kekeadaan yang kosong, melainkan kembali dan menyelamatkan dunia dengan merubah keganasan Porusada menjadi kelembutan. Maklumlah pada saat itu, juga raksasa telah berangkat untuk menangkap seratus raja dan mempersembahkan mereka kepada Kala; baik dewa maupun manusia tak dapat mencegahnya. Setelah menerima segala pujian itu sang pangeran kembali menjelma sebagai manusia dan ditinggalkan sendirian (51.1-54.6)
Sutasoma mengakhiri samadhi-nya. Sekarang ia sadar bahwa ia Budha tertinggi (Jina) dan dengan jelas melihat tugas dihadapanya. Rambutnya menjadi panjang sekali kembali, karena hidupnya sebagai seorang bhiksu telah diakhirinya. Dengan hormat ia meminta diri dari gunung Meru, ditemani lagi oleh Kesawa dan bersama-sama, mereka menuju negara Bhatara. Ditengah jalan mereka berjumpa dengan Dasabahu yang baru saja terlibat perkelahian dengan seorang pengikut Porusada. Si raksasa dikalahkan dan pada saat itu juga lari ke Sutasoma; ia berjanji untuk melepaskan wataknya yang buas itu bila sang pangeran menolongnya menghindari kematian. Dasabahu mengira, bahwa orang asing yang melindungi si raksasa adalah seorang raja raksasa. Ia menyerang, tetapi keheranan karena senjata-senjatanya menjadi tumpul. Kewasa lalu mengungapkan siapakah sebetulnya orang asing itu yang disangka seorang musuh. Dengan riang gembira Dasabahu merangkul saudara sepupunya dan memohon untuk mengikutinya serta mengawini adik perempuannya; ia mengancam akan membunuh raksasa yang baru bertobat, andaikata permohonanya tidak dikabulkan. sutasoma setuju dan bersama-sama mereka berangkat dalam kereta sang raja. Dalam perjalanan mereka melewati kraton Awangga yang tak dihuni lagi; Dasabahu menceritakan bahwa ia sendiri telah mengalahkan raja Awangga, Dewantaka serta adiknya, raja Magadha. Perselisihan dengan kedua raja itu timbul ketika Awangga melamar Candrawati lalu ditolak oleh Dasabahu, demikian juga ketika raja Maghada pun ditolak oleh Dasabahu serta adiknya, raja Maghada pun ditolak oleh Dasabahu, demikian juga ketika raja Magadha pun ditolak ketika melamar seorang puteri lain masih bersaudara dengan Dasabahu. Kini kedua raja itu bergabung dengan Porusada. Akhirnya mereka tiba di kraton Dasabahu (54.7-58.1).
Candrawati sedang murung dan tak seorangpun tahu apa sebabnya. Ibunya heran sekali ketika sang puteri menolak untuk menyongsong sang raja diluar kota, seperti telah dititahkanya. Seorang pelayan yang merupakan teman dekat sang puteri, janda seorang penyair kraton, menceritakan kepadanya siapakah tamu yang dinantikan itu. Ia merupakan inkarnasi Jina tertinggi (Jinendra) yang baru saja pulang dari gunung Meru; disana sambil melakukan tapa ia terus menerus menolak godaan-godaan para bidadari, tentu saja karena telah memilih tuan puteri sebagai satu-satunya permaisuri yang setara dengan sifat-sifatnya yang luhur. Maka dari itu, tuan puteri hendaklah melakukan yoga dan kebaktian lain untuk mempersiapkan diri menjadi permaisurinya. Sang puteri lalu mengungkapkan, bahwa alasan sebenarnya ia merasa kurang senang, ialah sikap kakanya yang berhubung dengan perkawinanya. Rupanya raja tidak mengerti, bahwa seorang wanita tak dapat menawarkan diri, melainkan harus dilamar. Raja seharusnya mengikuti contoh Bhoja yang mengadalan suatu swayambara bagi adiknya, Srindumati. Sang raja kini hendaknya jangan terburu-buru mengawinkannya, melainkanya menahan adiknya di dalam kraton sampai ada seseorang yang melamarnya. Ia memanjatkan doa kepada almarhum orang tuanya; mereka pasti tidak membiarkan ini terjadi; ia memohon agar ia jatuh sakit saja lalu mati, atau supaya para dewa merenggut kecantikanya. Dayang-dayang lain mengerti perasaanya, tetapi janda penyair itu berusaha membela sang raja dengan mengungkapkan alasan-alasannya yang sebenarnya. Ia menolak gagasan mengadakan sebuah swayambara karena itu bertentangan dengan almarhum ayahnya yang hanya menginginkan pangeran Hastina sebagai menantunya. Itulah sebabnya kakaknya memanggilnya untuk menyongsong dia. Sang ratu telah menyetujui rencananya, yaitu untuk mengakui kedua mempelai sesudah perkawinannya sebagai atasan mereka dan penguasa di negara ini. Apakah pernah ada seseorang raja yang berbuat itu bagi adiknya? Dan dapatkah ia lalu dipersalahkan, seolah-olah kurang mencintai adiknya? (58.2-65.1).
Keesokan harinya sang ratu, diiringi oleh seluruh isi keraton, meninggalkan keraton dengan kebesaran ; sang puteri menemaninya dalam kereta. Mereka manuju taman sari Ratnalaya, memasuki lewat sebuah gapura yang penuh hiasan dan menikmati tempat keindahan itu. Sang puteri memasuki sebuah pesanggrahan (bukur) yang menghadap sebuah danau yang luas. Di tengah-tengah danau itu terdapat sebuah pulau; diatas pulau tersebut terdapat sebuah istana kristal, dikelilingi oleh empat bangunan yang lebih kecil, seolah-olah diturunkan dari surga oleh Iswara, Brahma, Mahadewa, Wisnu. Si janda penyair menceritakan bahwa ia tidak tau pasti mengenai asal- usulnya, tetapi tahu bahwa istana itu dimaksudkan oleh raja sebagai tempat ia akan dinikahkan dengan sang pangeran. Ketika tuan puteri menjawab, bahwa ia tak dapat percaya akan boleh mendekati sebuah tempat yang bahkan ketiga dewa tertinggi tidak berani mendekati, maka ia diingatkan, bahwa calon mempelainya itu adalah Wairocana sendiri dalam wujud yang nampak; ini sudah terbukti dengan berbagai cara sejak kelahirannya sampai saat ini (65.2-62.11).
Dalam pada itu ketiga putera Dasabahu telah bergabung dengan ayahnya; tidak jauh dari sana rombongannya berhenti dan diperkenalkan kepada Sutasoma. Bersama-sama mereka memasuki taman sari; disana mereka dengan rasa hormat disambut oleh ratu dan sang puteri. Atas pertanyaan Sutasoma raja menerangkan, bahwa taman itu dibangun oleh raja Jina (Wairocana) waktu beliau masih bersemayam di surga, bersama dengan Locana telah menjelma dalam diri adik sang raja. Pada saat itu juga sang puteri ingat akan perkawinannya dulu dengan Sutasoma di surga dan bagaimana ia mengajarkan ilmu tertinggi kepada para dewa di atas pulau itu juga. Tiba-tiba muncullah dari permukaan air empat ekor buaya yang berubah menjadi empat ekor raksasa; mereka menyatakan, bahwa mereka merupakan keempat penjaga pintu gerbang surga Buddha dan telah turun, menantikan perintah Sutasoma. Ia memerintahkan kepada mereka untuk membangun sebuah jembatan dan ketika itu selesai, maka mereka semua maju dan tiba di pulau itu sambil mengagumi keindahannya. Menjelang terbenamnya matahari mereka semua kembali ke tempat penginapan di luar taman sari, tetapi sang puteri di taman tak jauh dari pulau dan semalam suntuk tak dapat tidur; ia diganggu oleh rasa rindu. Di antara para dayang-dayangnya sifat-sifat luhur sang calon mempelai merupakan satu-satunya bahan pembicaraan. Ini menjadikan sang puteri sedih dan murung; ia terus-menerus memikirkan, betapa ia tidak pantas dinikahkan dengannya dan bahwa sang pangeran akan mengawininya hanya karena sang raja menghendakinya. Si janda penyair tahu bagaimana ia harus menangani persoalan ini. “Bila anda tidak merasa tertarik kepadanya, saya akan menghadap raja dan atas nama anda memesan kepadanya bahwa seyogyanya sang pangeran pulang saja dan bahwa akan diadakan sebuah swayambara”. Pura-pura ia akan pergi, tetapi tentu saja ditahan oleh tuan puterinya; kemurungannya cepat berubah menjadi harapan yang meluap-luap (70.1-78.3). Keesokan hari pernikahan dilansungkan dengan upacara kebesaran. Deskripsi mengenai persatuan kedua mempelai yang penuh nikmat (78.4-84.4).
Setelah beberapa waktu Sutasoma mohon diri untuk menjenguk orang tuannya di Hastina. Raja tentu saja setuju dan menyatakan, bahwa mereka semua akan mengawalnya. Pelukisan mengenai pemandangan alam sepanjang jalan dan kegembiraan di Hastina, setelah menerima berita mengenai pulangnya Sutasoma. Ia menggantikan ayahnya dan dilahirkan seorang putera yang diberi nama Ardhana (84.5-93.3).
Kini cerita beralih ke Ratnakanda dan raja raksasa Porusada yang baru sembuh dari luka-luka karena ia berkaul kepada dewa kala, bahwa ia akan menangkap seratus raja yang akan dipersembahkan kepadanya sebagai korban. Setelah menangkap sembilan puluh sembilan raja, ia mengarahkan perhatiannya ke kerajaan Singhala. Raja Jayawikrama bertekad bulat untuk menangkis serangan itu, biarpun patihnya menganjurkan agar jangan berbuat itu. Nasib raja-raja lain membuktikan, betapa sikap itu sia-sia belaka; lebih baik mengungsi ke Hastina. Raja menyatakan, bahwa mengingkari perang tanpa tanding bertentangan dengan kewajibannya. Ia didukung oleh Bana, putera seorang brahmin, bahwa raja tak terkalahkan sama seperti kekuasaan para saudara sang raja. Si patih mengakui, bahwa ia kurang memperhitungkan keutamaan sang raja dan sikapnya yang lepas bebas terhadap hidupnya sendiri. Yang merupakan ciri seorang ksatriya ialah ketabahan dalam pertempuran tanpa rasa takut terhadap kematian, dan si patih sendiri akan memenuhi kewajibannya bersama-sama dengan sang raja (94.1-99.5).
Dalam pertempuran antara kedua tentara, pasukan Singhala tidak dapat menandingi para raksasa. Bana melarikan diri penuh dengan kewirangan; si patih ditewaskan oleh Porusada yang juga membunuh adik sang raja. Raja sendiri harus ditangkap hidup-hidup, tetapi semua yang mncoba menangkapnnya ditewaskan oleh tangannya yang dilukisi sebuah cakra (hastatulis cakra). Oleh ilmu sihir raja para raksasa itu, muncullah seekor naga yang membelitnya sehingga ia tak berdaya lagi. Tetapi pada saat ia akan dibawa lari Jayawikrama ingat bahwa ia ber-cakrapani (berlengan cakra) dan dengan demikian inkarnasi Wisnu (yang juga disebut Cakrapani). Dengan kekuatan baru ia membebaskan diri dari lilitan naga dan membunuh musuh-musuhnya dengan salah satu taring si naga. Raja para raksasa menyadari bahwa tak ada jalan lain kecuali membunuh musuhnya. Ini baru terlaksana sesudah suatu pertempuran sengit (99.6-101.15). Kraton Jaya wikrama dirampok, tetapi istrinya tidak ada di sana. berhubung adanya suatu salah paham yang terjadi, karena sang ratu menyalin sebuah kakawin yang oleh raja disalah tafsirkan seolah-olah ratu menjalin hubungan gelap dengan orang lain, maka mereka berpisah dan ratu kembali ke pertapaan ayahnya. Ketika mendengar tentang gugur sang raja, ia memutuskan untuk membuktikan kesetiaannya, dan mengikutinya ke alam baka. ian mencari-cari jenasahnya diantara mayat-mayat yang tersebar di dalam kraton yang hancur itu, tetapi tidak menemukannya. Ia mengeluh bahwa rupanya kemarahan sang raja belum reda juga sehingga bahkan di alam maut pun ia masih menghindari istrinya. seorang prajurit yang berhasil meloloskan diri menceritakan, bahwa badan sang raja setelah dibunuh meletus, menyala-nyala dan jiwanya lolos. Ratu memerintahkan agar disiapkan api perabuan, menikam diri dan dipersatukan kembali dengan suaminya di surga (102.1-107.4).
Kini Porusada memutuskan bahwa raja Widarbha akan menggenapi jumlah korban yang telah dijanjikannya kepada Kala. Ketika patih Wimona menerangkan bahwa mustahilah menangkap raja Widarbha, karena ia tidak membiarkan diri ditangkap hidup-hidup, maka Porusada sendiri berangkat untuk menangkap raja itu. ia menyamar sebagai seorang brahmin dan diterima dengan ramah, tetapi ketika raja menerangkan mengapa diadakan persiapan perang seperti disaksikan oleh sang brahmin di kraton/ia bertekad mati dalam pertempuran melawan raja raksasa/maka raksasa itu kembali menjelma menurut wujudnya yang sebenarnya. Setelah bergelut Porusada berhasil menawan raja dan melarikannya. Jumlah korban sudah lengkap, tetapi ketika mereka dipersembahkan kepada Kala, dewa itu belum puas dan menuntut, agar raja Hastina ditambahkan pada jumlah korban itu. Porusada kembali ke kratonnya dan di tengah jalan dijegat oleh Narada seorang resi dari surga, yang menasehati sang raja raksasa agar sangat berhati-hati, karena pihak lawan memamerkan kekuatan yang luar biasa. ketika melihat bagaimana kata-kata ini hanya mengobarkan kebuasan raja raksasa, ia puas bahwa tujuannya tercapai dan kembali ke surga untuk menceritakan kepada para dewa bahwa suatu perang dahsyat akan timbul di negara para Bharata (108.1-112.10).
Porusada berangkat dengan disertai para sekutunya, ialah raja-raja Kalingga, Magadha, Awanga. berita mengenai kedatangan mereka menimbulkan kegembiraan. Diadakan suatu rapat untuk memutuskan kebijaksanaan mana yang harus ditempuh dalam keadaan darurat ini. Sutasoma sendiri condong untuk menawarkan diri sebagi korban agar para raja lainnya dapt diselamatkan, demikian pula negara dan agama akan terhindar dari kehancuran perang. Patih menganggap suatu kewajiban membela sang raja dan kalau perlu tewas baginya. itulah hidup dan menyelamatkan nyawa dengan perbuatan pengecut merupakan kematian. Kata-katanya disambut dengan persetujuan, semua bubar untuk mengadakan persiapan perang dan meninggalkan Sutasoma di kraton. diombang-ambingkan oleh kebingungan dan rasa iba kepada rakyatnya yang terancam kematian yang tak terelakkan. Kepala para brahmin berusaha menghiburnya dengan mengingatkannya bahwa karena cintanya kepada semua makhluk ia merupakan sumber kehidupan bagi mereka semua termasuk Porusada (1112.11-119.16).
Deskripsi mengenai kedua pasulkan yang maju dan pertempuran yang terjadi (120.1-123.7). jumlah korban yang terjadi dipihak raksasa memprihatinkan Porusada. ia sudah siap untuk turut dalam pertempuran dan menangkap Sutasoma, ketika ia diberitahu bahwa sanga raja masih tinggal di kraton. Porusada menunda saat ia sendiri akan turut bertempur dan memerintahkan raja-raja Awangga, Magadha, dan Kalingga untuk menggantikannya dalam pertempuran keesokan hari; para raja sangat senang melaksanakan perintahnya karena itu memberi mereka kesempatan utuk membalas dendam terhadap Dasabahu yang telah menghina mereka ketika menolak mereka sebagai calon suami adiknya. Deskripsi mengenai medan pertempuran malam hari dengan pertapa-pertapa yang melakukan yoga tantris di tengah-tengah jenasah. pagi hari tentara-tentara menempatkan diri. Dasbahu memutuskan untuk menyusun tentaranya menurut posisi cakra-byuha yang digunakan Drona dalam Barata Yudha, karena ini mengakibatkan kematian Abimanyu ketika Werkodara dan Arjuna untuk sementara meninggalkan medan pertempuran. Ia mengharapkan akibat yang sama sementara raja para raksasa tidak hadir. dalam pertempuran yang menyusul Dasabahu akhirnya membunuh kedua musuhnya pribadi, ialah raja Awangga dan Magadha (124.1-131.5).
Porusadha tak dapat bertopang dagu lagi. ketika kebanyakan tokoh dari keduabelah pihak tewas, Porusada menghadapi Dasabahu dalam sebuah perang tanding. dengan menyadaripersatuannya dengan Rudra, Porusada menjelma sebagai Rudra (menjadi maha rudra murti) dan kini nasib musushnya ditentukan. Sang dewa (sejak bagian ini teks tidak lagi berbicara tentang Ratnakanda atau Porusada, melinkan bhatara Rudra atau Siwa) memenggal kepalanya. tentara Hastina melarikan diri dikejar oleh para raksasa yang menghancurkan semua rumah dan candi yang mereka jumpai (131.1-137.2). ketika menerima kabar mengenai musibah yang terjadi, Sutasoma naik keretanya dengan disertai pengemudinya, Sucitra serta rohaniwan dari berbagai aliran untuk menghadapi Siwa (Iswara). Tak lama kemudian mereka berhadap-hadapan. Siwa mengeluarkan nyala api tetapi ini berubah menjadi amrta yang menghidupkan kembali semua raja di pihak Hastina. ia melepaskan anak-anak panah tetapi ini berubah menjadi bunga-bunga. kemarahan Siwa tak ada taranya dan ia menjelma sebagai api Kala yang menghancurkan segala-galanya dan ia nyaris membakar seluruh dunia. Para dewa dengan tergesa-gesa turun ke bumi dan memohon dengan sangat, agar ia jangan menamatkan riwayat dunia sebelum waktunya tiba. Karena dalam keadaan itu pun ia tak dapat melukai raja Hastina yang merupakan inkarnasi Buddha. adapun “Buddha dan Siwa tunggal dalam hakekatnya yang paling dalam.” Ketika interpensi para dewa tidak membawa hasil yang diharapkan dalam meredakan kemarahan Siwa, maka Indra memohon kepada Sutasoma untuk mencoba itu sendiri. Ia lalu duduk dalam posisi bodhyagre dan memusatkan batinnya, lalu mengeluarkan senjata berilian dan seketika kemarahan Siwa berubah menjadi ketenangan sempurna. Ahkirnya Siwa menyadari bahwa Sutasoma itu Buddha itu sendiri dan ia lalu meninggalkan tubuh Porusada dengan sia-sia raja raksasa itu berusaha agar Siwa kembali memasuki badannya, karena ia belum melepaskan niatnya untuk mempersembahkan Sutasoma kepada Kala. Dengan sangat heran ia menyaksikan, bahwa Sutasoma bersedia datang dengan sukarela, agar raja-raja lainnya diselamatkan. Sikap itu demikian mengesankan bagi raja raksasa, sehingga batinnya berubah secara menyeluruh, sehingga kini ia dipenuhi dengan belas kasih dan cinta. Ia bahka membujuk korbannya untuk melepaskan niatnya, tetapi sia-sia. Semua lalu menuju tempat kediaman Kala(138.1-140.11).
Kala sangat gembira bahwa Sutasoma datang untuk menyerahkan diri sebagai korbannya yang akan ditelannya. Ia setuju dengan syarat-syarat yang diajukan Sutasoma dan keseratus raja dibebaskan. Ketika atas anjuran Sutasoma Kala berusaha membunuh Sutasoma dengan pedangnya, senjata itu tidak dapat menembus badan Sutasoma. Kemudian Kala berubah menjadi seekor naga dan mulai menelannya, tetapi tiba-tiba ia dipenuhi dengan perasaan belas kasih dan cinta, sehingga ia tidak meneruskan rencananya dan memohon Sutasoma agar ia dapat diterima sebagai muridnya. dibawah bimbingan Sutasoama ia mulai melakukan kehidupan sebagai seorang biksu bersama dengan Porusada. Kepada mereka diberikan pelajaran pertama tentang dharma dan berbagai bentuk yoga. Hanya Kala tidak turut ketika yang lain berangkat ke Hastina; ia melakukan tapa. di Hastina semua yang telah tewas dihidupkan kembali oleh Indra dan diadakan pesta sebelum para raja pulang ke tempat kediaman masing-masing. Porusada tidak kembali ke Ratnakanda, tetapi bersama-sama dengan para raksasa yang merupakan anak buahnya ia ke gunung Mandara untuk melakukan tapa. Dunia merasakan suatu era penuh perdamaian dan kesejahteraan. setelah beberapa waktu Sutasoma dan permaisurinya meninggalkan bumi dan pulang surga Jina; disana Porusaa pun menerima pahala bagi tapanya yang dilakukan sebagai seorang murid Jina. Kala menerima pangkat pasupati. Putra Sutasoma, Ardhana, menggantikan ayahnya sebagai raja Hastina (139.12-147.22).
Epilog singkat yang memberi kesempatan bagi penyair untuk menyebut namanya sereta nama raja yang sedang memerintah dan perlindungannya dari keluarga raja (148.1-2).

 
At 7:29 PM, Anonymous Anonymous said...

DEAR ALL, KABAR DARI NEGARA TETANGGA, YANG AKHIRNYA PROTES JUGA AMA UNDANG-UNDANG SEJENIS RUU APP :

Malaysians protest against laws that make public kissing a crime

(AFP)

13 April 2006

KUALA LUMPUR - Malaysian activists protested at the capital's city hall on Thursday against laws that make kissing and hugging in public a crime, saying it showed the "Islamisation" of the multicultural nation.
A dozen demonstrators led by the opposition Democratic Action Party's youth wing held hands and waved heart-shaped placards that read "You have the right to kiss" and "Not guilty of hugging" and a banner reading "No to moral policing".
The protest was touched off by a court's decision earlier this month to authorise indecency charges against a young couple accused of kissing and hugging in a park by Kuala Lumpur's iconic Twin Towers in August 2003.
Ooi Kean Thong, 24, and Siow Ai Wei, 22, claim they were slapped with a summons when they refused to pay bribes to two city hall officials, who have denied the claims.
"We want to send a message that it is inappropriate for local government to be the moral police," DAP youth wing deputy chief Chong Chieng Jen told AFP.
"The thing about morality is that it differs among different races and religions."
"It defies the spirit of our constitution and also freedom of religion," he said. "If we do not check the trend now we are heading towards a real Islamic state, or going backwards to the medieval time."
The protesters said that while they opposed public indecency, the current law was too vague and liable to abuse and should not be enforced by local authorities.
"There should be a uniform law applicable throughout Malaysia stating clearly what amounts to indecency," they said in a statement.
The protesters accused the city authorities of applying Islamic or Shariah legal principles on both Muslims -- who make up some 60 percent of Malaysia's population -- and the non-Muslim Chinese and Indian communities.

"This is a manifestation of Islamisation of Malaysia without respecting The rights and freedom of the non-Muslims," they said.

The Federal Court ruled that city hall could pursue indecency charges against the ethnic Chinese couple, saying kissing and hugging was not the norm for Malaysians or other Asians and was only acceptable by Western moral standards.

Malaysia's Bar Council spoke out against the ruling, saying displays of affection are common here and that indecency charges should only be applied to maintain public order, and not because behaviour had offended individuals.

The couple are due to face the charges at city hall's court in June. If convicted, they could be fined up to 2000 ringgit (543 dollars) or jailed for up to a year or both.

Malaysia's government promotes a moderate version of Islam but the country has seen a growing influence of Islam over society in the past two decades.

koming

 
At 8:15 PM, Anonymous Anonymous said...

Lagi yah, ini tambahan pendapat dari GUS DUR :

Jumat, 07 Apr 2006
Jangan Samakan Islam dengan Arab

KH Abdurrahman Wahid, mantan orang nomor satu di negeri ini, kembali
mengingatkan pentingnya menolak penyeragaman cara pandang, sikap, dan
perilaku dalam beragama dan bernegara. Berikut wawancara M. Guntur Romli dan
Alif Nurlambang dengan Gus Dur di Radio Utan Kayu pekan lalu.


Akhir-akhir ini ada polemik Perda Tangerang tentang pelacuran dan RUU
Antipornografi dan Pornoaksi (RUU APP). Apa komentar Anda?

Perda Tangerang maupun RUU APP yang kini diributkan, harus jelas dulu siapa
yang merumuskan dan menentukannya. Pelacuran memang dilarang agama, tapi
siapakah pelacur itu? Jangan-jangan, yang kita tuduh pelacur justru bukan
pelacur.

Dari dulu memang ada dua hal yang perlu kita perhatikan sebelum menetapkan
UU. Pertama, siapa yang merumuskan. Kedua, apakah dia memiliki hak antara
pelaksana dan pihak lain. Contoh paling jelas adalah soal definisi
pornografi. Ketika tidak jelas ini dan itu pornonya, yang berhak menentukan
adalah Mahkamah Agung.


Salah satu dasar munculnya perda-perda seperti itu adalah alasan otonomi
daerah. Menurut Anda bagaimana?

Otonomi daerah tidak mesti sedemikian jauh. Dia harus spesifik. Seperti
salah satu negara bagian Amerika Serikat, Louisiana, yang masih melandaskan
diri pada UU Napoleon dari Prancis, walaupun negara-negara bagian lain
menggunakan UU Anglo-Saxon.

Perbedaan tersebut sudah dijelaskan dalam UUD mereka sejak awal, bukan
ditetapkan belakangan dan secara serampangan. Untuk Indonesia, daerah-daerah
mestinya tidak bisa memakai dan menetapkan peraturan sendiri-sendiri. Itu
bisa kacau.


Bagaimana kalau otonomi daerah juga mengatur persoalan agama?

Otonomi daerah itu perlu dipahami sebagai kebebasan melaksanakan aturan,
bukan kebebasan menetapkan UU. Pengertian otonomi daerah itu bukan seperti
yang terjadi sekarang ini; daerah mau merdeka di mana-mana dan dalam segala
hal. Sikap itu tidak benar.


Apakah beberapa daerah yang mayoritas nonmuslim seperti NTT, Papua, Bali,
dan lain-lain dibolehkan menerapkan aturan agama mereka masing-masing dengan
alasan otonomi daerah?

Iya nggak apa-apa. Itu konsekuensinya kan? Makanya, kita tidak usah
ribut-ribut soal perda dan aturan yang berasal dari satu agama. Dulu pada
1935, kakek saya dari ayah (almarhum KH Hasyim Asy?ari, Red) sudah ngotot
berpendapat bahwa kita tidak butuh negara Islam untuk menerapkan syariat
Islam. Biar masyarakat yang melaksanakan (ajaran Islam, Red), bukan karena
diatur oleh negara.

Alasan kakek saya berpulang pada perbedaan-perbedaan kepenganutan agama
dalam masyarakat kita. Kita ini bukan negara Islam, jadi jangan bikin
aturan-aturan yang berdasarkan pada agama Islam saja.


Ada yang berpendapat dengan RUU APP dan sejumlah perda syariat, Indonesia
akan "diarabkan". Anda setuju?

Iya betul, saya setuju dengan pendapat itu. Ada apa sih sekarang ini?
Ngapain kita ngelakuin gituan. Saya juga bingung; mereka menyamakan Islam
dengan Arab. Padahal, menurut saya, Islam itu berbeda dengan Arab. Tidak
setiap yang Arab itu mesti Islam. Contohnya tidak usah jauh-jauh. Semua
orang tahu pesantren itu lembaga Islam, tetapi kata pesantren itu sendiri
bukan dari Arab kan? Ia berasal dari bahasa Pali, bahasa Tripitaka, dari
kitab agama Buddha.


Kalau syariat Islam diterapkan di Indonesia secara penuh, bagaimana nasib
warga nonmuslim?

Ya, itulah? Kita tidak bisa menerapkan syariat Islam di Indonesia kalau
bertentangan dengan UUD 45. Dan, pihak yang berhak menetapkan aturan ini
adalah Mahkamah Agung. Hal ini menjadi prinsip yang harus kita jaga
bersama-sama. Tujuannya agar negeri kita aman. Jangan sampai kita ini, dalam
istilah bahasa Jawa, usrek (Red: ribut) terus. Kalau kita usrek, gimana mau
membangun bangsa? Ribut melulu sih... Persoalannya itu-itu saja.


Bagaimana barang dan tayangan erotis yang kini dianggap sudah akrab dalam
masyarakat kita?

Erotisme merupakan sesuatu yang selalu mendampingi manusia, dari dulu hingga
sekarang. Untuk mewaspadai dampak erotisme itu, dibuatlah pandangan tentang
moral. Dan moralitas berganti dari waktu ke waktu. Dulu pada zaman ibu saya,
perempuan yang pakai rok pendek itu dianggap cabul. Perempuan mesti pakai
kain sarung panjang yang menutup hingga mata kaki.

Sekarang standar moralitas sudah berubah. Memakai rok pendek bukan cabul
lagi. Karena itu, kalau kita mau menerapkan suatu ukuran atau standar untuk
semua, itu sudah pemaksaan. Sikap ini harus ditolak. Sebab, ukuran satu
pihak bisa tidak cocok untuk pihak lain.

Contoh lain adalah tradisi tari perut di Mesir yang tentu saja perutnya
terbuka lebar dan bahkan kelihatan puser. Mungkin bagi sebagian orang, tari
perut itu cabul. Tapi di Mesir, itu tarian rakyat; tidak ada sangkut-pautnya
dengan kecabulan.


Jadi, erotisme itu tidak mesti cabul, Gus?

Iya, tidak bisa. Anda tahu, kitab Rawdlatul Mu?aththar (The Perfumed Garden,
Kebun Wewangian) itu merupakan kitab bahasa Arab yang isinya tata cara
bersetubuh dengan 189 gaya, ha-ha-ha.. Kalau gitu, kitab itu cabul, dong?
ha-ha-ha?

Juga ada kitab Kamasutra. Masak semua kitab itu dibilang cabul?
Kadang-kadang saya geli, mengapa kiai-kiai kita, kalau dengerin lagu-lagu
Ummi Kultsum -penyanyi legendaris Mesir- bisa sambil teriak-teriak "Allah?
Allah?" Padahal, isi lagunya kadang mengajak orang minum arak, ha-ha-ha..

Sangat saya sayangkan, kita mudah sekali menuding dan memberi cap sana-sini;
kitab ini cabul dan tidak sesuai dengan Islam serta tidak boleh dibaca.


Bagaimana soal tak boleh membuka dan melihat aurat dan karena itu orang
bikin aturan soal aurat perempuan lewat perda-perda?

Menutup aurat dalam arti semua tubuh tertutup itu baik saja. Namun, belum
tentu kalau yang disebut aurat itu kelihatan, hal itu tidak baik. Aurat
memiliki batasan maksimal dan minimal. Nah, bukan berarti batasan minimal
itu salah.

Kesalahan RUU yang ingin mengatur itu adalah menyamakan batasan maksimal dan
minimal dalam persoalan aurat. Sikap itu merupakan cara pandang yang salah.
Kemudian, yang disebut aurat itu juga perlu dirumuskan dulu sebagai apa.

Cara pandang seorang sufi berbeda dengan ahli syara? tentang aurat. Demikian
juga dengan cara pandang seorang budayawan. Tukang pakaian melihatnya beda
lagi; kalau dia tak bisa meraba-raba, bagaimana bisa jadi pakaian?
ha-ha-ha.. Batasan dokter beda lagi. Kerjanya kan ngutak-ngutik, dan
buka-buka aurat, itu, he-he-he.(*)


Koming

 
At 8:57 AM, Blogger Madé Harimbawa said...

Bayangkan, berapa langkah kita telah dan akan mundur ke belakang..

Bayangkan, betapa banyak waktu dibuang untuk mengurusi hal-hal yang tak semestinya terlalu banyak diurusi..

Hanya bangsa yang Besar yang bisa berkata "bhinneka tunggal ika".. dan lagi: "tan hanna dharma mangrwa."

Jaya Indonesia!

Satyam eva Jayate,
Kebenaranlah yang (akan) Menang!

Jangan takut, jangan meyerah.. terus berjuang Indonesia.

 
At 12:12 AM, Anonymous Anonymous said...

Gus Dur ga nyeleneh kok. Bener adanya. Tapi sewaktu jadi presiden kesannya jelek banget. Banyak yang mau jatuhin apa ya?

 
At 11:01 PM, Anonymous Anonymous said...

mungkin juga gus dur ngomong bener , karena dia baca alquran nggak salah toh kalau kita bisa mengakui keburukan dri sendiri

 
At 8:00 PM, Anonymous Anonymous said...

Batasan Gus Dur saya rasa lain lagi... Menurut saya orang bugil pun bisa dibilang ngga membuka aurat soalnya Gus Dur ngga ngeliat tuh:)

 
At 6:17 AM, Anonymous Anonymous said...

Ngapain ngomong soal Gus Dur, loe itu udah nggak punya kekuatan untuk melawan RUU APP.

Sebaiknya nyerah aja,...loe ngomong apa , please..tapi UU Pornografi tak mungkin dibatalkan.

Kalo loe masih ngotot untuk mendukung porno-porno. Sebaiknya dilokalisir aja, dimana gitu..

 
At 11:11 PM, Anonymous Anonymous said...

kanapa nggak boleh ngomongin gus dur , knapa kami nggak boleh ngomong tapi kamu boleh ,dari sini kami jadi tau apa yg kamu mau . walaupun kamu bilang RUU APP akan gol so what, apa kamu pingin bilang kamu ingin jadi ikon nya .no problem go head .but one thing BALI is BALI . kami nggak perduli kamu ada di mana ,siapa , mau apa , ngomong apa tapi TUHAN tau mana yg benar & yg salah dan kanu tak akan pernah bisa menandingi kekuasaan nya , ingat !!!!!!!

 
At 11:15 PM, Anonymous Anonymous said...

walaupun kamu kamu YG pro "RUU APP " ingin mencoba menjadi hakim tapi kamu nggak akan lama , hakim yg paling bijaksana adalah TUHAN

 
At 5:47 AM, Anonymous Anonymous said...

Saya yakin,..TUHAN tidak menyukai kalau makhluq yang disebut manusia suka dengan yang porno-porno. Jika ada tuhan yang mendukung cinta porno,...mungkin tuhan bikinan manusia

 
At 8:27 PM, Anonymous Anonymous said...

porno emang salah tapi kita manusia yg punya otak yg harus berpikir apa yg baik & yg buruk , walaupun ada undang 2 kalo emang otak nya ngeres tetep aja

 
At 12:11 AM, Anonymous Anonymous said...

porno emang salah tapi kita manusia yg punya otak yg harus berpikir apa yg baik & yg buruk , walaupun ada undang 2 kalo emang otak nya ngeres tetep aja
==================================
Selain pendekatan agama agar kita semua berfikir positif/tidak ngeres, manusia perlu diikat oleh UU agar tidak merugikan orang lain,... Sama dengan koruptor,..ada UU nya aja masih menyalahgunakan APBD,..siapa dia?

 
At 12:29 AM, Anonymous Anonymous said...

walaupun benar uu bisa dibuat untuk mengontrol tapi kalo pribadinya memang rusak nggak ada yg bisa jamin , apa kamu mau jadi jaminan nya ??????

 
At 10:26 PM, Anonymous Anonymous said...

kalo mo busuk , busuk aja ,jangan bawa bawa orang lain . kamu yg rusak kok orang lain yg di penjara

 
At 10:51 PM, Anonymous Anonymous said...

semoga tuhan yg kuasa segera menunjukan kebesaran nya . bahwa hanya beliau yg mampu & kuasa atas segalanya . wahai orang orang munafik ... berkemaslah , sebelum kau di berangkatkan ke tempat di manakau seharusnya berada

 
At 3:06 AM, Anonymous Anonymous said...

saatnya orang orang munafik harus di beri pelajaran

 
At 4:46 AM, Anonymous Anonymous said...

Jakarta diramal akan kena bencana....ia biar aja....kita tau jakarta sudah bau dipenuhi orang-orang munafik. Orang yang ngaku alim......orang yang mengaku tuhan....orang yang mengakuutusan tuhan......biarlah Habib risiq yang pertama di kemplang.......huuuuaaahahahahahahahahahahahahaha....

 
At 11:49 PM, Anonymous Anonymous said...

Tuhan menciptakan Adam dan Hawa telanjang. Apakah itu bisa dikatakan porno......
=========================
Orang hindu,...tidak mempercayai Adam dan Hawa,...loe agamanya apa sih,...mau nyampur aduk ?, jangan-jangan anda memang provokator kelas tengik

 
At 11:54 PM, Anonymous Anonymous said...

walaupun benar uu bisa dibuat untuk mengontrol tapi kalo pribadinya memang rusak nggak ada yg bisa jamin , apa kamu mau jadi jaminan nya ??????

===================
Pribadi,..tentu paling pegang peranan. Tetapi lingkungan juga besar pengaruhnya. Nah,...jika pemodal itu dibiarkan dan di ijinkan mencetak pornografi, film sex,..terus apa jadinya.?..Inilah yang dimaksud perlunya UU.

Buat Bagus Bali,..
Korupsi yang ada di Bali, yang melibatkan Elit22, itu juga moral. Kehadiran Majalah Play Boy, juga Moral,...dan UU itu adalah penegasan Moral, aagar perbuatan orang tidak merugikan yang lain

 
At 11:55 PM, Anonymous Anonymous said...

walaupun benar uu bisa dibuat untuk mengontrol tapi kalo pribadinya memang rusak nggak ada yg bisa jamin , apa kamu mau jadi jaminan nya ??????

===================
Pribadi,..tentu paling pegang peranan. Tetapi lingkungan juga besar pengaruhnya. Nah,...jika pemodal itu dibiarkan dan di ijinkan mencetak pornografi, film sex,..terus apa jadinya.?..Inilah yang dimaksud perlunya UU.

Buat Bagus Bali,..
Korupsi yang ada di Bali, yang melibatkan Elit22, itu juga moral. Kehadiran Majalah Play Boy, juga Moral,...dan UU itu adalah penegasan Moral, aagar perbuatan orang tidak merugikan yang lain

 
At 11:58 PM, Anonymous Anonymous said...

walaupun benar uu bisa dibuat untuk mengontrol tapi kalo pribadinya memang rusak nggak ada yg bisa jamin , apa kamu mau jadi jaminan nya ??????

==================
Eh bli,..

Agar pribadi tidak rusak,..terus bagaimana ?

Maka perlu pendidikan :
1. Diri
2. Keluarga
3. Lingkungan

RUU APP bagian dari menciptakan pendidikan lingkungan yang kondusif

KAmi Setuju RUU APP
Wassalam

 
At 12:04 AM, Anonymous Anonymous said...

semoga tuhan yg kuasa segera menunjukan kebesaran nya . bahwa hanya beliau yg mampu & kuasa atas segalanya . wahai orang orang munafik ... berkemaslah , sebelum kau di berangkatkan ke tempat di manakau seharusnya berada
=============================
Berkali-kali ada istilah munafik. Dalam Islam Munafik adalah orang kafir mengaku Islam. Orang Kafir adalah orang yang menolak Islam. Istilah ini ...salah kaprah penggunaannya. Sebaiknya pakai istilah opurtunis atau yang lain..lah

 
At 12:07 AM, Anonymous Anonymous said...

Hanya tuhan yang maha tau dan maha benar. Menurut anada moral manusia perlu diatur oleh RUU APP, tapi menurut kami moral kami cukup diatur oleh agama dan keluarga sebagai dasar pendidikan
=================
Baik,...bagaimana agama anda dalam mengatur kebebasan porno ?,..bisa dijawab ?

Ahmad - Bali

 
At 8:07 PM, Anonymous Anonymous said...

kan gw dah bilang percuma kan??? makasiat itu susah di berantas!! apalagi dgn keadaan negara sekarang sekarang itu masalahnya bukan agama mereka kelaperan perut kosong nyari kerja yg halal gak dapet gitu dech jdnya!!! buang2x tenaga aja dech yg model2x FPI dkk mo berantas maksiat yg ada yg kena batunya bukan yg kerja maksiat malah yg laen yg kena batunya!! heran gw banyak amat idiot di bumi indonesia tercinta ini!!

Buat ahmad :
Coba lu....urusin dolu DOLY, kalau udah beres itu apapun produk pemerintah gue pasti turutin. Dan gue pasti angkat Topi buat lo.....

Mr. Ridick

 
At 8:32 PM, Anonymous Anonymous said...

Ahmad-ahmad..............
Nggak realistis

 
At 5:47 AM, Anonymous Anonymous said...

Mas ahmad, gimana toh yo..
Anda mungkin tinggal di Bali tidak tau apa tidak mau tau, kejahatan, pelacuran, dan bahkan TERORIS juga bukan pelaku2nya orang2 BAlI....

TERORIS yang udah dengan bangganya membunuhin sodara2ku masih juga dengan bangga nyebutin nama2 TUHAN.. akh.. malu-maluin aja, bikin nama Islam jadi ternoda. Orang BALI sangat taat dan percaya dengan hukum Karma Pala. Mereka nerapin agamanya bukan dengan omong doank.....

Mbok yo, klo mas akhmad tinggal di Bali, sering2 donk baca2 buku di Gramedia atau dimana kek, cari perbandingan dalam KAMA SUTRA.....
Sex adalah sangat suci begitu kata KAMA SUTRA...
Sering dengerin donk ceramah2 Prof. Wimpie Pangkahila. Beliau adalah guru besar bidang Andrologi dan Seksologi... Klo gak salah beliau tinggal di BALI....

Wasalam,

 
At 6:03 AM, Anonymous Anonymous said...

Ma'af saya awam dengan agama hindu,...saya ingin tahu,...bagaimana hindu mengatur kebebasan porno ?..

Semua komentar diatas sama sekali tidak ada hubungan dengan pertanyaan saya,..

" Bagaimana agama anda mengatur kebebasa porno ?...

Jangan emosi...saya pingin tahu beneran..bagaimana menurut agama anda porno itu diatur dalam agama ?.

 
At 6:17 AM, Anonymous Anonymous said...

Kalau anda pingin tau cukup dengan kendalikan hawa nafsu dalam diri sendiri yang disebut "SADRIPU".
=========================

Oke,.....bagaimana dengan perilaku dari para produser pornografi, porno aksi. Contoh pengedar film porno, walau sang pengedar itu tidak melihat. Bagaimana agama hindu mengaturorang-orang seprti tersebut ?

 
At 6:51 AM, Anonymous Anonymous said...

Mas yang cerewet....saya hargai pertanyaan anda.

Bung sebelum bergerak lebih lanjut.....apakah anda yakin tentang kekuatan agam..????

Kalau anda yakin Agama dapat menangkal jauh dari pada itu. Termasuk agama yang anda peluk....

 
At 7:55 AM, Anonymous Anonymous said...

Agama itu semua baik,hanya orangnya yg dungu seperti buat ruuapp,ngebom
dimana mana ditempat yg bukan miliknya,jadi PSK,korupsi,penyiksa
dan memperkosa TKW seperti di Arab atau Malaysia,lihat porno diinternet ayo mo ngaku nggak,trus terang aku nggak suka buka yg gitu!
Siapa yg paling banyak jadi PSK danhidung blang,mklar di Bali N Ind

 
At 3:18 PM, Anonymous Anonymous said...

na,kaum mana yg suka bom bunuh diri
ditempat orang lain,negara korupt,
belajar cari pengetahuan di negri yg disebut kafir dasar goblog!,
sudah dpt ilmu buat membunuh manusia dng jihadnya,jadi PSK,pen-
curi,perampok.Apa ada orang belajar
ilmu kedokteran,fisik,kimia,matema-
tika dan ilmu tehnik yg lainnya se-perti komputer di ngri gurun pasir?
ha.....tanpa bantuan orang kafir,ne
gri gurun pasir tdk sejahtra,tapi tak smua.Mendingan di Asia tanpa bantuan negri lain tak miskin tapi Indonesia slalu di incar2 sejak dulu kala, ada yg baik saling tukar
dagang kemudian ada yg jahat mengejar dan membunuh kalo tak mengikuti pahamnya sehingga ada yg lari ke pegunungan ato lari ke pulau sebrang,ada yg ngeruk ke kaya
an Indonesia dan terakhir ingin mem
brangus budaya nusantara.Tuhan akan
mengutukmu,memberikan peringatan dgn gejala alam! namamu sudah jelek
danrusak.Kenapa kalian orang indonesia yg jelek tak sadar akan kejelekkan Munafik2Indonesia dan sejenis itu membuat negri elok dan subur ini miskin dan kaco, sadarlah
tidak terlambat memperbaiki diri. Ingat kejayaan Jaman Sri Wijaya dan Majapahit! klo tdk sama seperti
jaman itu paling tdk kita di Indone
sia adarasa aman dan damai saling menghormati satu sama lainnya!!!
Branguslah kemiskin dan korupter di
negri ini!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

 
At 1:42 AM, Anonymous Anonymous said...

Brangus juga yg mau memesiumkan budaya Nusantara! Unesco ada melindungi budaya Dunia!!!!!
Tuhan itu satu!
Kristen menyembahnya dgn menhadap patung Yesus.
Umat Budha menyembah dgn dibuatkan
patung Budha.
Umat Kongfucu dgn simbul2
Umat Hindu Juga begitu dan arahnya
menuju di mana terbitnya Matahari
Umat Islam menyembahnya menghadap
di mana Batu Hitam Segiempatpanjang
terbesar di Mekah yg tiap tahun di ciumi dan di kelilinginya shg dpt nama tambahan haji.
Juga ada umat Islam yg tdk kesana seperti Iran juga ada yg di Indonesia.
Oleh karena itu mari kita bersama menjunjung tinggi kedamaian dan ke-adilan di dunia ini. Jangan balas dendam,jangan membunuh(dgn ngebom)
umat dan alam ini.Tuhan akan marah.
Kita di Indonesia cukup merenungkan
lagunya Ebiet G Ade : Berita kpd
kawan saja bisa mengartikan bencana
alam dgn tingkah manusia di sekitar
nya.Bnyak tokoh dunia yg baik harus di tiru yg jelek dibuang saja

 
At 7:38 PM, Anonymous Anonymous said...

benar nggak usah cari massa , yg penting mencari masa demi akhirat nanti

 
At 2:53 PM, Anonymous Anonymous said...

naa tau rasa sekarang,kenyataan sebenarnya

 
At 10:36 PM, Anonymous Anonymous said...

RUUAPP=Rancangan Undang Undang Arab Padang Pasir.

 
At 10:49 PM, Anonymous Anonymous said...

buat yg doyan bisnis , ini mungkin udah saatnya buat berternak onta , atau memproduksi susu onta .

 
At 1:46 AM, Anonymous Anonymous said...

YUP BENAR BANGET , ITUNG ITUNNG BANTU ANAK INDONESIA YG DI KACAUKAN SISTIM PENDIDIKANYA , SUBSIDI SUSU ONTA BIAR CEPET PINTAR & CEPET GEDE ,

 
At 3:56 PM, Anonymous Anonymous said...

o..oo.o...tdk mau susu ontaa..nanti otak tak pintar,jadi keras...N bau onta...ciisssspergi!! bisa gunung, hutan di gundulin lagi mau tambah kwalat ya!!!kasihan masyarakat tambah sengsara!!!!sudah tzunami,banjir,tanah longsor,gunung meletus, gempa!!!!!!Pikirlah dgn hati nurani yg tulus,kita harus memelihara apa yg ada di Indonesia.

 
At 11:35 PM, Anonymous Anonymous said...

RUUAPP=Rancangan Undang Undang Arab Padang Pasir.
==============

Anti Islam boleh,...tapi RUU APP itu rasanya nggak ada hubungannya dengan Arab. RUU APP cuma mengatur peredaran dan produksi porno grafi. Kenapa anda kesel ...?

 
At 11:39 PM, Anonymous Anonymous said...

Ingat kejayaan Jaman Sri Wijaya dan Majapahit! klo tdk sama seperti
jaman itu paling tdk kita di Indone
sia adarasa aman dan damai saling menghormati satu sama lainnya!!!
================================
Masak zaman seperti ini masih mengingat-ingat majapahit... Itu kan jaman kerajaan, yang otoriter, dan tidak sesuai dengan zaman sekarang

 
At 2:24 AM, Anonymous Anonymous said...

wah ini bener orang nggak berpikir nyata.RUUAPP sdh nyata berhubungan dgn Arab,budaya Indonesia mau dimesiumkan,dikerubungi,huuh gila!!

Sejarah Indonesia harus di ingat,klo tak gitu kwalat seperti sekarang. Bangsa indonesia jangan dikekang sling bergantian,biarlah berkembang dan maju,yg baik diambil yg tdk baik dibuang.
Yg penting jangan lupa ajaran luhur nenek moyang kita agar rakyat indonesia hidup sejahtera dan damai!

 
At 2:46 AM, Anonymous Anonymous said...

hai..11:39 PM, na itu jaman dulu sdh terbukti bangsa indonesia pernah jaya pd jaman Majapahit dan Sri Wijaya. Apa nggak tahu jaman berubah ada yg tetap masih ngr. kerajaan dan ada yg berubah menjadi republik dll
biarlah indonesia berkembang dan maju............................

 
At 6:58 PM, Anonymous Anonymous said...

bangsa yg tak mau mengingat lagi sejarah bangsanya adlah bangsa yg tidak bisa menghargai bangsanya sendiri . buat yg sok tau di atas , kamu tau nggak kalo nggak ada majapahit indonesia nggak akan ada , begitu juga dengan kamu . orang mengingat bukan berarti ingin kembali tapi ingin mengenang bahwa semua itu pernah ada & akan jadi bagian sejarah bangsa yg abadi . kalo kurang jelas mendingan kuliah lagi deh deh biar lebih jelas , sekalian ambil jurusan sejarah indonesia. ok deh ..... selamat belajar

 
At 9:26 PM, Anonymous Anonymous said...

Hai anonym 11.35...
kata anda "RUU APP cuma mengatur peredaran dan produksi porno grafi. Kenapa anda kesel ...?"

BAca dong semuanya. Bukti bahwa anda pendukung ruu app nggak baca seluruh isi ruu app.
Ato mungkin anda sendiri muak dg isinya, shg anda cuma menarik kesimpulan bahwa ruu app isinya CUMA MENGATUR PEREDARAN DAN PRODUKSI PRONOGRAFI?

 
At 9:29 PM, Anonymous Anonymous said...

kITA NGGAK ANTI ISLAM KOK, TAPI KALO ISLAM YANG KAYAK DIAJARIN ABU BAKAR BAASYIR YANG BANGGA DGN SEMANGAT JIHAD AMROZI DKK. NO
ISLAM YANG SPERTI MMI FPI, NO
ISLAM SPT GUS DUR, YES

 
At 11:35 PM, Anonymous Anonymous said...

iselem nak sujatine ye mule selem kole pang ngenahne luung nyaru isinange barak .yen jani sube kentare , rage ane nawang patut sayage

 
At 10:56 AM, Anonymous Anonymous said...

kITA NGGAK ANTI ISLAM KOK, TAPI KALO ISLAM YANG KAYAK DIAJARIN ABU BAKAR BAASYIR YANG BANGGA DGN SEMANGAT JIHAD AMROZI DKK. NO
ISLAM YANG SPERTI MMI FPI, NO
ISLAM SPT GUS DUR, YES
============================
Ia,...saya tentu sangat tidak setuju Islam disalah gunakan seperti yang dilakukan Amrozi cs.

Dan tidak pula Islam itu seperti yang lakukan Gus Dur.

Untuk semua agama,...sangat tidak tepat kalo agama dilihat hanya dari performance pemeluknya. Agar obyektif Agama meski di lihat dari apa yang diajarkan dari kitabnya. Kalo Islam ya dari Al Qur'an, Hindu dari Wedha, Buda Tripitaka dll.

Pertanyaannya,..untuk muslim...sudahkah mempelajari Al Qur'an. Dan untuk hindu,...sudahkan dipelajari melalui sumber aslinya , wedha ?

Di Indonesia,...tampaknya beragama tidak banyak yang bepegang melalui sumber aslinya,..tetapi ngikut dari kebanyakan penganutnya

 
At 6:25 PM, Anonymous Anonymous said...

so show what u espect .kalo kamu emang putih putih aja , jangan bilang merah atau biru . gimana bagus nggak ..........?

 
At 8:31 PM, Anonymous Anonymous said...

Orang hindu, kalo ingin mempelajari wedha, dia harus siap lahir dan bathin serta MEWINTEN dulu, nggak sembarangan orang bisa ngambil kitab suci. untuk kemudian diajarkan kepada Sisya-nya (murid-red)
nggak kayak muslim mempelajari Alquran dari kecil kemudian disalah tafsirkan
itu lebih berabe lagi (amrozi, etc contohnya)
Yang nggak niru amrozi, syukur.

 
At 2:36 AM, Anonymous Anonymous said...

buat anonym 6:58PM,rupanya kamu nggak pake mata ke dua ato lagi ngantuk,coba baca lagi yg diatasmu itu,ah jangan asal komentar........
yg diatasmu itu dari tulisannya masih menghormati sejarah nenek moyangnya,sejarah Indonesia dan tdk menyukai keadaan seprti sekarang...risuh rusuh mau memaksa kehendak saja!

 
At 5:00 AM, Anonymous Anonymous said...

Orang hindu, kalo ingin mempelajari wedha, dia harus siap lahir dan bathin serta MEWINTEN dulu, nggak sembarangan orang bisa ngambil kitab suci. untuk kemudian diajarkan kepada Sisya-nya (murid-red)
nggak kayak muslim mempelajari Alquran dari kecil kemudian disalah tafsirkan
itu lebih berabe lagi (amrozi, etc contohnya)
Yang nggak niru amrozi, syukur
==============================
Memang ada orang belajar Islam kemudian disalahtafsirkan. Bahkan ada yang mencoba untuk diselewengkan sehingga dicetak Al Qur'an yang orisinil.

Tetapi Al Qur'an adalah kitab suci. Dan terbukti setiap upaya menyelewengkan pasti akan terbongkar. Huruf, bacaan dan bahasanya sejak dulu ya tetap tak sedikitpun berubah.

Jadi orang yang menyeleweng seperti Amrozi, akan mudah terbongkar. Demikian juga Gus Dur

Dulu ada Snock Horgronye,...belajar bahsa Arab kemudian menyebarkan Islam. Akhirnya juga terdeteksi.

Setiap kitab suci saya yakin Tuhan-lah yang menjaganya sendiri. Siapapun bebas mempelajari. Dan saya yakin setiap yang akan memalsu akan kelihatan dan terbongkar.

YAng kini sudah jelas tidak asli adalah kitab Injil. Revisi udah berulang-ulang kali, sesuai dengan selera politik penguasa saat itu. Injil Asli sudah tiada

 
At 7:44 PM, Anonymous Anonymous said...

kok injil sich ? emang kamu di undang waktu revisi ? emang kamu ikut serta ya waktu itu ? trus omong omong kamu baca qur'an nya udah lancar ya ? ato masih mmmmmm..... gitu deh ....? trus yg asli di bawa kemana ,kamu tau nggak sapah yg ambil ? nanti kalo ada yg nyari in bisa dapat upah lo.....
kamu pengen ya.............?

 
At 9:25 PM, Anonymous Anonymous said...

Gus Dur ?? beliau nggak pernah ikut gerombolan tukang BOM(pengkhianat bangsa Indonesia),
menjelekkan umat lain.
Tanya Ba`syir yg ustad itu kelahiran mana krn rupanya lain dr bgs.ind. ?????

 
At 2:39 AM, Anonymous Anonymous said...

Semua kitab suci ditulis oleh manusia... dan pasti bukan Tuhan.
Muhammad aja gak bisa nulis....
Yesus aja gak pernah nulis...
Krishna juga gak menuliskan wejangannya...
Budha aja sadar dengan keterbatasannya....

TETAPI semua kitab suci mengarahkan dan menuntun pada kebenaran. Hargai perbedaan.
Semua manusia bersaudara begitu kata Gandi.

Orang bilang Ilmu pengetahuan mempermudah hidup, Seni memperindah hidup, spiritualitas (baca: agama) mengarahkan hidup.

peace man..

 
At 4:51 AM, Anonymous Anonymous said...

Kribo,anda menemui jalan yg terbaik dgn tulisan anda diatas,smoga smua pembaca di sini menyadari kesalahannya.Anda tlah membuka kunci untuk menuju kedamaian,kesejahteraan bangsa indonesia.Dan mereka yg tlah membaca tulisan anda diatas lalu menyebarkannya, huh betapa bahagia kita di Indonesia.Trimakasih Tuhan.

 
At 3:43 AM, Anonymous Anonymous said...

bo lo emang u hui.....

 
At 11:35 PM, Anonymous Anonymous said...

Tanya Ba`syir yg ustad itu kelahiran mana krn rupanya lain dr bgs.ind. ?????
===============
Kelahiran Bali

 
At 6:53 PM, Anonymous Anonymous said...

bali ???????
di bali sing ade jeleme care i basyir .cangkah cumangkah ,tawang to amah amahan leak .angkele be ye sing bani ke bali .de ngawag ngawag ngomong

 
At 11:07 PM, Anonymous Anonymous said...

biasa,orang yg ngomongnya ngawur sedang stress,tdk punya hati nurani yg luhur,kurang pendidikan ato tdk bisa berbuat baik utk umat lain...ya tentu hasilnya dinikmati sendiri mendapat sebutan jelek di mata dunia.Itulah kebesaran Allah.

 
At 11:14 PM, Anonymous Anonymous said...

sapa bilang yg diatas ngomong ngawur & stress , kamu nggak ngerti apa yg di omongin karena kamu goblok & nggak bisa nerima perbedaan . makanya apa apa yg beda kamu anggap aneh .

 
At 6:35 AM, Anonymous Anonymous said...

eh...paling yg diatas blum bisa paham tulisan ong. lihat bermacam bunga ditaman nak,begitulah indah perbedaan itu.

 
At 8:46 PM, Anonymous Anonymous said...

Tanya Ba`syir yg ustad itu kelahiran mana krn rupanya lain dr bgs.ind. ?????
===============
Kelahiran Bali

11:35 PM

+++++++++++++++++++++++++++++++
rupanya kamu juga udah muak ya sama baasyir??? sama kayak saya. dan kamu sendiri nggak tau baasyir kelahiran mana. Tapi kamu ngawur abis, bilang baasyir kelahiran bali. kamu iri dengan bali yang isinya orang2 yang cinta damai dan menghargai perbedaan. kamu ingin membuang baasyir ke Bali, maksud kamu biar orang bali kena pengaruh baasyir kan? biar orang bali ikut jelek gitu? Eit, jangan dulu, si baasyir berani menginjakan kakinya di bali, saya panggang dia.

 
At 11:53 PM, Anonymous Anonymous said...

seorang ulama sejati semestinya dihormati,klo ulama palsu ya tentu menerima sebaliknya. Tuhan itu Maha Adil !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

 
At 3:26 AM, Anonymous Anonymous said...

juga jangan asal bacot ,coba coba nge- rancang RUU APP tapi kawin sirih di halal kan .sama juga bohong................!!!!!!

 
At 10:06 PM, Anonymous Anonymous said...

jihad yuk jihad.........
kemana?????????
Libanon.........

 
At 12:22 AM, Anonymous Anonymous said...

maaf,aku nggak mau berjihad(membunuh orang)tanpa kebajikan.Walupun dikasi duit.Itu urusan israel dan hisbollah. Lebih tepat memperbaiki keadaan bangsa kita yg sedang di derita oleh kemunafikan/kekejaman si amrozy dan sejenisnya yg telah mengebom tempat2 suci,tempat keramaian,kedutaan asing,Bali daerah yg paling damai di Indonesia dan ingin tetap mempertahankan budaya Indonesia walupun perkembangan jaman sdh maju
memperjuangkan keadilan,menindas KKN,gempa,tanah longsor dan banjir akibat ulah manusia yg otaknya serakah,menyuruh ulama supaya berkata/menulis berita yg bijaksana tdk ngawur seperti mui,baasyir.

 
At 6:34 PM, Anonymous Anonymous said...

lebih baik bangun bangsa sendiri dulu dari pada membangun bangsa oranglain yg nggak jelas masalah nya apa

 
At 3:02 AM, Anonymous Anonymous said...

silahkan baca dua dari tulisan konyol surat pembaca pikiran rakyat 070806.Munafik benar terhadap bangsanya sendiri yg sedang di landa kerusuhan oleh umat kita yg munafik dan bencana alam.Bangsa arab dan pengikutnya tak kan pernah maju kalo nggak di bantu oleh bangsa lain ato barat.Bisanya menjiplak,belajar ilmu di Barat/negri kafir(menurut mereka),lantas ilmunya untk menghancurkan umat lain.Tuhan itu adil, akan kelihatan nanti siapa yg terbanyak melakukan ke khilafan di dunia ini dgn ciri bangsa itu selalu bodoh dan terbelakang.

 
At 7:56 AM, Anonymous Anonymous said...

Eh,...nggak usah ngomong negeri lain,...mending kita pikirin Bali aja

 
At 7:56 AM, Anonymous Anonymous said...

Eh,...nggak usah ngomong negeri lain,...mending kita pikirin Bali aja

 
At 6:55 PM, Anonymous Anonymous said...

AJEG BALI IS THE ONLY WAY THAT CAN BRING US OUT FROM ALL OF THIS PROBLEM

 
At 11:10 PM, Anonymous Anonymous said...

Larangan Perlihatkan Bagian Tubuh
[11/08/2006, 09:03:13]
Entah apa yang bakal terjadi jika ini didengar pendukung RUU-APP. Sebuah sekolah setingkat SMA di Arlington, Texas, A S melarang baju berleher terlalu rendah

Sebuah sekolah setingkat SMA di Arlington, Negara Bagian Texas, Amerika Serikat, menerbitkan aturan berpakaian bagi pelajar putrinya. Isinya, mereka dilarang mengenakan baju berleher terlalu rendah sehingga menampakkan belahan dadanya. "Kalau kalian dapat melihat belahan dada perempuan, itu tidak diizinkan," kata Kepala Sekolah itu James Adams.

Alasan pihak sekolah, baju seperti itu mengganggu proses belajar mengajar, terutama bagi pelajar putranya. Mereka jadi tidak konsentrasi mengikuti pelajaran karena terpecah dengan "pemandangan" tersebut.

Ketua dewan sekolah Sherri Wade menguatkan argumen Adams tadi. "Cukup buruk. Para pemuda kita lebih memperhatikan itu (belahan dada rekan putrinya) daripada buku Bahasa Inggris atau Buku Ilmu Pengetahuannya," katanya.

Anehnya, peraturan seperti ini bisa terjadi di negeri yang penganut paham kebebasan. Jika itu terjadi di Indonesia, boleh jadi penentang RUU-APP sudah konfrensi pers dan mengadakan pawai penolakan.

 
At 12:02 AM, Anonymous Anonymous said...

nggak ngerti juga ,gosok tuh hati yg bersih dgn budhi pekerti & agama

 
At 3:18 AM, Anonymous Anonymous said...

nggak usah puasa bulanan toh di hapus oleh bos sarangnya teroris dan ada ustad yg ngijinkan ngebom di indonesia di mana2.Ngurusin ini aja belum beres,di tambah lagi dgn bencana alam krn banyak munafik di indo. Seragam sekolah udah ada bung/neng! jangan lagi menyusahkan rakyat!

 
At 9:05 AM, Anonymous Anonymous said...

Larangan Perlihatkan Bagian Tubuh
[11/08/2006, 09:03:13]
Entah apa yang bakal terjadi jika ini didengar pendukung RUU-APP. Sebuah sekolah setingkat SMA di Arlington, Texas, A S melarang baju berleher terlalu rendah

Sebuah sekolah setingkat SMA di Arlington, Negara Bagian Texas, Amerika Serikat, menerbitkan aturan berpakaian bagi pelajar putrinya. Isinya, mereka dilarang mengenakan baju berleher terlalu rendah sehingga menampakkan belahan dadanya. "Kalau kalian dapat melihat belahan dada perempuan, itu tidak diizinkan," kata Kepala Sekolah itu James Adams.

Alasan pihak sekolah, baju seperti itu mengganggu proses belajar mengajar, terutama bagi pelajar putranya. Mereka jadi tidak konsentrasi mengikuti pelajaran karena terpecah dengan "pemandangan" tersebut.

Ketua dewan sekolah Sherri Wade menguatkan argumen Adams tadi. "Cukup buruk. Para pemuda kita lebih memperhatikan itu (belahan dada rekan putrinya) daripada buku Bahasa Inggris atau Buku Ilmu Pengetahuannya," katanya.

Anehnya, peraturan seperti ini bisa terjadi di negeri yang penganut paham kebebasan. Jika itu terjadi di Indonesia, boleh jadi penentang RUU-APP sudah konfrensi pers dan mengadakan pawai penolakan.

 
At 1:43 AM, Anonymous Anonymous said...

yg diatas klo nggak suka indonesia maju pergi aje kumpul lagi dg grombolanmu yg terbelakang itu, sorry.Kita di ind ingin hidup saling toleran dgn kesopanan tatanan indonesia.

 
At 7:54 PM, Anonymous Anonymous said...

wah, rupanya dia anggap itu adalah berita besarm yang perlu diekspos di indonesia. jeleme lengeh sajane. sudah dibilangin indonesia udah ada seragam sekolah. don't worry, be happy, anak2 sekolah nggak ada yang berseragam yang kelihatan buah dadanya.

 
At 10:00 PM, Anonymous Anonymous said...

ngapain repot repot kayak kurang kerjaan aja , udah ada yg ngatursemua itui tugas kamu ( yg di atas nich ) ya jaga diri kamu baik baik .
nggak usah serem serem deh !!!!!

 
At 9:31 AM, Anonymous Anonymous said...

Larangan Perlihatkan Bagian Tubuh
[11/08/2006, 09:03:13]
Entah apa yang bakal terjadi jika ini didengar pendukung RUU-APP. Sebuah sekolah setingkat SMA di Arlington, Texas, A S melarang baju berleher terlalu rendah

Sebuah sekolah setingkat SMA di Arlington, Negara Bagian Texas, Amerika Serikat, menerbitkan aturan berpakaian bagi pelajar putrinya. Isinya, mereka dilarang mengenakan baju berleher terlalu rendah sehingga menampakkan belahan dadanya. "Kalau kalian dapat melihat belahan dada perempuan, itu tidak diizinkan," kata Kepala Sekolah itu James Adams.

Alasan pihak sekolah, baju seperti itu mengganggu proses belajar mengajar, terutama bagi pelajar putranya. Mereka jadi tidak konsentrasi mengikuti pelajaran karena terpecah dengan "pemandangan" tersebut.

Ketua dewan sekolah Sherri Wade menguatkan argumen Adams tadi. "Cukup buruk. Para pemuda kita lebih memperhatikan itu (belahan dada rekan putrinya) daripada buku Bahasa Inggris atau Buku Ilmu Pengetahuannya," katanya.

Anehnya, peraturan seperti ini bisa terjadi di negeri yang penganut paham kebebasan. Jika itu terjadi di Indonesia, boleh jadi penentang RUU-APP sudah konfrensi pers dan mengadakan pawai penolakan.

11:06 PM

9:01 AM

 
At 4:53 PM, Anonymous Anonymous said...

orang non kafir suka niru dan jiplak ilmunya orang kafir,hi tak
tahu malu........................

 
At 7:54 PM, Anonymous Anonymous said...

GARUDA PANCASILA,AKULAH PENDUKUNGMU,PATRIOT PROKLAMASI
SEDIA BERKORBAN UNTUKMU
PANCASILA DASAR NEGARA
RAKYAT ADIL MAKMUR SENTOSA
PRIBADI BANGSAKU
AYO MAJU, MAJU
AYO MAJU, MAJU
AYO MAJU, MAJU

PENJARAKAN MEREKA YANG MENGINGINKAN TEGAKNYA SYARIAT ISLAM DI INDONESIA....
INDONESIA ADALAH NEGARA PANCASILA
BASMI MEREKA.....
GANYANG MEREKA....
INDONESIA BUKAN MILIK MUSLIM.....
HATI-HATI DENGAN RUU APP, KARENA CARA ITULAH YANG MEREKA TEMPUH UNTUK MENEGAKAN SYARIAT ISLAM
SEKALI LAGI, BASMI MEREKA
MERDEKA...........
JAYALAH INDONESIAKU

 
At 9:51 AM, Anonymous Anonymous said...

Diatas itu....dapatlah diterka, siap kalo nggak yang pernah ngaco dimana-mana. mereka nggak mau dikatakan komunis,...tapi kok tidak jauh beda

 
At 9:26 AM, Anonymous Anonymous said...

Ia,....hati orang dapat di ukur dari apa yang ditulis dan diucapkan,...kalo sekotor itu yang ditulis,...yah dapat diterka-lah

 
At 3:03 PM, Anonymous Anonymous said...

ya krn mangkel hukum di indonesia tdk seimbang

 
At 6:52 AM, Anonymous Anonymous said...

Jum'at, 15/09/2006 20:16 WIB
Gadis Anak Polisi Dijual ke Mantan Pejabat Teras
Seorang siswi kelas II SMA, anak seorang polisi dijual oleh oknum polisi kepada lelaki hidung belang. Salah satunya mantan pejabat teras di Bali.

 
At 3:40 AM, Anonymous Anonymous said...

kejadian diatas sdh biasa terjadi dan juga penjualan diri kpd pejabat
baik melalui maklar yg dilakukan oleh gadis,istri,janda,tapi klo ini
sekali terjadi di bali beritanya menjadi heboh !!!buktinya bom bunuh diri,
perampokan,pencurian,penipuan,korupsi,perusakkan alam ciptaan Tuhan...
Bagaimana reaksi mentri agama dan kepala pesantren/agama klo umatnya terbanyak melakukan hal diatas????

 
At 2:27 PM, Anonymous Anonymous said...

24,9,06

 
At 12:42 PM, Anonymous Anonymous said...

pendukung ru2ap2 lagi kemane nih...
kali lagi cari ojekan utk bekal....

 
At 10:31 PM, Anonymous Anonymous said...

tau aja lu ........ jadi malu nich ....

 
At 9:32 AM, Anonymous Anonymous said...

Gadis Anak Polisi Dijual ke Mantan Pejabat Teras
Seorang siswi kelas II SMA, anak seorang polisi dijual oleh oknum polisi kepada lelaki hidung belang. Salah satunya mantan pejabat teras di Bali.

6:52 AM

 
At 9:32 AM, Anonymous Anonymous said...

Gadis Anak Polisi Dijual ke Mantan Pejabat Teras
Seorang siswi kelas II SMA, anak seorang polisi dijual oleh oknum polisi kepada lelaki hidung belang. Salah satunya mantan pejabat teras di Bali.

6:52 AM

 
At 11:55 AM, Anonymous Anonymous said...

240905
tkw diperkosa,disiksa,diperas di arab ato malaysia.
janda,istri dijual kepada toris arab oleh wakil pejabat tertinggi indonesia,
rampok, curanmor,PSK=ruuapp

 
At 1:28 AM, Anonymous Anonymous said...

pak r`publika yg sok saleh tolong anak bh.nya tdk melakukan perbuatan yg tercantum pd 11:55AM,
malu aku nich,maaf !

 
At 4:10 AM, Anonymous Anonymous said...

Meridia weight loss drug (sibutramine) is a weight loss aid, prescribed together with a larger plan of diet and exercise for people who need to lose 30 pounds or more, or for overweight people with additional factors risk (high cholesterol, hypertension).
Proactol weight loss medication is a daily supplement clinically proven that easily help to reduce excess body weight and become attractive, slender person you have always wanted to be. Proactol will absorb up to 28% of fat in everything we eat.
Regenon weight loss medication is used in the short term treatment of obesity. Reduce the effect their appetite tends to decrease after a couple of weeks. Because of this, these drugs are useful only during the first weeks of a program for weight loss. Regenon can help you lose weight while you are learning new ways to eat and exercise. Changes in eating habits and activity level should be developed and continued long-term in order to continue to lose weight and maintain the weight lost from returning.
Tenuate weight loss medication decreases appetite. It is used on a short-term (a few weeks), in combination with diet, to help you lose weight. This drug is sometimes prescribed for other uses; Offices You can address your doctor or pharmacist for more information.
Xenical Weight Loss medication a gastrointestinal lipase inhibitor used in the management of obesity in adult and adolescent patients age 12 and older. This medicine may be used during the weight loss phase or following weight loss to assist in weight management. This medicine works by inhibiting the digestion of fats from the diet and should be used with a reduced-calorie diet.

 

Post a Comment

<< Home