Tuesday, March 21, 2006

On hate-provoking comments

Tentang Komentar-komentar Menghujat


Kami sangat memahami bahwa terdapat sejumlah besar komentar yang bernada menghujat ataupun merendahkan salah satu kelompok. Sejumlah orang telah menganjurkan kepada kami untuk menghapus serta memblokir komentar-komentar semacam itu.

We are quite aware that there has been a big surge recently of demeaning and hate-provoking comments posted on this blog. Many people have advised us to delete and blocking such comments.

Namun kami di Jiwamerdeka meyakini bahwa menghapus atau memblokir komentar-komentar semacam itu tidak akan menyelesaikan apa-apa. Tidak ada yang bisa mengontrol pikiran; tidak RUU, tidak juga pengasuh Blog ini.

However, we at Jiwamerdeka believe that deleting or blocking such comments would not achieve anything. No entity could control the mind; not the Anti Pornography Bill and neither the redactors of this blog.

Kebebasan berpendapat adalah jalan dua arah. Saat kita menuntut kebebasan berpendapat, kebebasan untuk berbeda pandangan, maka pada saat yang sama kita juga harus siap untuk memberikan kebebasan serupa bahkan pada orang-orang yang jelas-jelas berseberangan dengan kita.

Freedom of expression is a two-way street. When we demand for freedom of expression; freedom to hold an opposing opinion, then, at the same time, we have to be prepared to provide similar rights even to those people, who has dedicated their life to refute, contradict and disgrace our opinion.

Menghapus atau memblokir komentar-komentar yang dinilai tidak “cerdas” dan menghujat juga menyimpan satu potensi berbahaya. Tindakan semacam itu akan mengalienasi para “penghujat” dan kemudian akan membuat kita kehilangan gambaran utuh dari realitas sosial di sekeliling kita.

Deleting or blocking those comments, which are perceived as “stupid” and demeaning, would also pose us with one grave danger. Such actions will certainly alienate the authors of those comments, thus, robbing us from the chance to understand the full, true picture of our social surroundings.

Suka atau tidak, para “penghujat” ini adalah bagian dari masyarakat kita. Pendapat-pendapat mereka---logis atau pun tidak---adalah cerminan dari cara berpikir dari sekelompok masyarakat kita.

Like it or not, the authors of those hate-provoking comments are parts of our society. Their opinions---logical or otherwise---are the reflection of a certain way of thinking that prevails among a specific group(s) of our people.

Meski kerap “menyakitkan” hati, kehadiran mereka di blog ini memberi kita kesempatan untuk menguji kelurusan cara berpikir kita sekaligus untuk melibatkan mereka ke dalam sebuah dialog yang konstruktif.

Although their comments have repeatedly offended us, yet, their presences in the blog have bestowed us with the precious opportunities to examine the coherency of our way of thinking as well as to engage them in a constructive dialogue.

Oleh karena itu, mari tetap jaga kewarasan pikiran dan kebesaran hati.

Therefore, let’s keep our mind clear and our heart free of hatred .

Loka Samasta Sukham Bhavantu

May the whole universe is in the state of happines

Marlowe and Jun

43 Comments:

At 8:12 PM, Anonymous Anonymous said...

Setuju! Kalau si penghujat diblokir. Apa bedanya kita dengan tirani? Semua bebas berpendapat. urusan sakit hati harap diurus masing2 individu.

 
At 9:05 PM, Anonymous Anonymous said...

Silahkan berpendapat.....asal jangan berlindung di balik anonimous....tunjukan bahwa anda bertanggung jawab atas apa yang anda ucapkan.
(made Suwung)

 
At 10:27 PM, Anonymous Anonymous said...

"Ambillah hikmah walaupun keluar dari mulut buaya"

 
At 11:24 PM, Anonymous Anonymous said...

saya senang dengan perbedaan, menghujat, menyanjung merupakan bagaian dari manusia, yang dihujat, dan yang menghujat mestinya dapat menjelasakan dengan rasa kekeluargaan sehingga ada selusi atau titik temu dari maksud masing2.
budaya menghujat kan baru diperoleh jadi biarkan saja.
saya yakin akan karma pala, itu pegangan hidup HINDU.

 
At 12:25 AM, Anonymous Anonymous said...

Menghujat,......?
Ya...yang ada adalah saling menghujat. Bukankah anonimous, membela dari hujatan sebelumnya ?, kemudian jadilah saling menghujat.

Adnan Krisna, memulai menghujat dengan mengaitkan adanya rezim thaliban,bahkan cok sawitri paparannya penuh menghujat...terus kenapa kita ribut jika paparan itu ditanggapi dengan menghujat ?

Demo IKIP Singaraja, Renon..juga bentuk penghujatan kepada agama tertentu...kenapa kita kebangkaran jenggot jika kemudian publik balik mengomentari...

sebenarnya yang nggak waras siapa sih...

 
At 12:25 AM, Anonymous Anonymous said...

Menghujat,......?
Ya...yang ada adalah saling menghujat. Bukankah anonimous, membela dari hujatan sebelumnya ?, kemudian jadilah saling menghujat.

Adnan Krisna, memulai menghujat dengan mengaitkan adanya rezim thaliban,bahkan cok sawitri paparannya penuh menghujat...terus kenapa kita ribut jika paparan itu ditanggapi dengan menghujat ?

Demo IKIP Singaraja, Renon..juga bentuk penghujatan kepada agama tertentu...kenapa kita kebangkaran jenggot jika kemudian publik balik mengomentari...

sebenarnya yang nggak waras siapa sih...

 
At 12:26 AM, Anonymous Anonymous said...

Menghujat,......?
Ya...yang ada adalah saling menghujat. Bukankah anonimous, membela dari hujatan sebelumnya ?, kemudian jadilah saling menghujat.

Adnan Krisna, memulai menghujat dengan mengaitkan adanya rezim thaliban,bahkan cok sawitri paparannya penuh menghujat...terus kenapa kita ribut jika paparan itu ditanggapi dengan menghujat ?

Demo IKIP Singaraja, Renon..juga bentuk penghujatan kepada agama tertentu...kenapa kita kebangkaran jenggot jika kemudian publik balik mengomentari...

sebenarnya yang nggak waras siapa sih...

 
At 3:05 AM, Anonymous Anonymous said...

http://www.theage.com.au/articles/2004/03/03/1078295447463.html

Ex-diplomat paid Bali boys for sex and silence, court told

By Matthew Moore
Indonesia Correspondent
Karangasem, Bali
March 4, 2004

Print this article
Email to a friend



Former Australian diplomat William Brown before his court appearance on child sex charges in east Bali yesterday.
Picture: Matthew Moore

A former Australian diplomat paid two Balinese boys aged 13 and 15 for sex at a remote beach before telling them to keep his actions a secret, prosecutors told a court in east Bali yesterday.

Looking older than when he was arrested in January, William Stuart Brown, 51, originally from Canberra, sat quietly before three judges in Karangasem Court as the prosecutor read the six-page indictment that could see him jailed for up to 15 years.

About 60 people packed the court and apart from his lawyer, Brown was alone.

Outside the court, members of the boys' families said they hoped judges would deliver justice and punish Brown heavily.

The father of one of the boys, Ida Made Buruan, said: "I want his sentence as heavy as possible in accordance with what he's done. Frankly speaking I am upset and angry he disturbed my son physically and changed him emotionally and morally.

"And after he is punished he should be returned to Australia because my people don't want to see him around here again."

The head judge offered Brown a translator, but he declined as he is fluent in Indonesian after living here since about 1996.

Prosecutors told the court that on January 1, Brown drove one of the boys, who is still 15, to Jasri Beach, about three hours from Bali's capital Denpasar, where they swam before Brown moved to a public bath where he swam naked.

He called the boy to join him and they engaged in sexual activity.

Brown only released the boy after he said: "It hurts Tony."

The court heard Brown then drove the boy home and gave him 5000 rupiah (A85c).

The following day, Brown again took the boy and the 13-year-old back to the beach where Brown again swam naked in the public bath.

He again engaged in sexual activity with the boys, only stopping when they complained about the pain.

Brown drove the boys home and gave them each 20,000 rupiah and "advised them not to tell anyone", the court heard.

Under Indonesian law, Brown could face up to five years' jail if he is convicted under the criminal code for having sex with children, or could face 15 years if the judges decide to convict him under child protection laws for using violence to have sex with children.

Although Karangasem police chief Superintendent Martanto said in January that Brown had sodomised the boys, the prosecutors did not argue this yesterday.

But they cited a medical report which said both boys had suffered half-centimetre-long blisters on their anuses after Brown had molested them. After the allegations were read against Brown, the two boys were taken into the court to face Brown in a closed hearing.



Passport of William Stuart Brown.


When he emerged from Karangasem jail where he has been held since January, Brown shouted at waiting media that he wanted to give his version of what happened and asked prison authorities to let him talk to journalists.

His lawyer, Suwiga Arya Dauh, said Brown had become "very, very stressed" in recent weeks because of publicity about alleged pedophile networks in Bali.

He said Brown believed several newspaper reports, including one which said an Australian pedophile was linked to 80 missing children in Karangasem, could adversely affect his case.

Although he believes Brown should be sent to prison, Mr Suwiga said he would seek to get a psychologist to argue that Brown was sick and needed treatment and the sentence should be as light as possible.

He said Brown had been "very sad" when he visited him on the eve of his case and told him he was likely to be sent to jail.

"Why have I done this?" Brown had said to him.

 
At 6:26 AM, Anonymous Anonymous said...

jack rock, apa hubungannya berita itu dengan penolakan RUU APP ?

 
At 8:08 AM, Anonymous Anonymous said...

Perlu banyak cermin untuk melihat ke dalam diri. hujat menghujat kapan akan selesai ? Buah Karma tak kunjung usai, kalau tak ada yang mau berhenti. Membela kebenaran tentu ok dan kudu.tapi hujatan di balas dengan hujatan ? apa bedanya ?
Salam Sukses buat teman-teman yang berjuang untuk kebenaran tapi dengan pikiran yang jernih.

 
At 6:03 PM, Anonymous Anonymous said...

Untuk anonymous:
Sabarlah dan tenang, juga jangan karena perdebatan lalu menarik nama sana-sini. Jernih dan lurus kembali ke dialog. Karena setahu kami, pimpinan kami: Cok sawitri, tidak pernah menghujat. Bahkan selalu menegur kami jika kami mulai keluar rel dari komiten gerakan. Pabila ada salah tanggap terhadap sikap pimpinan kami dan sayangnya kami tak tahu anda dimana, kami yakin (kami tahu siapa. Karena itu mari, kita berdialog dengan jernih, dan tak ada yang hitam sempurna, begitu pula putih yang sempurna. Terima kasih dan salam damai selalu, semoga pikiran jernih datang dari seluruh arah.

Om shanti-shanti-shanti

 
At 6:16 PM, Anonymous Anonymous said...

Kalau kita menengok sebentar di beberapa forum diskusi lain, maka hujatan terhadap Orang Bali, hujatan terhadap Orang Hindu Bali dan hujatan terhadap Bali tentulah banyak sekali, bahkan bisa jadi jauh lebih banyak kuantitasnya dari pada hujatan yang ada di forum ini. Itu juga dilakukan oleh orang atau sekelompok orang yang mengatasnamakan agama tertentu. Adakah keinginan Admin forum diskusi bersangkutan untuk ngeblock hujatan itu? Tentu tidak, bahkan hujatan-hujatan itu terkesan ditonjolkan, misalnya forum diskusi di hidayatullah.com dan masih banyak lagi fordis-fordis sejenis yang bernanung dibawah panji-panji agama mereka. Lantas apa? Kenapa fordis ini menjadi takut, ciut seperti seekor anjing jantan yang ekornya diselipkan dibawah perutnya sambil jalan merunduk? Salut buat Admin fordis ini, menghargai perbedaan. Menjadilah anjing yang ekornya diangkat, yang kepalanya tegak, matanya awas dan suaranyapun garang.

 
At 8:19 PM, Anonymous Anonymous said...

kong...kong...kong......auuuuunnnggg.....!!!!!!

 
At 10:47 PM, Anonymous Anonymous said...

Soal Pornografi, Berkacalah ke Dunia
hri/akb/vie

Sebelum berbicara banyak soal pornografi masalah yang tengah menjadi sengkarut kata di DPR maupun di masyarakat sebaiknya kita berkaca pada dunia. Melihat, membandingkan, bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk mengacu.

Setidaknya, dari sana kita akan tahu, apakah RUU itu dibuat untuk menjadikan negeri ini puritan, atau justru menata regulasi yang kini masih alpa. Sementara kita semua tahu, pornografi kini sudah menjadi monster, memangsa korbannya di mana dan kapan saja. Amatilah secermatnya media massa kita setiap harinya. Kriminalitas yang berawal dari masalah pornografi, nyaris setiap hari menjadi penghias tidak sehat media kita. Tidak sekadar menjadi perantara berita, kadang, sebagian media kita, menurut berbagai kalangan, justru telah menjadi pornografi itu sendiri. ''Kehadiran media pornografi itu sangat merusak pendidikan umat. Kami sudah mendidik anak dengan baik-baik, tapi dirusak dengan pornografi,'' kata Pimpinan Pondok Modern Darussalam, Gontor, KH Abdullah Syukri Zarkasyi, dengan suara kecewa.

Karena itu, wajar bila kalangan pendidik seperti Zarkasyi masygul, ketika melihat ada saja kalangan yang seolah tidak peduli dengan semua itu. Ia menilai, kalangan yang menolak tersebut seolah memang tidak memiliki rasa peduli akan moral bangsa yang telah lama dirusak pornografi tersebut. Yang membuatnya heran, kalangan itu seolah tidak pernah kering dengan dalih. Mulai dari tudingan melanggar HAM, membelenggu kreativitas, berpotensi mengacaukan perekonomian, sampai ancaman distegrasi, tak lepas mereka kumandangkan.

Benarkah aturan yang tengah digodok DPR itu akan menempatkan Indonesia menjadi negara puritan, pembelenggu hak asasi manusia, dan memasung kretivitas? Apakah dengan diundangkannya RUU APP, maka Indonesia menjadi satu-satunya negara yang mengatur soal pornografi, di tengah 'masyarakat maju dan demokratis' menyerahkannya pada kedewasaan masing-masing, sebagaimana dituntut para penolak RUU tersebut. ''Tidak juga,'' kata Gati Gayatri, seorang ahli peneliti utama bidang komunikasi dan media. Menurut Gati, negara-negara yang sering dikategorikan maju dan demokratis, justru mengatur persoalan tersebut secara ketat dan teregulasi.

Menurut Gati, Jepang mengatur masalah ponografi dalam article 175 of Japenese Penal Code. Negeri Matahari Terbit itu melarang tercetaknya gambar alat kelamin orang dewasa, persetubuhan, dan rambut alat kelamin di setiap media yang dibaca publik secara terbuka. ''Sedangkan, representasi alat kelamin anak-anak tidak diatur secara ketat,'' kata dia. Di Taiwan, produk lukisan, video, foto, CD-ROMs, electronic signals, dan produk lain yang menggambarkan interaksi seksual atau kegiatan yang tidak pantas yang melibatkan orang-orang berusia di bawah 18 tahun, dianggap kriminal.

Selanjutnya, hal yang sama juga dilakukan negara tetangga, Filipina. Mungkin tidak banyak yang menduga, tetapi negara itu memiliki Republic Act No 7610 yang mereka undangkan pada 1993. Isi regulasi tersebut, antara lain, melarang tindakan mempekerjakan atau memaksa anak-anak di bawah usia 18 tahun melakukan kegiatan cabul atau pertunjukan tidak pantas. Kegiatan yang dilarang itu baik pertunjukan langsung, terekam di dalam keping video, atau menjadi model dalam publikasi cabul dan materi pornografi.

Di Eropa, Gati mencontohkan Inggris, masalah pornografi diatur melalui Protection of Children Act yang diundangkan tahun 1978. Negeri Big Ben itu bahkan mengkriminalisasi tindakan mengambil, mendistribusikan, memamerkan, atau memiliki (bahkan mesti jumlahnya hanya satu) foto tak pantas dari seorang anak di bawah usia 16 tahun.

''Norwegia pun memiliki Amanded Penal Code yang mereka undangkan tahun 1992 untuk mengatasi pornografi,'' kata Gati, memaparkan. Sementara di Australia, kepemilikan pornografi anak dianggap ilegal menurut The Australian Costums Service, undang-undang yang mereka perkenalkan dan terapkan mulai 1995.

Di kawasan Asia, Sri Langka memiliki Ciode Sec 286A, tahun 1995. Sedangkan Kamboja juga tengah membahas aturan hukum soal pornografi. Bagaimana dengan 'pendekar HAM dunia', Amerika Serikat? Di negeri yang mengusung kebebasan berekpresi ini, pornografi didefinisikan sebagai materi yang menunjukkan hal-hal seksual untuk tujuan menimbulkan rangsangan. Tetapi, di negara yang sering kali menepuk dada sendiri sebagai kampiun demokrasi itu, pornografi ternyata sangat dibatasi peredarannya.

''Lihat saja, majalah Playboy dan Penthouse. Di sana peredarannya sangat dibatasi, tidak dijual bebas begitu saja,'' kata Gati. Ia menerangkan, di Amerika, pengertian pornografi mencakup kecabulan atau obscenity. Lewat the First Amandment, Amerika Serikat, terutama sangat melarang obscenity ataupun pornografi yang melibatkan anak-anak di bawah umur (child pornography). Bila di negara lain hal itu diatur, bukankah justru Indonesia akan terasing bila tidak mengatur hal tersebut? Karena itu, kekecewaan sebagaimana yang diutarakan Zarkasyi, sangatlah beralasan.

Sementara itu, berkaitan dengan perdebatan terakhir soal RUU APP, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring, menduga ada gerakan sistematis untuk menyesatkan opini publik. Tifatul menyatakan, dia mencermati, di antara para penentang RUU APP ada yang sengaja bergerak menyesatkan RUU itu sampai ke tingkat bawah, termasuk melibatkan para artis.

''Seperti adanya pernyataan bahwa RUU APP melecehkan perempuan, mereka yang memakai kemben akan ditangkapi, misalnya,'' kata Tifatul. Ia mengatakan hal itu sebagai penyesatan, karena RUU itu memang tidak mengatur pelarangan kemben.

''Saya khawatir, mereka yang menolak itu belum membaca materi aturannya,'' kata Tifatul. Ia menyarankan, agar para penentang itu membekali diri dengan membaca lebih dulu aturan itu, sebelum berpendapat. ''Lihat, pasal mana saja yang tidak disetujui, lalu kita bicarakan. Jangan belum apa-apa menolak membabi buta dan menjadi antikompromi,'' kata dia. Suara kalangan kampus, guru besar Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, Deddy Mulyana, menduga penolakan terhadap RUU APP tidak lepas dari kepentingan global. ''Kepentingan dari luar itu sangat halus, tapi yang pasti ada,'' ujar Deddy, dalam perbincangan telepon dengan Republika, semalam.

Kepentingan itu tidak hanya sebatas ideologi kebebasan, melainkan kepentingan pragmatis ekonomi, yang dijalankan kaki tangan mereka di negara dunia ketiga. Salah satu bentuk representasi kelompok ini, menurut Deddy, terlihat jelas di berbagai media yang sangat getol menolak. Selain itu lagi, kelompok yang masuk dalam kategori kapitalis ini dapat saja diwakili para artis maupun seniman yang kehidupannya sangat bergantung pada pola hidup permisif. ''Pada akhirnya, ini soal periuk nasi,'' kata Deddy

 
At 11:09 PM, Anonymous Anonymous said...

Kenapa RUUAPP ngawur? Karna definisi pornografinya sesuai dengan definisinya Rhoma Irama.

 
At 11:14 PM, Anonymous Anonymous said...

Salam
Saudara sebangsa dan setanah air.
Mari berpikir jernih dan merenung sejenak. Dibawah ini kutipan dari Bapk Irfan.

"Tolak RUU APP" Sudah harga Mati
Jaya Baliku, Merdeka Indonesiaku

+++++++=======++++++++++
Tanggapan saya sebagai seorang muslim, atas somasi MMI terhadap Gubernur Bali & DPRD Tk 1 Bali.

Tentang RUU APP:

Muslim terpelajar, moderat dan "berakal sehat" umumnya menolak RUU APP ini karena akan menimbulkan implikasi yang luar biasa bagi kehidupan bangsa dan negara, utamanya karena Indonesia merupakan negara multi etnis, multi budaya, dan multi agama yang tidak akan sesuai untuk "diseragamkan" berdasarkan sudut pandang pemeluk agama atau pihak TERTENTU. Keberagaman inilah yang sejatinya merupakan kekayaan Indonesia. Keberagaman inilah yang sejatinya menjadi perekat NKRI, bukah malah memecah belah.
Negara ini dibentuk dengan semangat "keberagaman" bukan dengan semangat "keseragaman"

Keberagaman agama dan etnis yang dulu ditransendensikan menjadi kekuatan kebangsaan, saat ini runtuh sehingga kita berhadapan dengan persoalan krusial agama sebagai bagian kunci dari politik identitas. Dan mereka yang merasa mempunyai kekuasaan karena menjadi pihak mayoritas, ingin menggunakan negara untuk mengatur masalah privat, termasuk soal BERPAKAIAN. Hal ini sangat tidak bisa dibenarkan.

Ada batasan dalam perundang-perundangan nasional. MORAL, ADAT, dan AGAMA tidak bisa dijadikan hukum tertulis. Dalam hukum, ketiganya disebut sebagai norma otonom. Kalau diformalkan berarti negara mencampuri urusan privat kehidupan warganya.

RUU APP ini juga akan memunculkan pengkotak-kotakan baru berdasarkan cara berpakaian (khususnya perempuan) yang memaksakan penafsiran tunggal nilai-nilai dan hukum agama TERTENTU.

Keberagaman diciptakan oleh Allah agar semua mahluknya bisa hidup berdampingan dalam damai dan saling menghargai. Allah begitu banyak menciptakan keindahan melalui keanekaragaman, kenapa kita jadi membenci keindahan dan keberagaman itu sendiri dengan ingin "berseragam" dalam banyak hal.

Indonesia kaya akan musik, tarian, pakaian daerah, seni lukis, dan keindahan lainnya yang seyogyanya sekali lagi tidak "diseragamkan" berdasarkan standar agama tertentu. Penyeragaman dan pelaksanaan UU APP ini akan menghapus falsafah negara yaitu Bhineka Tunggal Ika.

Bila nantinya disahkan, tak pelak lagi akan banyak kesenian daerah, budaya daerah dll yang bersifat kekayaan lokal akan terberangus, contoh: kebaya Sunda, Jawa & Bali, baju bodo Sulawesi, yang dibuat dengan cita rasa tinggi dan merupakan kekayaan budaya akan tinggal menjadi kenangan karena mengenakan pakaian tsb bisa dikategorikan melanggar UU APP dan otomatis akan dikenai sanksi pidana. Tari2an seperti jaipong, wayang orang yg memakai kemben, reog ponorogo, tayub, dll akan dimusnahkan karena dapat dinilai tidak sesuai dengan UU APP.

Sungguh mengejutkan komentar dari Ketua MUI Cholil Ridwan yang mengatakan, bahwa pakaian adat Indonesia yang mempertontonkan aurat harus dianggap sebagai pornoaksi dan sebaiknya disimpan saja di museum. Dia mungkin lupa bahwa dia lahir dan besar di Indonesia dan pakaian adat adalah salah satu khasanah budaya Indonesia yang terletak di khatulistiwa yang alamnya subur, makmur, hijau sehingga cara berpakaiannya berbeda dengan negara-negara TimurTengah yang tandus, berpasir, banyak badai gurun, panas luar biasa di siang hari, tetapi dingin di malam hari sehingga cara berpakaiannya memang harus rapat tertutup.
Bila dia ingin melihat keseragaman berpakaian yang tidak mempertontonkan aurat (khususnya pakaian wanita), jangan dia memaksakan kehendak melalui negara dan RUU APP ini. Tetapi sebaiknya dia tinggal di negara yang hanya mengijinkan wanitanya untuk memakai 1 (satu) jenis pakaian (burga, jubah, dan jilbab) dan 1(satu) warna pakaian yaitu warna HITAM saja seperti di Iran atau Sudan.
Allah menciptakan begitu banyak keindahan di dunia ini, termasuk dalam soal warna. Pelangi indah karena berwarna warni. Pengingkaran terhadap keindahan dunia misalnya dengan menafikan banyaknya warna dan hanya memperbolehkan wanita mengenakan pakaian warna HITAM, seperti yang terjadi di Iran, sebetulnya adalah pengingkaran terhadap sifat Allah yang mencintai keindahan.

Tentang somasi MMI

Islam sejatinya adalah agama yang mengutamakan egaliterian, yaitu semangat kebersamaan, toleransi dan tidak memaksakan kehendak serta sangat menghargai keberagaman.
Islam tidak membawa pedang dan darah, Islam membawa bunga dan cinta (Dikutip dari ucapan Alm. KH Muttaqien, mantan rektor Universitas Islam Bandung saat saya mengikuti pesantren kilat tahun 1982).
Islam adalah agama damai, tidak suka kekerasan, serta mengajarkan penyerahan diri, ikhlas, tawakal, tawadu, dan sejuta kebaikan lainnya.
Ketika Islam berjaya melalui kekuasaan Bani Abbasiyah dengan imperiumnya yang terbentang dari Asia sampai Eropa (saat itu Eropa masih berada pada masa "dark ages" atau abad kegelapan) ; orang Kristen, Yahudi dan lainnya yang tidak memeluk Islam, dapat hidup dengan tenang, tidak dipaksa untuk masuk Islam, dan mereka tidak pernah diganggu baik dlm hal menjalankan ritual ibadah mereka ataupun menjalankan adat istiadat setempat.

Yang terjadi saat ini di Indonesia adalah komponen-komponen bangsa tampaknya telah kehilangan kepercayaan sosial karena kekerasan atas dasar prasangka sosial lebih dikedepankan dibandingkan dengan duduk bersama membicarakan masalah yang ada.

Munculnya teror, ancaman, bahkan somasi hukum dari kelompok yang mengatasnamakan agama Islam terhadap masyarakat atau anggota DPR yang menolak RUU APP memperlihatkan adanya polarisasi yang mengarah pada konservatisme agama. Polanya memperjuangkan "akhlak" dan menganggap pihak lain sebagai "tidak berakhlak" bahkan "disetankan".

Sebetulnya mereka yang berteriak lantang, menunjuk dengan beringas sambil melotot menghunus pedang dan "menghakimi" orang lain atas nama Islam, seperti tertera di surat somasi di bawah ini, adalah sangat berlawanan dengan semangat Islam yang cinta damai. Tidak pernah ada pemaksaan dalam Islam.

Dapat dikatakan perilaku seperti ini, yang biasanya berujung pada pengerahan massa; adalah pemenuhan hasrat purbawi untuk menaklukkan pihak lain, hanya kali ini dilakukan dengan dalih agama.

Salam,
Irfan Prasatya
(lihat juga tanggapan/ sanggahan saya - sbg muslim yg tinggal di Bali - atas somasi sdr. Fauzan, di bawah ini)

.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................



> Subject: [mediacare] Majelis Mujahidin ancam "menyerang" Bali!
>
> fauzan@indosat.net.id





> MAJELIS MUJAHIDIN
> DEPARTEMEN DATA DAN INFORMASI
> Jalan Jatinegara Timur III no.26 Jaktim-13350
> Tlp/Fax: 021-8517718


>
> Nomor : 01/03/MM-DATIN/06
> Lamp. : -
> Perihal : SOMASI
>
> Kepada:
> 1. Gubernur Propinsi Bali
> 2. Pimpinan DPRD TK I Bali Di Tempat
>
> Setelah memperhatikan pernyataan Gubernur Bali I
> Made Dewabrata, pimpinan DPRD Tk I Bali, dan
> sejumlah tokoh masyarakat Bali dalam menanggapi
> rencana pengesahan RUU APP, maka kami ajukan SOMASI
> dengan alasan sebagai berikut:
>
> 1. Logika pariwisata sebagai tulang punggung
> perekonomian Bali untuk menolak RUU APP adalah
> mengada-ada, karena masyarakat Bali sebelum ini
> hidup tanpa pariwisata. Justru dengan mengundang
> wisatawan asing, kemaksiatan merajalela, prostitusi
> tumbuh subur, narkoba bersimaharajalela, sehingga
> rakyat Bali menjadi budak di negerinya sendiri.
Setiap kalimat pada nomor satu ini memperlihatkan kerancuan berpikir, membabi buta, tidak melihat fakta, dan tidak jernih melihat permasalahan. Apa yang dimaksud dengan sebelum ini? 10 tahun lalu, 20 tahun lalu, 30 tahun lalu? Hidup tidak berjalan ke belakang atau sebelum ini. Hidup adalah melihat hari ini dan berjalan untuk hari esok. Faktanya adalah, hari ini dan esok, seluruh sendi kehidupan Bali ditopang oleh industri pariwisata, dan hal ini telah banyak membawa kemaslahatan dan manfaat untuk rakyat Bali, dibandingkan dengan kemudaratan.



Menyalahkan banyaknya wisatawan asing untuk merajalelanya maksiat, prostitusi, narkoba dll sekali lagi memperlihatkan kepicikan sudut pandang (narrow minded) dari penulis somasi ini. Sdr. Fauzan nampaknya jarang sekali atau bahkan mungkin tidak pernah ke Bali. Dia tidak tahu sama sekali tentang kultur masyarakat Hindu Bali yang mengutamakan harmoni dengan sesama, dgn alam sekitar dll. Mungkin dia tidak tahu di Bali tidak ada lokalisasi prostitusi (bandingkan dgn di Surabaya yg sebagian besar masyarakatnya muslim - adalah salah satu kota pelacuran terbesar di Asia, bandingkan dengan Batam, daerah industri yang mempunyai banyak lokalisasi pelacuran, dan tingkat penderita HIV AIDS nya nomor tiga di Indonesia setelah Jakarta dan Papua.
Jakarta, Papua, dan Batam bukanlah daerah tujuan wisata (DTW), tetapi tingkat penderita HIV AIDS nya jauh lebih banyak dari Bali yang banyak dikunjungi wisman.
Dan kalau pantai2 di Bali banyak bule berbikini, bukan berarti maksiat merajalela mas.
Anda tahu dimana tingkat perkosaan dan kriminalitas tertinggi di Indonesia? Selalu dipegang oleh salah satu propinsi di Sumatera atau Sulawesi.
Sedangkan Bali selalu menjadi nomor terakhir dalam urusan kriminalitas dan perkosaan.
Begitu banyak orang berpakaian minim di pantai2 Bali tetapi faktanya tidak pernah ada pemerkosaan di sini.
Saya pernah tinggal di Bandung, Surabaya, Palembang, Medan, Bintan, Batam, dan Jakarta, dan kalau menurut Sdr. Fauzan maksiat itu adalah prostitusi, narkoba, dan kehidupan malam lainnya, maka kemaksiatan di sana, sepanjang pengamatan saya, jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan di Bali, dan jangan lupa di tempat-tempat yang saya sebut itu, mayoritas penduduknya adalah muslim.
Masyarakat Bali adalah masyarakat yang sangat menghargai alam sekitarnya dan semua ciptaanTuhan di sekelilingnya, sekaligus pencinta keindahan (bayangkan bahkan untuk menebang pohon saja harus ada ijin dari Mangku setempat. Bayangkan pula seni tarinya, seni lukisnya, seni patungnya yang luar biasa indahnya, dan carilah daerah lain di Indonesia yg bisa menyamai Bali? Jawabnya...tidak ada dan tidak akan pernah ada).
Bali memiliki keunggulan komparatif sebagai DTW yang tidak akan pernah bisa disamai oleh DTW lainnya di Indonesia. Keunggulan kompetitifnya mungkin bisa disamai, tapi komparatifnya, tidak akan pernah bisa. Karenanya, Bali dan masyarakatnya menjadi sangat istimewa kedudukannya dalam NKRI.



Masyarakat Bali adalah masyarakat yang sangat religius, dimana ekspresi terima kasih serta kecintaan terhadap Sang Maha Pencipta diejawantahkan dalam berbagai upacara adat dan agama, yang tidak pernah saya saksikan di tempat lain di Indonesia. Dimana lagi di Indonesia yang masyarakatnya bisa menyamai kadar religiusitas masyarakat Bali? Di sini gotong royong tidak sebatas slogan tetapi betul-betul dilaksanakan dengan "mebanjar" dan dalam kegiatan2 lainnya.
Satu lagi yang juga ingin saya tekankan, orang Bali juga santun dalam berlalulintas. Dan itu adalah IBADAH yang sebenarnya.
Coba anda kunjungi Medan, Makassar, Palembang, yang mayoritas adalah muslim, dan coba anda berkendara di sana: cacian, makian, ketidaksabaran, saling serobot, ngotot, melotot, tidak mau memberi jalan, tidak berhenti untuk mempersilahkan meskipun yang menyeberang jalan adalah anak2, wanita hamil atau lansia, menerobos lampu merah; adalah pemandangan sehari-hari di sana. Dan mereka mengaku sebagai masyarakat muslim yang religius, yang rajin melakukan IBADAH "ritual", tetapi di jalan raya perilaku mereka seperti orang yang tidak beragama; mudah emosi, mencabut pisau dan badik jika tersinggung sedikit saja. IBADAH mereka hanya berhenti sebatas pada ritual agama (shalat, puasa,dll) tetapi tidak IBADAH dalam keseharian.
Sementara di Bali, nyaris tidak ada orang melotot, mencaci, cabut senjata tajam kalau tersinggung, menyerobot lampu merah, dll. Anda tidak akan pernah mengalami hal ini di Bali.
Jadi mana yang lebih BERIBADAH??? Mana yang lebih religius???



Sdr. Fauzan yang terhormat, kalau pariwisata di Bali menjadi primadona dengan segala konsekwensi baik dan buruknya, bukan berarti masyarakat Bali tidak religius. Bangsa Indonesia selalu mengaku bangsa yang religius, tetapi lihat tingkat korupsinya, selalu nomor wahid di dunia. Kalau ada bangsa lain, setelah melihat tingkat korupsi di Indonesia, melihat perilaku aparatnya yang suka menilep duit negara, memeras rakyat, mengkomersilkan jabatan (hal-hal yang jarang anda temui di negara maju, yang sayangnya negara seperti ini biasanya bukan negara yang banyak penduduk muslimnya), lantas menuduh Indonesia sebagai bangsa yang bejat moral, dan tidak religius, anda pasti tersinggung kan?
Faktanya di Bali, korupsi dan tingkat kriminalitas nyaris nol. Kalaupun ada yang melakukan kriminal, umumnya pendatang dari Jawa.
> 2. Logika budaya untuk menolak RUU APP sama
> sekali tidak berdasarkan fakta sosiologis dan
> filosofis, mengingat pakaian adat Bali relatif
> menutup aurat (tidak telanjang). Bahkan
> patung-patung di sana pun diberi kain penutup.



Pengertian aurat seyogyanya tidak dibicarakan dalam ranah agama, melainkan harus masuk dalam ranah budaya. Bahkan dalam Islam pun 4 mahzab yaitu mahzab Imam Hambali, Ghazali, Syafei dan Maliki berbeda-beda dalam mendefinisikan batas aurat. Lantas yang dimaksud aurat ini hendak mengacu pada mahzab mana?
Saya ingin tanya, mengapa Tuhan menciptakan wanita, dengan segala keindahannya, dengan payudara, pinggul, leher, pantat yang luar biasa indahnya.
Mengapa Tuhan menciptakan makhluk yang begitu indah ini?
Kalau lantas banyak laki-laki yang tergiur dengan keindahan itu, apakah itu salah wanita?? Sehingga harus ditutup serapat2nya dan hanya terlihat bola matanya saja.
Laki-laki yang tidak dapat menahan nafsu, kenapa lantas wanita yang disalahkan.?
Kalau anda bercermin, kemudian melihat muka anda buruk, ya jangan lantas cerminnya yang dirusak.
Kalau anda birahi karena melihat tubuh wanita di tempat umum, ya jangan wanitanya yang disalahkan. Salahkan diri anda sendiri karena tidak dapat menahan birahi.
Mengenai patung, ada baiknya anda meneliti kembali seni patung di Indonesia mulai dari jaman baheula sampai sekarang....lihat apa yang ada di sana. Lihat konsep lingga dan yoni yang banyak terdapat pada seni patung atau relief di Indonesia.
Atau coba anda datang ke Bali, bermukimlah selama sebulan atau 2 bulan, pelajari kultur masyarakat Hindu Bali, dan baru anda bicara tentang fakta sosiologis dan filosopis.
>
> 3. Ancaman Gubernur dan masyarakat Bali untuk


> memisahkan diri dari NKRI merupakan bentuk tirani
> minoritas dan arogansi yang bernuansa SARA serta
> ancaman perang terhadap kedaulatan NKRI, di samping melecehkan
> penduduk mayoritas muslim.



Masyarakat Bali adalah masyarakat yang toleran, ramah, terbuka, tidak berprasangka buruk, santun, menjaga keseimbangan dalam keseharian antara kehidupan adat, agama, dan personal. Pariwisata dan banyaknya pendatang yang ingin mengais rejeki di "Pulau yang Diberkati" ini tidak menjadikan kultur Bali tergerus oleh semua itu. Ratusan tahun berlalu, mereka tetap teguh dan kukuh menjaga warisan budaya dan jati dirinya serta dalam menjalankan ritual adat dan agamanya. Sementara di daerah lain, banyak yang sudah tidak mempunyai identitas dan kehilangan jati diri.
Dengan segala keistimewaan yang mereka miliki, masyarakat Bali TIDAK PERNAH MEMAKSAKAN KEHENDAK pada NKRI. Mereka tidak rewel seperti Aceh atau Papua.



Sdr Fauzan salah menterjemahkan arti "tirani minoritas" di sini. Pernahkan Bali menjadi tiran? Anda tahu artinya tiran?
Saddam Husein dan Partai Baathnya adalah kaum Sunni dan mereka minoritas di Irak dibandingkan dengan kaum Syiah. Syiah 65% di Irak, sementara kaum Sunni, Kristen, suku Kurdi dan lainnya hanya 35%. Tetapi Saddam yang berasal dari kaum minoritas Sunni memerintah dgn tangan besi. Itu artinya tirani minoritas.
Apa yang dilakukan oleh masyarakat Bali bukanlah tirani minoritas atau bentuk arogansi. Mereka hanya mempertanyakan serta memperjuangkan hak hidup mereka dari pariwisata, karena apabila RUU ini menjadi UU dan dilaksanakan, maka habis sudah Bali. Tidak akan ada pariwisata, karena banyak hal yang dapat dilakukan oleh turis selama ini, hal yang sederhana saja; misalnya memakai bikini di pantai, akan dilarang karena bertentangan dengan UU ini. Kalau sdh begini, apakah masih ada wisman yg tertarik datang ke Bali??? Kemudian kalau tidak ada turis yg datang, siapa yang terkena dampak langsung? Orang Jakarta seperti anda atau orang Bali??
Bali merana karena bom pertama 12 Oktober 2002, kemudian bom kedua 1 Oktober 2005, dan sekarang apa yang akan terjadi bila RUU ini menjadi UU dan dipaksakan dilaksanakan di Bali??
Artinya, DPR dan Pemerintah sedang menggali kuburan untuk masyarakat Bali.
Bila anda datang ke sini dan melihat efek domino dari bom Oktober 2005, mungkin anda akan berpikir dua kali untuk menulis "Jika TNI dan bla bla bla bla", yang nadanya berisi ancaman.
Dalam Islam, tidak dibenarkan untuk mengancam dan mendzalimi pihak lain. Masyarakat Bali sudah 2 kali didzalimi oleh bom yang kebetulan diledakkan oleh orang yg beragama Islam.
Apakah mereka langsung menyalahkan Islam? Apakah mereka balas dendam terhadap orang2 Islam yg ada di Bali? Tidak sama sekali. Mereka tetap lah ramah, toleran, dan terbuka pada siapa saja.
Mereka tidak pernah melecehkan penduduk muslim.
Sedangkan kalau ada salah satu unsur Islam didzalimi umpamanya, apa yang akan terjadi? Pengerahan massa, sikat, hantam, ancaman, demonstrasi, merusak dan tindakan anarkis lainnya yang akan anda lakukan bersama kelompok anda, persis seperti ancaman anda di nomor tiga di bawah ini.
Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Pro kontra terhadap sesuatu adalah hal yang normal. Argumentasi terhadap pandangan individu atau kelompok lain seyogyanya dilandasi dengan alasan yang jelas, masuk akal dan logika, tidak menyederhanakan masalah, tidak membabi buta, tidak mengedepankan emosi dan angkara murka, serta ancaman seperti yang tercantum dalam somasi anda.
Jangan lantas menganggap orang yang kontra terhadap RUU APP ini sebagai orang yang tidak bermoral, tidak berakhlak atau tidak beragama (itu namanya emosional), hanya karena anda tidak mempunyai argumentasi yang masuk akal untuk membenarkan pendapat anda.
Cari dalil-dalil yang tepat, kuat, dan masuk akal dari semua sudut pandang baik sudut pandang adat, budaya, etika, norma, agama, ketatanegaraan, dll; agar orang yang kontra RUU APP ini juga bisa menghargai pendapat anda yang pro RUU APP.



Jangan menuding, melotot, meng"SETAN"kan orang lain, menganggap hanya diri sendiri dan kelompoknya yang benar, suci dan bermoral, dan karenanya pantas masuk Surga.



Coba anda lihat mereka yang keberatan dengan RUU APP ini: DR. Gadis Arivia, DR. Moeslim Abdurrahman, DR. Meutia Farida Hatta yg Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Gus Dur dan Istri, Akbar Tanjung, Megawati, salah seorang Doktor dan Guru Besar Filsafat Islam di Sekolah Tinggi Islam, WS Rendra, Garin Nugroho, serta para budayawan, negarawan, dan cerdik cendekiawan yang umumnya Muslim yang taat, berpendidikan tinggi sampai S3, mereka mengemukakan argumen dengan kepala dingin, sejuk, masuk akal & logika, dan mengambil persfektif yg luas untuk menguatkan pandangannya.
Sementara yang saya lihat dan dengar dari mereka yang pro RUU APP ini kebanyakan seperti anda sikap & perilakunya, yaitu: emosi, melotot, marah, siap menghunus pedang, mencap pihak yang kontra RUU APP tidak beragama, mengancam, menyederhanakan masalah, mengerahkan massa, menciptakan rasa takut, tetapi tidak memberi dalil yang kuat untuk membenarkan pendapat anda.



Allahu Akbar, Allah Maha Besar. Tidak selayaknya kita menggunakan namaNya agar dapat "menghantam" pihak lain yang kita anggap berseberangan.
Naudzubillah min zalik.



> Mencermati pernyataan tersebut maka:
> 1. Kami mendesak Pemerintah cq TNI untuk
> segera bertindak tegas terhadap anasir disintegrasi
> yang nampak jelas dengan memanfaatkan momentumn


> penolakan terhadap RUU APP.
>
> 2. Jika pemerintah SBY-JK membiarkan ancaman
> Gubernur Bali tersebut berarti pemerintah secara
> langsung maupun tidak, telah merestui separatisme di
> wilayah hukum NKRI, sehingga pemerintahannya
> merupakan pemerintahan subversif, anti NKRI, dan
> menyulut konflik SARA.
>
> 3. Jika TNI tidak sanggup menanggulangi dan
> menghentikan sikap arogansi dan anasir separatisme
> tersebut, maka Majelis Mujahidin bersama institusi
> Islam lainnya siap untuk menyelesaikannya.
>
> Ya Allah, saksikanlah, kami telah menyampaikan,
> Allahu Akbar!
>
> Jakarta, 12 Maret 2006
>
> Drs. Fauzan Al-Anshari, MM
> Ketua (HP.0811-100138)
>

 
At 11:17 PM, Anonymous Anonymous said...

Tokoh Lintas Agama Kecam Pornografi

JAKARTA -- Berbagai tokoh agama menyatakan dukungan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Antipornografi dan Pornoaksi (APP) yang saat ini sedang dirumuskan DPR. Mereka menilai pornografi sebagai hal yang bertentangan dengan ajaran semua agama.
Sekretaris Umum (Sekum) Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Pdt Richard M Daulay, mengatakan pornografi secara tegas dilarang kitab suci umat Protestan. ''Kitab suci telah melarang umatnya melakukan hal yang berbau zina,'' katanya kepada Republika di Jakarta, kemarin (7/3). Menurutnya, mereka yang mengeksploitasi dan menyebarkan pornografi bukanlah orang beriman. Ia berharap, pemerintah segera mengatasi maraknya pornografi di Tanah Air.
Indonesia, kata Wakil Sekum PGI, Pdt Weinata Sairin, membutuhkan aturan yang jelas dan tidak bersifat multitafsir untuk mencegah dan melawan pornografi dan pornoaksi. Sebab, pornografi sangat berbahaya dan merusak moral generasi muda. ''Maraknya pornografi tentu sangat tak sehat bagi anak-anak,'' katanya.
Ketua Umum Forum Komunikasi Kristiani Jakarta, Theophilus Bela, punya pandangan yang sama. Pendiri Solidaritas Demokrasi Katolik Indonesia itu menyatakan, maraknya pornografi telah melanggar salah satu dari Sepuluh Perintah Tuhan yang diyakini umat Katolik. Theophilus mengaku prihatin dengan pornografi yang menyerbu anak-anak dan remaja. Pornografi, tegasnya, jelas merusak moral generasi muda harapan bangsa.
Ia menyerukan agar seluruh masyarakat dan tokoh lintas agama bergandeng tangan melawan pornografi yang sudah meresahkan. Karena itu, ia mendukung pembahasan RUU APP. ''Baik yang pro dan kontra perlu duduk bersama mencari jalan tengah,'' katanya. Setiap agama, tegas Sekretaris Komisi Keadilan dan Perdamaian Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo Dani Sanusi, pasti menolak pornografi dan pornoaksi. Ia sepakat adanya RUU APP dengan syarat pasal yang multitafsir diubah.
Maraknya pornografi di Indonesia, kata tokoh agama, Frans Magnis Suseno, menunjukkan ada yang tidak beres di masyarakat. Menurut Frans, hal seperti ini juga banyak dikhawatirkan negara-negara lain. Mengenai RUU APP, katanya, ada banyak hal yang perlu diperbaiki dan direvisi. ''UU Antipornografi bukan tak perlu, tapi harus dikerjakan secara kompeten agar bisa bermutu.''
Penduduk Bali, kata tokoh masyarakat Bali, Jero Wijaya, terbagi menjadi tiga kelompok menyikapi RUU APP. Mereka yang menolak secara total meminta DPR membatalkan RUU tersebut. Ada juga elemen masyarakat yang hanya meminta revisi sejumlah pasal. Namun, katanya, masyarakat Bali yang mendukung pemberlakuan RUU juga ada. ''Saya termasuk salah seorang yang mendukung RUU APP, yang lainnya barangkali belum mau bicara,'' kata Jero.
Menurut Ketua PB Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Muzadi, RUU APP diperlukan sebagai salah satu sarana mencegah menjalarnya degradasi moral bangsa. ''NU mendukung RUU APP ini. Memang formulasinya harus dapat diterima semua pihak. Perundangan ini penting untuk menjamin kelangsungan generasi muda bangsa ke depan,'' katanya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, meminta agar persoalan yang mengganjal RUU APP terus didialogkan. Karena semua suku dan agama, katanya, pasti tidak sepakat terhadap pornografi dan pornoaksi. Apalagi, RUU ini tidak menghilangkan akar budaya masyarakat

 
At 12:58 AM, Anonymous Anonymous said...

Saya ngak habis pikir kok yang mendukung yang berbicara "maaf" kebanyakan orang muslim.....yang getol juga orang muslim. Rasa-rasanya orang muslim saja yang peduli dengan kehidupan bangsa ini. Saya rasa anda ini berminat menjadi polisinya agama ya......kalau begitu bisa disamakan dengan Amerika yang selalu pingin menjadi polisinya dunia.
Kalau negara maju menerapkan Undang-undang pornografi lihat dulu yang diatur....terus devinisinya jelas dan batasannya juga jelas serta disesuaikan dengan kultur setempat.
Sedangkan di indonesia Devinisi masih nyari leteratur sana-sini, batasanya juga ngawur, dan kita terdiri dari berbagai budaya yang tidak bisa diseragamkan antara satu dengan yang lainya.
Negara maju seperti Jepang, Belgia, Swiss dll....itu kesadaranya sudang tinggi bung serta berdisiplin dengan inteligent tinggi dengan perekonomian maju. Sedangkan kita....suruh ngantre aja berebut.....sadarlah yang pertama patut diurusin masalah perut. Ingat tuan-tuan yang berpendidikan Tinggi......Masalah kriminal, pelecehan seksual, itu berawal dari satu sumber yaitu yang namanya "EKONOMI" sekali lagi "EKONOMI"......bukan yang lain.........

(made suwung)

 
At 1:00 AM, Anonymous Anonymous said...

Yudi,

Itu mungkin artikel yang bagus. Tapi ingat, negara-negara yang disebut itu BUKANLAH INDONESIA !

Jepang, Taiwan, Philipine sangat lain dibanding Indonesia.

Kebudayaan mereka lain.

Pluralitas mereka lain.

Jangan disamakan dengan Indonesia. Jangan dengan gampangnya berpikir bahwa penerapannya akan sama dengan di Indonesia.

Pada dasarnya kita semua setuju kok bahwa pornografi itu tidak baik dan harus ditentang. Tapi bukan dengan RUU APP yang sekarang ini. RUU APP yang cenderung diskriminatif, multitafsir, ambigu, mencampuri urusan pribadi warga negara, anti-pluralitas, dan sederet kekurangan yang lain.

 
At 6:46 PM, Blogger DarRah Bali said...

Bravo buat Margawi (Irfan Prasatya)
Comment yang bagus. Pertahankan prinsip anda.
Muslim yg beginilah yg pantas di Indonesia. Muslim yg lain, just "Go to Hell" !!!

 
At 8:31 PM, Blogger DarRah Bali said...

Buat : Webadmin,
Untuk "mempercepat akses ke homepage" ini, tolong tulisan-tulisan yg panjang spt. Tinjauan W. Sudirta, Makalah IDG Palguna dan Catatan "Porno" GM jangan lengkap ditampilkan di depan (cukup 1 alinea mungkin). Untuk tulisan lengkapnya tinggal di link saja ke "Previous Posts" spt yg sudah ada.
Utk para "komentator" agar dibuatkan kolom khusus "Beri Komentar".
Maaf ya.. bukan maksud menggurui.
Hanya untuk mempercepat akses saja.
Salam ;)

 
At 11:48 PM, Anonymous Anonymous said...

Sangat setuju dengan rekan darrah bali. Sebaiknya di halaman utama diberi ringkasan atau sebagian saja.

 
At 4:18 AM, Anonymous Anonymous said...

Bocoran info dari salah seorang anggota DPR RI
==============================================

Somasi MMI yang akan berlanjut dgn Jihad ke Bali akan ditunggangi militer.

Skenario besar ini dirancang untuk mengangkat kembali nama militer di percaturan politik Indonesia serta memojokan Islam dengan membuat seolah - olah Islam adalah agama yang suka
akan kekerasan.

Apakah ini sebuah isu atau hanya sebuah analisis pribadi ?
Terlepas dari semua itu kita sebaiknya harus waspada, baik dengan memperat komunikasi
antar kita maupun pengendalian diri agar tidak terpacing ke arah peghujatan ke sebuah agama yg bisa memicu tindakan penyerangan ke Bali, karena yang akan menjadi korban adalah rakyat Bali sendiri.

Saya tidak yakin kalau pemerintah tidak mampu mengendalikan agar RUU APP batal disahkan, toh kita semua tahu kalau Ketua Pansus adalah orang dari partai Demokrat yang notabene anak buah SBY ?

Saya juga tidak yakin kalau pemerintah tidak mampu mengendalikan organisasi - organisasi Islam garis keras. Saya malah berkeyakinan kalau justru mereka dengan kebodohannya akan dimanfaatkan oleh kelompok politik tertentu untuk memuluskan tujuan - tujuannya.

Terlepas benar atau tidaknya isu dan analisis saya ini, kita sepatutnya waspada,
Bali sudah lelah menjadi korban permainan politik di Indonesia,
Bali sudah lelah menjadi arena perang permusuhan antara Islam dan Amerika,
Bali sudah lelah menjadi minoritas yang tak pernah di dengar suaranya,

Hanya satu hal yang bisa kita lakukan adalah berdoa semoga Hyang Widi mendengar doa kita,
dan kita yakin akan Karmaphala itu ada.

Semoga kebenaran datang dari segala penjuru.

 
At 4:34 AM, Anonymous Anonymous said...

RUU APP ( katanya ) untuk membasmi tindakan pornografi dan pornoaksi.

Pornografi dan pornoaksi bukanlah sebuah tidankan yang salah. Tetapi tempat tindakannya yang bisa saja salah.

Orang telanjang di kamar mandi = tidak salah
Orang telanjang di tempat umum = salah

Sama - sama sebagai tindakan telanjang bukan ?
Namun bila tempatnya yang salah dapat membuat tidankan itu dipersalahkan.
Jadi biang keladinya adalah tempat pelaksanaannya.

Semoga bila kelak disahkan RUU APP hanya mengatur tempat atas tindakan pornografi maupun pornoaksi dan tidak mengatur tindakannya.

Hingga nanti UU APP dapat berbunyi seperti ini :

''Apabila mengenakan pakaian yang tidak menutup aurat dan membuat birahi orang lain akan dihukum 5 tahun penjara atau denda maksimal 100 juta kecuali :
- apabila anda melakukannya di tempat untuk berenang
- apabila anda melakukannya di pantai di Bali
- apabila anda melakukannya di kamar mandi
- apabila anda melakukannya di tempat tertutup
- apabila anda melakukannya di tempat yang anda yakin orang lain tidak akan terangsang
- apabila ... ... ...''

dan akhiranya UU APP akan penuh dengan apbila dan apabila, kalau tidak, kita telanjang untuk mandi di kamar mandi saja bisa kena hukum.

 
At 7:37 PM, Anonymous Anonymous said...

Untuk Saudaraku tercinta di Bali

Saudaraku,....RUU APP, memang akan syah menjadi UU. Kita tak perlu emosi menolak,...hingga pembangkangan sipil, dengan cara demo telanjang segala.

Apanya dari RUU tersebut yang kita khawatirkan di Bali ?. Agama di Bali tetap bebas dilaksanakan, seni patung dll, tetap dilindungi,..OR dll.

Kalau kita simak, kan RUU tersebut memang ingin menepis aksi porno yang kini telah menyeruak hingga di desa dengan VCD, majalah dll.

Tampaknya penolakan itu, disebabkan hanya karena adanya kecurigaan masuknya syariat Islam dalam UU.

Mari curiga-curiga yang didasarkan pada prasangka itu kita hilangkan. Toh,...tidak ada bukti. Inilah yang sebenarnya yang bikin teman-teman di Bali berang.

Kenapa ada komentar bahwa negara ini bukan atas kesepakatan agama....?!!, terus apa hubungannya dengan RUU APP. Ini memang menunjukkan adanya kecurigaan adanya intervensi agama tertentu atas RUU APP.

Komentar,.." sebaiknya Bali pisah dengan NKRI.."..komentar yang demikian sungguh sangat kami sayangkan. Bukankah dimulai dari komentar yang demikian kemudian lahir embrio sparatisme. MMI kemudian hendak mensomasi.


Sekali lagi,...kami mengajak teman-teman di Bali untuk jernih mensikapi dinamika politik nasional.

RUU APP, jika sah adalah toh itu produk demokratisasi di Indonesia,...

Tapi kami mendukung anda menyalurkan aspirasi lewat dialog yang konstruktif melalui dewan. Namun jangan sekali kali ada sebuah stigma akan adanya intervensi agama tertentu untuk memusnahkan agama yang lain,..

Bisikan untuk mengadu antar agama,...jauhkan.

Yang justru perlu di dialogkan adalah pariwisata. Mudah-mudahan mendapatkan perlindungan dari RUU APP tersebut, setidaknya arahan yang dapat menjadikan pariwissata tidak mengotori budaya ketimuran.

Wassalam

 
At 10:15 PM, Anonymous Anonymous said...

buat sahabat
# 7:37pm
dialog itu yang memang kami sebagai orang Hindu perlukan, ketika 4 orang perwakilan kami menyampaikan keberatan RUU APP di depan pansus DPR (wakil rakyat), sungguh bukan dialog yang terjadi, tetapi satu arah, anggota dewan yang terhormat menutup mata mendengar penolakan kami, kemudian pansus DPR di undang ke bali.
pansus DPR dan sahabat yang tidak mengerti Bali Agama dan budayanya, akan menganggap penolakan tersebut sebagai penerimaan terhadap aktifitas dan aksi porno, itu salah besar.
kami umat Hindu Bali khususnya secara konsisten tetap menolak RUU APP karena akan membatasi kami dalam melaksanakan bhakti kami dengan simbol-simbol suci Hindu, spiritnya (rohnya) bukan untuk menyadarkan keterpurukan moral (seperti alasan RUU APP) tetap larangan dengan ancaman denda sampai miliaran rupiah dan penjara.
Dalam RUU APP, kalau di cermati setiap pasal, banyak yang absurd, bias dan ada dalam pikiran (bukan delik).
kalau sahabat mau jujur UU lain sudah banyak yang mengatur, hanya saja badan yang menjalankan UU tersebut yang perlu di hidupkan sehingga produk hukum mempunya wibawa dan tidak saling potong dengan UU PERS, UU PENYIARAN KUHP.
Jangan di cari-cari alasan bahwa kami menolak RUU APP karena pariwisata, seni, membiarkan kemaksiatan terjadi di bali, itu pendapat yang naif sekali.
walaupun pariwisata merupakan devisa no 2 setela minyak.
Sahabat,.... sebagai rasa kecewa wajar keluar "MERDEKA", bukan berarti memisahkan diri tetapi itu semangat NKRI, karena kemerdekaan kami untuk menjalan agama terancam maka kami berteriak lantang ... TETAP MENOLAK RUU APP. harga mati.

semoga sahabat paham kalau kemerdekaan menjalankan agama terancam akan berbuat seperti kami. atau bahkan lebih.

 
At 11:26 PM, Anonymous Anonymous said...

begini yang namanya contoh dari yang selalu menghalalkan segala cara, hiden agendanya selalu dibungkus dengan kata-kata pembenar.... hai bro, yang mayoritas mendukung itu yang tidak menghormati kami.... agama kami banyak memakai simbol suci yang vulgar, apakah ini tidak namanya menghalangi kami menjalankan agama kami, coba seberapa mayoritas yang mendukung ruu app ini, toh yang dijakarta banyak juga yang menolak, kami meneriakkan penolakan karena ada unsur pelarangan menggunakan simbol suci agama. bro.. lo yang kagak ngerti tentang kami, elo mau biar orang lain aja yang ngertiin elo, munafik tahu... bro. tapi lo sok ngerti... hehe....e. coba di balik lo punya agama trus dilarang sebagaian ajaran dilaksanakan akan marah kan?? lo marah kalo lo punya agama...
a. Budaya, indonesia ini terkenal karena keragaman budaya, baik seni tari, lukis, busana dll.
b. sektor pariwisata:
1. penyerap lapangan pekerjaan yang banyak. dengan sendirinya mengurangi pengangguran.
2. menarik investor untuk menanamkan modal di bidang pariwisata.
3. ini yang penting, devisa negara di sumbang oleh sektor pariwisata itu no. 2 setelah migas, artinya pembangunan di kota lo... juga ada dana dari sektor pariwisata.

tiga alasan ini merupakan dasar penolakan terhadap ruu app. kalo lo setuju bro,... mulai aja dari diri lo... kagak usah memaksakan kehendak.

 
At 1:17 AM, Anonymous Anonymous said...

Now its like this, if only MUI speak softly and professionally in making its statement, i would probably support the RUU.

But look at what happened now, they threatened, their leader talking about jihad, and they booing people in what supposed to be professional dialog, what could be worse ??

If only they are more educated, dun mention about which university they study at, just about the way they speak and think, SORRY man, a good thing coming from a bad attitude people, will always be a bad thing !!!

 
At 1:21 AM, Anonymous Anonymous said...

> 3. Jika TNI tidak sanggup menanggulangi dan
> menghentikan sikap arogansi dan anasir separatisme
> tersebut, maka Majelis Mujahidin bersama institusi
> Islam lainnya siap untuk menyelesaikannya.
>
> Ya Allah, saksikanlah, kami telah menyampaikan,
> Allahu Akbar!
>
> Jakarta, 12 Maret 2006
>
> Drs. Fauzan Al-Anshari, MM
> Ketua (HP.0811-100138)


This is what happen if you study useless stuff at university, if only he get a scholarship to study abroad with a major in engineering, science, or medical, i don't think he would be like this...

 
At 10:59 PM, Anonymous Anonymous said...

Tolak RUU APP !...
Tidak ada tawar menawar lagi !...
Kami orang Hindu Bali cinta NKRI !...
Karena orang Hindu Bali adalah bagian dari NKRI !...
Hai manusia2 MMI...Jangan sekali-kali kalian mencoba melakukan somasi kepada orang Bali! Apalagi kalau kalian berani-berani melakukan serangan besar-besaran ke daerah kami!...Kami tahu misi dan cita2 kalian untuk mendirikan negara Islam di negara kami yang tercinta ini! Jika kalian begitu berhasrat, sebaiknya kalian semua cepat ganti KTP dan pindah ke Arab Saudi! Disana kalian bisa puas lihat cewek2 berjilbab sampai tinggal matanya doank...Atau pindah saja jadi warga negara Palestina dan bergabung dengan Hamas!...Di negara itu, semua bakat kalian yg suka dengan kekerasan itu akan klop sambil bertarung dengan prajurit Israel...Syukur2 kalo salahsatu dari butir peluru tentara Israel itu bisa menewaskan kalian semua...Ingat sejarah kalo mo nyerang Bali!
Wali Songo yg konon punya daya spiritual dan kesaktian tinggi dengan gemilangnya bisa meng-Islamkan Jawa tapi mereka gagal total dalam meng-Islamkan Bali!...
Wali Songo yg katanya sakti itu aja gagal meng-Islamkan Bali apalagi kamu!...Jadi silakan kalian semua angkat kaki dari bumi persada pertiwi menuju tanah Arab karena kalian semua tidak ada sumbangsih sedikitpun untuk kemajuan negara Indonesia ini! Lekaslah!...Mumpung masih ada kesempatan !...

 
At 2:56 AM, Anonymous Anonymous said...

Good....memang orang kayak gitu cocok dipindahkan ke palestina. Di indonesia adalah orang yang suka dengan kedamaian. MMI sebaiknya minta suaka ke Arab saudi...dengan senang hati pemerintah RI akan memberi ijin. Pertimbangkan saran itu.....sebab disana kalian bisa naik haji gratis......ketimbang kamu teriak-teriak kayak orang gila....!!!!!

 
At 9:04 AM, Anonymous Anonymous said...

to 10:59 & 2:56
Memangnya anda siapa menyuruh orang lain pindah ke negara lain? Memangnya anda mau membiayai dan memastikan di sana ada tempat tinggal? Kenapa bukan anda saja yang pindah ke Australia, di sana anda bisa melakukan sex sebebasnya dan pesta pornografi sepuasnya! (Ini untuk anda bukan orang Bali pada umumnya!), dan paling-paling juga dijadikan warga negara kelas 2 seperti Aborigin!
Memangnya kapan wali songon mengislamkan bali? Anda tau apa soal cita-cita MMI dan FPI? pernah kenalan? ketemu?
Daripada memfitnah pihak lain tanpa fakta sebaiknya anda belajar untuk tidak emosional dan menyebarkan kebencian!!

 
At 2:16 AM, Anonymous Anonymous said...

Lho... bukannya kemaren ada 40-an orang yang ke Australia???

Siapa yang kebakaran jenggot???

 
At 7:20 PM, Anonymous Anonymous said...

Barusan saya baca tadi di detik.com, bagaimana Fauzan Al-Anshari mengecam Australia soal kartun yang diterbitkan di surat kabar di Australia, dia bilang, tindakan minimal yang harus dilakukan oleh Indonesia adalah mengusir Duta Besar Australia dari Jakarta, jika menolak, maka perang. Ini kan omongan anak kecil yang tidak mengerti politik sama sekali. Memangnya ini jaman apa? jaman pertengahan? yang semuanya harus diselesaikan dengan perang? Australia tidak mungkin menarik duta besarnya dari Indonesia karena hal kecil seperti ini... Dengan berbicara seperti itu, dia malahan mempromosikan dirinya menjadi orang yang tidak berpendidikan dan memakai otot ketimbang otak. Saya sangatlah setuju dengan saudara Irfan di atas, muslim2 seperti saudara Irfan inilah yang membuat dunia ini menjadi dunia yang lebih baik. Muslim2 RADIKAL (saya tekankan Radikal) selalu mengecam budaya barat (tetapi negara2 barat tidak perduli dengan kecaman mereka), tetapi begitu mereka yang dikecam dan dikritik, langsung protes dan mengancam dengan kekerasan. Mereka mencerminkan masyarakat yang tidak tolerir terhadap pendapat dan keragaman orang lain. In short say, SELFISH, CHILDISH dan NARROW-MINDED. Saudara Fauzan, tolong jangan ngomong yang ngak2 di negara ini, omongan anda itu omong kosong orang2 yang tidak berpendidikan dan seperti anak kecil.

 
At 2:39 PM, Anonymous Anonymous said...

Kepada semua bangsaku, saya bukanlah orang yang hebat, pandai atau terkenal. Tapi saya sangat prihatin dengan kondisi bangsa ini yang terus saja bertengkar. Sungguh, kenapa sih semua ini terjadi ? Lihatlah bahwa banyak tokoh-tokoh dalam setiap agama selalu mengajak kepada kebaikan manusia. Kenapa kita tidak berangkat dari sana ?
Memang ada sebagian tokoh yang bukannya menyejukkan tapi malah membuat cuaca jadi panas. Tapi hal ini harusnya tidak membuat kita juga ikut panas. Marilah kita berucap dan berbuat mulai dari HATI. Marilah kita berbuat untuk membuat dunia ini menjadi lebih indah dan menjaganya agar tidak rusak. Anak-anak kita, keluarga kita semua menginginkan dunia yang lebih baik dan indah.

Bagi yang berkesenian, mencari rejeki, atau siapapun, hendaklah santun dan memikirkan dampak yang bisa ditimbulkan dari aktifitasnya, tidak hanya pornografi, juga semua bidang yang lain. Jangan samapai merugikan masyarakat dan menimbulkan kerusakan. Banyak yang bisa dilakukan untuk mencari rejeki dan mengaktualisasikan diri, tidak harus vulgar dan porno. Cara-cara yang sehat dan luhur harus digunakan agar tidak merusak. Coba tengok lagi, bahwa kita manusia bukanlah hanya aspek ekonomi yang perlu dipenuhi, tapi juga ruh dan jiwa kita juga perlu diperkaya.

Bagi agamawan, memang kita menginginkan kebaikan, tapi hendaklah memahami bukan berprasangka. "Sesungguhnya tidak ada manfaat sedikitpun dari kebanyakan prasangka". Bahwa kita hidup didunia yang plural ini hendaklah bersikap toleran dan saling MEMAHAMI. Saya kira tidak ada dari tiap agama itu menginginkan kerusakan dimuka bumi.

Lebih baik kita bersikap "fastabiqul khairaat", BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN. Bukan dalam arti picik, tidak hanya berurusan dengan Tuhan, tapi juga semua urusan dunia. Sesungguhnya manusia yang paling baik disisi Allah bukanlah Yahudi, Nasrani atau ini dan itu.. tapi manusia yang kuntum khairu ummat, ukhrijat linnaasi, ta'muruna bil ma'ruuf watanhauna annil munkar(Anda adalah umat yang terbaik, mengajak kepada kebaikan dan menjauhkan kemunkaran). Bukan si Islam,si Nasrani atau si anu.. tapi yang BERIMAN KEPADA ALLAH dan YANG MENGAJAK MANUSIA KEPADA KEBAIKAN DAN MENJAUHKAN KEMUNKARAN. Disinilah intinya. Sudahkah kita patut menyandang predikat Umat yang terbaik ? UMAT YANG TERBAIK bukanlah predikat yang disematkan oleh diri kita karena label agama kita atau apa yang kita pakai, tapi suatu penghargaan yang diberikan oleh semua manusia bahwa kita memang baik, seperti halnya Nabi MUHAMMAD yang mendapatkannya dari Kawan ataupun Lawan, bahkan dari Tuhan. KARENA APA ? LAWAN KEBAIKAN BUKANLAH GOLONGAN INI ATAU ITU, tetapi KEMUNKARAN.
KEBAIKAN itu sendiri adalah sangat luas cakupannya, bukan hanya ibadah, tapi semua aspek dalam kehidupan kita. Mulai dari Disiplin, Kebersihan, Keindahan, Seni, Inovasi, Teknologi dan masih banyak lagi.. SUDAHKAH KITA MENJADI UMAT YANG TERBAIK ? dan SUDAHKAH kita melawan KEMUNKARAN yang juga luas artinya,.. mulai dari Kemalasan, Kebodohan, Kemiskinan, Ketertinggalan, dst..dst. Sudahkah kita bersikap ADIL dalam perbuatan kita ? Sudahkah kita bisa menjadi suri tauladan ? Jangan sampai kita seperti kata pepatah "Semut diseberang lautan nampak, tetapi gajah didepan mata tidak nampak"

Demikian juga, harus dibedakan antara agama dan pemeluk agama. Hal ini berkaitan erat dengan cara berfikir kita. Untuk mencapai kebenaran, kita harus mengkaji dengan baik untuk mencapai tujuan kita semua, KEBAIKAN dan menjauhkan KEBURUKAN.

Sekali lagi, marilah kita berangkat dari hati, termasuk membicarakan persoalan-persoalan pornografi ini. Setelah itu cobalah lihat cara berfikir kita, Sudahkah kita cukup memahami (pihak lain), mendengar ? Coba tengok lagi emosi dan nafsu kita, apakah ia sudah merusak proses berfikir kita ? InsyaAllah, dengan HATI YANG BERSIH dan CARA BERFIKIR YANG BENAR, kita semua, bangsa ini akan menemukan jalan keluarnya. Tidak hanya masalah pornografi.. tapi semua persoalan yang sudah sangat banyak membuat bangsa ini menderita.

Akhir kata semoga kita bisa menemukan jatidiri kita, kesadaran kita. Semoga kita menjadi BANGSA YANG TERBAIK DIDUNIA. BANGSA INDONESIA.

 
At 4:16 PM, Anonymous Anonymous said...

pada dasarnya mereka yang gencaar menolak RUU APP, karena tak ingin kebiasaan buruknya terhmbat dan agar negara ini tak pernah maju, juga terus menerus dalam kubangan hedonisme, free sex . sadarlah wahai penolak "RUU APP".........

 
At 2:20 AM, Anonymous Anonymous said...

terlepas dari pro kontra RUU, coment2 diatas menggambarkan akar dari permasalahan yang sebenarnya, kehidupan beragama di negri ini, menurut saya hanya orang2 tolol yang mau memperdebatkan agama sampai mulutnya berbusa, krn agama itu kebebasan individual, ga perlu ngomentarin agama lain, ga perlu membanding2kan, mending ngaca dulu apakah kita sudah melakukan dengan baik apa yang diajarkan oleh agama, terutama tentang hubungan dengan manusia, alam, baru yang terakhir dengan tuhan, saya yakin tuhan lebih suka melihat manusia yang meghargai dan merawat apa yg telah dia ciptakan ketimbang hanya disanjung2... agama itu hanya kendaraan, tujuannya sama, sang pencipta, sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh akal manusia, sang pacupati, tinggal kita sreg naek kendaraan yang mana... orang2 MMI itu hanya orang2 mencoreng kesucian islam sebagai agama, jadi sangat bodoh kalau kita terprovokasi dengan pernyataan2nya...

 
At 3:18 PM, Blogger Dani Iswara said...

anonymous/tdk, komentar dimoderasi/tdk, sekedar nama dg taut/tdk, mungkin akan tdk mjd mslh di era keterbukaan ini melalui media blog spt ini yg sangat mendukung interaktivitas..

mslh SARA+fanatisme gelap pasti tdk ada habisnya..

tapi itulah Indonesia..Bhinneka..
Tunggal Ika gak yaa... :)

 
At 7:31 AM, Anonymous Anonymous said...

AMSO, AMSO Managed Care Forum. AMTR, AMTRAK Train Schedules

cheap viagra uk
Looking for acuvue+bifocal? Webdirectory about acuvue+bifocal, and related topics

 
At 4:03 AM, Anonymous Anonymous said...

SFX brings you all the latest news, gossip and reviews from the world of sci-fi.
[url=http://www.blogs.medextreme.com]buy cheap VIAGRA online[/url]

[url=http://www.forumnews11.kokoom.com/index.html]GoldenCasino.com - An incredible online casino experience offering blackjack, roulette, craps, slots, and video poker. Deposit now and get up to $555 FREE![/url]

[url=http://www.forumnews11.kokoom.com/article06/index.html]Our watches are top quality replica grade. Fast customer service with FREE shipping. We consistantly receive new watches and deals[/url]

[url=http://www.forumnews11.kokoom.com/article04/blue-car-headlight-covers.html]blue car headlight covers[/url]

[url=http://www.forumnews11.kokoom.com/article093/boston-personal-injury-lawyers.html]boston personal injury lawyers[/url]
[url=http://www.forumnews11.kokoom.com/article093/boston-personal-injury-attorneys.html]boston personal injury attorneys[/url]

 
At 6:53 AM, Anonymous Anonymous said...

[b]TREATMENT IMPOTENCE[/b]
[url=http://www.superviagraforum.kokoom.com/index.html]BUY CHEAP CIALIS ONLINE[/url]
[b]TREATMENT IMPOTENCE[/b]
[url=http://www.medicforums.kokoom.com/index.html]BUY ONLINE HALF-PRICE VIAGRA[/url]
[b]ACNE MEDICINE ONLINE[/b]
[url=http://www.acneforum.kokoom.com/index.html]BUY ACCUTANE ONLINE[/url]
[b]WHAT IS ANTHELMINTICS[/b]
[url=http://www.albenzaforum.kokoom.com/buy-cheap-albenza.html]buy cheap Albenza[/url]
[b]ANTIBACTERIAL MEDICINE & CARE[/b]
[url=http://www.bacterialforum.kokoom.com/half-price-amoxil.html]half-price amoxil[/url]
[b]AMPICILLIN ONLINE[/b]
[url=http://www.ampizilinforum.kokoom.com/anpicillin.html]ANTIBACTERIAL MEDICINE[/url]
[b]BUY CHEAP BACTRIM[/b]
[url=http://www.antibacterialforum.kokoom.com/index2.html] BUY CHEAP BACTRIM ONLINE[/url]
[b]NEW DRUGS & PILLS… SUPER-VIAGRA…[/b]
[url=http://www.superviagraforum.kokoom.com/sialis.html]LOW-COST CIALIS[/url]
[b]BUY CIPRO ONLINE[/b]
[url=http://www.ciproforums.kokoom.com/index.html]BUY CIPRO ONLINE[/url]
[b]BUY CHEAP DIFLUCAN ONLINE[/b]
[url=http://www.antifungalforum.kokoom.com/difucan.html]HALF
-PRICE DIFLUCAN ONLINE [/url]
[i][b]BUY CHEAP SUPER VIAGRA ONLINE AND SAVE 70 % OF MONEY...[/b][/i]
[url=http://www.newviagraforum.medsjoy.biz]BUY GENERIC CIALIS[/url]
[url=http://www.creditcardforums.kokoom.com]Credit CARDS[/url]

 
At 9:48 AM, Anonymous Anonymous said...

Hi
Buy viagra drugs at cheap online pharmacy:
[url=http://rasklad.net.in/viagra/#cheap-viagra]viagra online[/url] buy viagra http://rasklad.net.in/viagra/#buy-cheap-viagra
Bye

 
At 8:20 AM, Anonymous Anonymous said...

age include actual and better poker promotions and bonus no deposit required. http://www.pokermaniak.com.pl Review poker online sponsor's and poker rooms. Play for free at platform like Mansion,Full Tilt,Party poker or Titan.
no deposit bonuses for belgium japan denmark france nepal indie maroko poker usa finland wsop portugal and all brasil chile get free money no requirments - starting capital for fish and donkey no deposit bonuses online poker no deposit bonus free gambling cash and money no required deposit
online poker no depositYour source for Savings. ... Bonus Sports Shop. Snowboard Shop
poker sans dépôtpoker sans dépôt - argent libre no deposit without poker
These can come in the form of free casino bonus cash, no deposit poker bonuses check poker out Gambling Planet exclusive deal, bonus codes
letét rendkívüli osztalékletét rendkívüli osztalék - prémium új játékos no deposit without poker
estawienie najlepszych kasyn wraz z bonusami. Łaczna wartośc ...
Łączna wartość darmowych bonusów to ponad $100 więc graj do woli za darmo bez obrażeń, Newsletter bonusy bez depozytu. Zapisza się na tour wsop news
poker online bez depozytu
Oferta poker promocyjne, bonusy i darmowe zakłady, są przeznaczone dla pokerzystów obstawiających rekreacyjnie w texas hold em.
free cash for all !!!
ポーカー 褒奨金 - 対して �俳優 褒奨金 - ポーカ - 対して �俳優 :)

 

Post a Comment

<< Home