Wednesday, March 15, 2006

Old Soldiers Never Die...




Old Soldiers are never die…they do not fade away, either. It turned out on Wednesday that the old soldiers keep on fighting!

Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Bali, the organization of the heroes of the War of Independence, stole the show during the public hearing with its concise, straightforward and touching statement.

An old soldier, Ida Bagus Kompyang read the two-point statement,

“We reject the Anti Pornography Bill and We are ready to accept any consequences of this rejection.”

Militarily brief and precise, a man of action not of words.

We salute this soldiers, who keep on fighting to ensure that we could celebrate the Independence that they had secured for us some 60 years ago.

We bow our heads to these great men of honor and bravery, who, until now, stay true to their promise to be the guardian of this majestic Republic of cultural diversity.

Marlowe and Jun

41 Comments:

At 2:34 AM, Anonymous Anonymous said...

Sepakat! Justru MMI dan antek"nya-lah yang sedang berusaha untuk memecah-belah bangsa dan negara ini. Kalau ada daerah tertentu yang berteriak "merdeka" sebagai respons atas munculnya RUU Antipornografi yang naif jangan dipandang sebagai usaha untuk memisahkan diri; malah sebaliknya kita harus melihat usaha mereka sebagai salah satu cara untuk menjaga kelangsungan hidup bangsa agar sesuai dengan cita" pendahulu kita.

Hai Bali, kalian tidak sendirian. Kalau kalian dibilang subversif, maka kami pun akan dengan senang hati menerima label tersebut, karena lebih baik berpisah untuk menjaga cita" luhur pendahulu kita dibandingkan hidup dalam negara yang lupa dengan darah dan keringat pejuang"nya!

Salut!

NB. MMI mungkin berpikir bahwa yang bertempur dulu adalah preman" mereka. Muka tebal!

 
At 3:38 AM, Anonymous Anonymous said...

salut kepada para veteran!!! *respect*

 
At 6:11 AM, Anonymous Anonymous said...

RUU APP pesanan Malaysia..waspada
untuk menghancurkan Bali (indonesia)
Ingat Bom Bali I & II di dalangi oleh warga Malaysia..
MMI lahir dari cikal bakal Jemaah Islamiah malaysia..
hai indonesia apa mungkin??

 
At 7:00 AM, Anonymous Anonymous said...

Tolak RUU-APP Seniman Solo Gelar 1.000 Tayub
Solo, Rabu

Sejumlah seniman Kota Solo yang tergabung dalam Komunitas Bebas Berkreasi (Kobber) Surakarta, Rabu, mendeklarasikan penolakan terhadap pengesahan Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi.

Deklarasi yang dilakukan di Pendopo Taman Budaya Surakarta tersebut, dibungkus dalam suatu pementasan seni yang bertajuk "Gelar 1.000 Tayub Seniman Solo Menolak RUU APP".

Pementasan "Gelar 1.000 Tayub" tersebut merupakan kolaborasi seniman-seniman, dari berbagai jenis disiplin seni, seperti theater, tari, musik, wayang, dan lain-lain.

Dalam deklarasi tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pekerja seni ternama, seperti Garin Nugroho, Didik Nini Thowok, dalang wayang "suket" Slamet Gundono, dan lain-lain.

Para seniman dalam aksi tersebut menyatakan sikap menolak pengesahan RUU APP, mendesak pembubaran pansus RUU APP di DPR, meminta agar seluruh dana negara yang dialokasikan untuk pembahasan RUU tersebut dikembalikan dan dialihkan untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan bencana alam.

Koordinator aksi, Budi "Bayek", mengatakan, aksi tersebut sebagai sikap teman-teman seniman Solo, dalam mengkritisi keberadaan RUU APP.

Menurut dia, pengesahan RUU tersebut akan menghidupkan kembali tradisi memberangus karya-karya seni oleh pemerintah, dengan dalih undang-undang.

"Alasan dipilihnya tayub dalam aksi tersebut, karena genre tayub, termasuk lengger banyumas, sintren dan dangdut, merupakan ekspresi masyarakat kelas menengah bawah, yang membutuhkan hiburan," jelasnya.

 
At 9:51 AM, Blogger Madé Harimbawa said...

Setiap seru pekik "Merdeka!" yang disuarakan dari Bali dan berbagai daerah di Nusantara bukan bermaksud hendak meripit lari dari negeri...

Setiap kata-kata lantang yang berdengung berkata "Menolak!" jaganlah diartikan sebagai kehendak menantang perang saudara sebangsa...

Setiap bentuk protes dan lirih hati yang meminta untuk "Pikir lagi!" tak juga berarti setuju pada bentuk-bentuk kebinalan di muka publik dibiarkan terjadi...

Suara "Merdeka!" itu hendak mengingatkan bahwa negeri ini telah memilih merdeka, tak hanya dari Belanda, tapi juga dari bangsa-bangsa lain; merdeka dari penjajahan orang-orang yang ingin menggurunkan tanah pertiwi yang subur...

Kata "Menolak!" itu adalah suara batin kami yang tidak rela negeri ini kehilangan akal sehatnya, keanekaragamannya, kekayaannya, keunikannya, jati dirinya. Kami tak ingin Ibu Pertiwi diperkosa oleh tuan-tuan dari manca...

Protes "Pikir lagi!" hendak mengajak kita semua jujur pada tubuh, pada nafsu yang ada di dalam setiap manusia, tidak menjadi hipokrit, tidak menjadi sundal-sundal dalam keremangan yang kemudian menjadi pengkotbah di bawah sorot lampu yang seolah-olah adalah pewaris tunggal kebenaran...

Mari memekik bersama: Merdeka! agar kita semua ingat lagi pada Indonesia.

Mari lantang katakan: Menolak! pada peraturan-peraturan bodoh yang meremehkan kemanusiaan.

Mari semuanya: Berpikir lagi! dan mengembalikan Kesadaran yang berkuasa.

 
At 4:16 PM, Anonymous Anonymous said...

Kemerdekaan itu bukanlah hadiah dari langit, bukan pula hadiah istimewa milik seorang per seorang, tetapi kemerdekaan itu adalah anugrah tuhan yang mendasar, yang disahkan dari kelahiran dari rahim ibu. karena itu, salam merdeka adalah penghormatan kepada ibu, tanah dan tuhan, mensukuri kelahiran sebagai manusia yang selalu sadar agar jangan memakan kemanusiaan atas nama jalan mulia sekalipun.
MERDEKA!!!

COKIE

 
At 5:57 PM, Anonymous Anonymous said...

HORMAT..GERAK..

 
At 6:22 PM, Anonymous Anonymous said...

Maju tak gentar, membela yang benar
Maju Serentak, tentu kita menang

 
At 7:08 PM, Anonymous Anonymous said...

Merah Putih benderan titiange...
Mekibaran di langite terang galang...

 
At 7:51 PM, Blogger igouw said...

Bli2 yang terhormat, saya orang Kaltim,
beragama Islam, tapi saya ndukung BALI 100%
dalam menolak RUU APP.

Islam Tidak harus memaksakan kehendak, ada
kok di Kitab Suci Quran kita... bunyinya :
Lakum Dinukum Waliyadin.. yang artinya
tidak ada paksaan dalam agama... kalau MUI
memaksakan kehendaknya.. saya rasa mereka
sama sekali tidak benar... terlalu berlebihan

Saya selalu yakin kunci untuk menghindari ke-
bejatan moral tetap adalah AGAMA, apapun! jenis
agamanya.. dan Kunci masternya adalah KELUARGA,
ikatan batin keluarga yang harmonis akan selalu
menjadi Benteng terbaik untuk degradasi moral

Sejauh ini Bali baik2 aja kan? biar ada berjuta
turis asing seliweran? Budaya dan Agama anda
tetap hadir utuh disana kan? tetap exsist?

Mudah2an Dukungan saya yang cuma 1 suara ini
bisa membantu perjuangan anda semua..

Salam...

 
At 8:15 PM, Anonymous Anonymous said...

...hallo. ada kabar dari surga, ternyata di surga, semua pada telanjang loh!

Gimana, apa DPR Indonesia akan rapat untuk membuat RUU EDUKASI BAJU SURGA? melengkapi RUU APP???? Gimana? Hayo!! Segera sweeping ke sana, pak!!!!!
kedubrak! kedubrak!!
:)-
koming.

 
At 8:29 PM, Anonymous Anonymous said...

Ya ampun... Koming, koming.....
gimana mungkin mereka bisa ke sorga?
Orang berpikiran jorok gitu....
Ke neraka aja mesti diseret tuch.....

 
At 11:35 PM, Anonymous Anonymous said...

Boleh dibaca, boleh dicuekin...

Kowani Tegaskan Perlunya UU APP


JAKARTA -- Kongres Wanita Indonesia (Kowani) menegaskan pentingnya UU yang khusus mengatur pornografi. Lembaga yang membawahkan 78 organisasi wanita di seluruh Indonesia itu membantah bahwa organisasi-organisasi perempuan menolak perumusan RUU APP.

''Itu merupakan amanah Kongres Kowani 2002 yang salah satu butirnya menyatakan keprihatinan akan semakin merosotnya moral bangsa dan perlu segera diterbitkannya UU Antipornografi,'' kata Sekjen Kowani, Hernani Subianto, di Jakarta, kemarin (15/3).

UU tentang pornografi diperlukan, katanya, untuk mengganjal semakin maraknya bisnis pornografi dan seks serta melindungi generasi muda dari kerusakan moral. Ia tak sependapat jika RUU ini akan menohok perempuan sebagai tertuduh.

Peraturan itu, jelasnya, diperlukan bagi kaum adam maupun hawa. ''Tidak hanya perempuan saja, tetapi juga untuk laki-laki yang suka pornografi. Menurut kami, UU itu justru melindungi perempuan dan generasi muda dari eksploitasi seks,'' katanya.

Di negara-negara maju dan bebas seperti AS, ada aturan tentang norma kesusilaan sejenis UU Pornografi. Bahkan, UU ini dituangkan dalam peraturan di beberapa negara bagiannya.

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Meutia Hatta, mengungkapkan masih banyak materi dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Antipornografi dan Pornoaksi (APP) yang perlu penyempurnaan agar menjadi UU yang baik dan dapat diterima semua pihak.

''Saya kira semua kita mempunyai kesepakatan bahwa RUU itu perlu disempurnakan,'' kata Meutia usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima pimpinan Komnas Perempuan di Kantor Presiden, Rabu (15/3).

Menurut Meutia, RUU ini dibuat untuk melindungi bangsa dari ekspose berlebihan bahan-bahan atau materi pornografi yang menghambat kemajuan mental dan fisik bangsa, terutama kaum muda. Ia juga meminta agar kaum perempuan diperlakukan adil dalam penetapan pasal-pasal di RUU. ''Cara berpakaian dan sebagainya itu seolah-olah perempuan yang banyak disorot dan dipersalahkan. Ini yang DPR harus revisi.''

Presiden SBY, kata Ketua Komnas Perempuan, Kemala Candra, mengembalikan masalah ini ke konsensus nasional saat Indonesia berdiri. ''Presiden menyampaikan bahwa kemajemukan bangsa adalah kekuatan bangsa itu sendiri,'' katanya.

Anggota Pansus RUU APP, Djumanhuri, sepakat untuk menyempurnakan sejumlah pasal di RUU. Namun, ia menyanggah bila dikatakan draf lama RUU APP terlalu memojokkan perempuan. Menurutnya, semangat RUU ini justru untuk mengangkat harkat dan melindungi perempuan.

Ketua Umum Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (PMTP), Azimah Soebagijo, tak menutup mata bila RUU ini banyak sisi lemahnya, di antaranya adalah masalah inkonsistensi di pasal-pasalnya.

 
At 2:09 AM, Anonymous Anonymous said...

sumber:www.republika.co.id
Kamis, 16 Maret 2006 16:46:00
Munculnya Usulan RUU APP Wajar dalam Kehidupan Bernegara

Jakarta-RoL -- Pengamat Sosial Imam Prasodjo menilai munculnya mengajuan RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) sebagai sesuatu hal yang wajar dalam suatu kehidupan bernegara.

"Usulan atas regulasi atau peraturan dalam suatu kehidupan bernegara itu adalah hal yang wajar, tinggal kemudian nanti bagaimana posisi tawarnya atas poin-poin yang perlu disepakati," kata Imam pada acara diskusi hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang bertajuk `Dukungan Dan Penolakan Terhadap Radikalisme Islam` di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, justru aneh ketika kemunculan suatu gerakan untuk membuat suatu aturan tertentu memperoleh label radikal atau fundamentalis. Sekalipun menolak untuk menjelaskan pendapatnya atas draft RUU APP tetapi Imam mengatakan bahwa aturan bukanlah sesuatu hal yang harus dihindari.

"Bahkan di negara yang oleh orang kita (Indonesia -red) disebut sebagai liberal seperti Amerika Serikat aturan tetap ada, tabloid-tabloid dewasa tidak dengan mudah dijajakan di tepi jalan seperti di Indonesia yang dengan mudahnya ditemui di pinggir jalan dan setiap orang tidak peduli usianya, bebas membeli," katanya.

Imam mengatakan, aturan tentu diperlukan tetapi mungkin isi dari aturan itu yang harus dirundingkan bersama. "Negara ini sudah biasa tidak diatur, jadi ketika akan muncul aturan justru bingung," ujar Imam sambil mencontohkan permasalahan rokok.

Lebih lanjut dia mengatakan, di AS telah lama muncul suatu gerakan untuk menolak rokok di tempat umum dan masyarakat bisa menerima, sedangkan di Indonesia merokok di tempat umum adalah hal yang sangat biasa, bahkan para pejabat pun tidak segan merokok di ruangan ber-AC.

"Saya tidak terlalu menyukai labelisasi tetapi lebih suka memandangnya dari segi sebab akibat jadi istilah radikalisme di benak saya juga tidak terlalu sesuai karena tergantung dari cara pandang seseorang. Ada survei yang menyebutkan terjadi peningkatan bom bunuh diri di Timur Tengah selama kebijakan politik AS tidak bersahabat," katanya.

Hal itu bisa dikatakan bahwa radikalisme muncul sebagai rekasi atas tindakan radikal juga, atau contoh yang mudah ketika kaki terinjak minimal orang akan berteriak. Dan itu justru kondisi yang paling wajar, kata Imam.

Menurut dia, ketika kebebasan media seperti tidak terkontrol wajar jika kemudian muncul usulan mengenai RUU APP dari masyarakat.

Sementara itu, Ketua DPR Agung Laksono menilai bahwa RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) hadir sebagai jawaban kegelisahan masyarakat Indonesia terhadap maraknya pornoaksi.

"RUU APP itu yang penting adalah sebagai jawaban atas kegelisahan masyarakat tetapi jangan sampai justru menyusahkan jadi harus bersifat akomodatif," kata Agung kepada wartawan seusai menghadiri acara pidato Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, jangan sampai RUU APP itu nantinya hanya menyelamatkan sekelompok orang. "RUU APP itu nantinya harus menyelamatkan seluruh Indonesia bukan kepentingan sekelompok orang. Oleh karena itu ada pansus untuk RUU APP yang diharapkan lebih arif," ujarnya.

Agung mengatakan bahwa RUU APP menjadi penting dengan alasan untuk mencegah degradasi moral bangsa karena setidaknya negara memerlukan aturan. Pada kesempatan itu Agung juga tidak membenarkan jika DPR dikatakan sangat mengutamakan RUU APP dari pada yang lainnya. "Kita fokus ke semua, tidak cuma RUU APP, baru-baru ini kita juga baru menyelesaikan UU Guru dan Dosen," katanya. antara/pur

 
At 7:29 AM, Anonymous Anonymous said...

yang pasti Bali sudah menolak resmi............itu RUU PORNO!!!
Yah, kita berjuang rame-rame ke otonomi khusus super khusus aja....gimana? kita cuek aja ama senayan dan jakarta?!! toh, selama ini, hidup kita kita ngurus sendiri, malah ngebiayain jakarta!! bayar pajak,dsb. Tapi ga ada apa-apanya tuh buat kita, listrik, bensin...semua naik, naik. Apaan mau ngatur prilaku kita......emang mereka yang lahirin dan besarin kita. Kita udah hormat, toleran...tapi ga becus...jadi, udahin ajalah yang pake teori mau perbaiki moral lewat undang-undang.....benahi diri aja diri masing-masing....lagian itu TIM PANSUS moralnya kayak malaikat yah? sok amat!! kita mesti tersinggung belum-belum sudah diprasangkai bakal mesum liat paha dan dada. Dangkal, kuper amat!!!!

pokoknya berjuang terus. Hidup Daerah-daerah yang mencintai kebhinekaan.

Uci
Menado

 
At 7:29 AM, Anonymous Anonymous said...

yang pasti Bali sudah menolak resmi............itu RUU PORNO!!!
Yah, kita berjuang rame-rame ke otonomi khusus super khusus aja....gimana? kita cuek aja ama senayan dan jakarta?!! toh, selama ini, hidup kita kita ngurus sendiri, malah ngebiayain jakarta!! bayar pajak,dsb. Tapi ga ada apa-apanya tuh buat kita, listrik, bensin...semua naik, naik. Apaan mau ngatur prilaku kita......emang mereka yang lahirin dan besarin kita. Kita udah hormat, toleran...tapi ga becus...jadi, udahin ajalah yang pake teori mau perbaiki moral lewat undang-undang.....benahi diri aja diri masing-masing....lagian itu TIM PANSUS moralnya kayak malaikat yah? sok amat!! kita mesti tersinggung belum-belum sudah diprasangkai bakal mesum liat paha dan dada. Dangkal, kuper amat!!!!

pokoknya berjuang terus. Hidup Daerah-daerah yang mencintai kebhinekaan.

Uci
Menado

 
At 8:39 AM, Anonymous Anonymous said...

Salut & Respect untuk LVRI Bali. You Rules!.

 
At 1:33 PM, Anonymous Anonymous said...

Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup dalam "penjajahan".

Lawan dan tolak RUU APP !

 
At 1:47 PM, Anonymous Anonymous said...

Kutipan dari komentar di blog ini :

http://solyaris.wordpress.com/2006/03/02/tolak-ruu-app/

"apakah dengan berpakaian tertutup dapat mengangkat moral bangsa?? kalo begitu kenapa di arab saudi masih banyak terjadi pemerkosaan terhadap kaum wanita padahal wanita yang disana sudah berjilbab?? satu contoh lagi kalo kalian nonton film selendang hasnah yang rcti itu (layar oke, pemainya inneke koesherawati), di film tersebut ceritanya inneke diperkosa, padahal dia sudah berjilbab..jadi nga ada jaminan kan berpakaian tertutup itu mengangkat moral bangsa..berjilbab te2p aja diperkosa..artinya pikiran kotor laki-laki bukan karena cara berpakaian wanita, tapi dari sananya yang emang kotor.jangan karena pikiran laki-laki yang kotor, perempuan yang dijadiin korban"

 
At 3:05 PM, Anonymous Anonymous said...

merdeka......
perbedaan itu indah.....
perbedaan itu anugrah.....
perbedaan itu alamiah......
maka........................
pertahankanlah...............

merdeka

 
At 3:11 PM, Anonymous Anonymous said...

hidup bedjo......
maju terus djo.....
kita maju bersama dan tolak RUU Pornografi

puputan......

 
At 5:26 PM, Anonymous Anonymous said...

saudara igouw di kaltim salam hormat, mari kita bersama maju terus menolak RUU APP .
walaupun satu suara berarti ada juga orang yang perduli dengan penolakan RUU APP ini di daerah KALTIM.

 
At 6:08 PM, Anonymous Anonymous said...

Mari kita kembali ke jaman nenek-kakek, kumpi-kumpi kita. Mereka jarang berpakian lengkap apalagi menutup seluruh tubuh, tapi tidak ada tindakan penyelewengan, tidak ada perkosaan. Itu karena merekapercaya TUHAN(keyakinan kuat), sangat menjunjung tinggi moral etika, saling menghormati, hidup gotong royong bla..bla..bla...
mereka juga mengajarkan seks itu tabu buat dibicarakan. Nah dari sinilah pangkal persoalan sekarang muncul dimana seks (bukan hanya hubungan suami istri lo... seks itu luas) tidak boleh dibicarakan,makanya anak-anak mereka yaitu bapak-ibu kita (mungkin) mencoba mengetahuinya lewat sembunyi2 gitu....kemudian anak-anaknya (para pemuda kita, mungkin) juga pengen tahu secara sembunyi2 karena apa yang mereka ingin ketahui tidak mereka dapatkan dari sumber yang terdekat (yakni keluarga) mencarilah mereka ke luar. Dan parahnya lagi orang tua mereka tidak membekali anak-anak mereka dengan ahlak dan pendidikan agama yang baik, jadilah mereka seperti (barangkali anak2, keponakan hernani subiyanto)sekarang ini berpikiran ngeres. Saya pribadi menyadari, kesibukan orang tua pula dalam mencari nafkah juga memegang peranan penting dalam mendidik anak, waktu untuk ngurus anak berkurang, hanya untuk bisa kasi anak makan layak, bayar listrik, beli gas, bensin bla...bla...bla.... belum lagi harga sembako naik terus... orang tua stres juga kan??????????? jadilah mereka (orang tua) ngelampiasinnya ke anak2 tak berdosa. Karena terus mendapat cacian, kekerasan dari ortu ya.. mereka jadi kurang bermoral (bukan bejat, nggak semua lo..)
SO rekan-rekan semua, bapak,ibu, nenek, kakek,........
mari perbaiki nasib generasi muda, anak-anak harapan bangsa dengan memberikan kasih sayang ke pada anak-anak, generasi muda, berikan mereka ajaran etika, kesopanan, agama, bla..bla..bla..berikan pula pendidikan seks yang pasti sangat berguna buat mereka. buat aparat saya setuju bila peredaran tabloid porno ngak sembarangan. Jadi saya kira UU APP nggak perlu, bila ortu, pemerintah, bisa memberikan pendidikan yang baik dan benar kpd generasi muda. Tolong jangan naikan TDL ya... hidup kami udah susah, jangan ditambah susah, nanti anak-anak kami mau jadi kayak apa? tolong dong duit yang buat ngebahas RUUAPP buat kami aja yang pada lapar??????????????????
(he-he nggak pinter ngerangkai kata? kalu ada yang mau nambah boleh)

 
At 6:52 PM, Anonymous Anonymous said...

Majelis Mujahidin Indonesia MMI mengajukan somasi terhadap Gubernur Propinsi Bali, karena gubernur, pimpinan DPRD dan tokoh tokoh masyarakat Bali menolak Rancangan Undang Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi. Menurut MMI, ini merupakan, kami kutip, "arogansi separatisme". Dalam surat tertanggal 12 Maret, MMI menyatakan jika TNI tidak sanggup menanggulangi masalah itu, Majelis Mujahidin bersama institusi Islam lainnya siap menyelesaikan-nya". Benarkah MMI seolah-olah mengancam dengan kekerasan? Berikut juru bicara MMI Fauzan al-Anshari.

MMI tak pahami alasan Bali
Fauzan al-Anshari [FA]: "Kami melihat ada beberapa anasir yang kontra RUU ini sudah masuk ke wilayah yang sangat membahayakan, menurut kami. Yaitu menyangkut integritas wilayah NKRI. Sepertinya kami dengar, dari semua tokoh di Bali, yang kemudian mereka mengancam untuk memisahkan diri dari NKRI."

Radio Nederland [RN]: "Anda tidak bisa memahami alasan mereka untuk menolak RUU anti-pornografi ini?"

FA: "Ya, jadi sejumlah alasan, seperti alasan wisata, yang kami harapkan adalah pendapat yang sehat ya. Tidak melakukan tirani minoritas, atau juga dominasi mayoritas. Nah karena mereka sudah publikasikan pendapat, keinginan untuk memisahkan diri itu, maka mau tidak mau kami harus merespons."

RN: "Itu sebenarnya kan tugas aparat negara. Apalagi kepada provinsi, kepada gubernur."

FA: "Ya, justru itulah."

RN: "Mengapa peringatan menjaga kesatuan negara ini diambil alih oleh MMI?"

FA: "Siapa bilang mengambil-alih. Argumentasinya ini tidak argumentasi."

RN: " Tapi apakah mereka tidak punya alasan untuk tidak menerima RUU itu?"

FA: "Ya, semua orang boleh ya, tapi apakah logis kemudian membuat ancaman akan memisahkan diri dari NKRI."

RN: " Kalau itu merupakan bagian dari kesenian, kebudayaan rakyat setempat."

FA: "Saya tidak melihat alasan itu tepat untuk masyarakat Bali. Tidak ada kebudayaan di Indonesia yang metolerir pornografi - pornoaksi. Ya kalau kita melihat patung-patung di Bali ditutupi dengan kain-kain, itu menggambarkan bahwa justru masyarajat asli Bali itu sangat menghormati yang sopan santun dan sebagainya."

RN: " Jadi semua patung Bali harus ditutupi, dan ibu-ibu harus berpakaian yang berbeda dengan adat-istiadat selama berabad-abad ini."

FA: "Bukan begitu, artinya alasan kesenian alasan tradisi itu tidak benar."

RN: " Tapi itu bukan pornografi di sana disebutnya. Yang menyebut pornografi kan anda."

FA: "Bukan."

Tak ada UU yang berikan otoritas kepada MMI
RN: " Mengapa MMI mengambil inisiatif untuk bertindak duluan. Logisnya kalau memang ini berbahaya, sudah sampai taraf yang membahayakan negara kesatuan, pemerintah setempat atau alat negara akan mengambil tindakan kan?"

FA: "Ini sebagai kewajiban dari seluruh warga negara yang melihat betapa ada upaya-upaya sistematis untuk memanfaatkan momentum penolakan ini untuk mengambil itu tadi inisiatif-inisiatif yang destruktif."

RN: " Begini pak Fauzan, apabila pemerintah atau alat negera tidak mengambil tindakan, bagaimana ini?"

FA: "Ya itu urusan mereka, karena mereka yang punya otoritas. Secara formal memang TNI."

RN: " Kalau TNI tidak menanggulangi bagaimana?"

FA: "Ya itu urusan TNI."

RN: " Tapi dalam pernyataan kan disebutkan, kalau TNI tidak sanggup menanggulangi, dan tidak menghentikan sikap arogansi anasir separatisme itu, disebut begitu, maka Majelils Mujahidin dan institusi Islam lainnya siap menyelesaikannya. Apa maksudnya ini?"

FA: "Itu tergantung kepada orotitas yang diberikan kepada kita."

RN: " Apa yang dimaksud dengan siap menyelesaikannya?"

FA: "Ya itu bisa dengan dialog, bisa dengan sesuatu yang memang kita diberi otoritas untuk menjaga wilayah NKRI."

RN: " Siapa yang akan memberikannya?"

FA: "Ya tentu saja TNI, kalau memang merasa tidak sanggup."

RN: Pernahkah TNI memberikan otoritas semacam itu? Saya kira di Aceh tidak ada itu, TNI melakukan tugasnya sendiri kan?"

FA: "Tentu saja dia tidak akan memberikan itu, karena dia sanggup mengatasi."

RN: "Kalau begitu, tadi mengapa menunggu sampai TNI memberikan tugas?"

FA: "Ya, karena kami tidak ingin anarki, karena kita harus bertindak secara hukum."

RN: " Itu pegangannya ya? Aturan hukum ya?"

FA : "Ya."

RN: " Tapi di sini disebutkan; maka Majelis Mujahidin bersama institusi Islam lainnya siap menyelesaikannya. Menyelesaikan apa, dengan cara apa dan legitimasi apa ya?"

FA: "Ya tergantung otoritas yang diberikan."

RN: " Lho tadi katanya menurut aturan hukum."

FA: "Ya, itu kan 'kalau' TNI tidak sanggup."

RN: " Yang saya tidak mengerti itu, langkah apa yang disiapkan MMI dan kapan akan diambil."

FA: "Kita sekarang ini kan memberikan somasi. Somasi itu kan suatu peringatan. Nah kalau, itu kan ada exception kalau atau seandainya TNI tidak sanggup, itu kami sanggup."

RN: " Nah MMI sanggup itu dengan cara seperti apa dan alasan seperti apa?"

FA: "Kita akan jelaskan nanti kalau kita menerima otoritas."

RN: " Otoritas dari siapa? Pernahkah TNI tidak sanggup lalu memberikan otoritas kepada bagian masyarakat begitu?"

FA: "Itu kan mekanisme saja. Sudah ada pembagian tugas untuk TNI untuk Polri untuk ormas-ormas Islam. Nah di sini harus dikembangkan."

RN: " Ada pembagian tugas antara TNI, Polri dan masyarakat Islam, institusi Islam?"

FA: "Ya sesuai dengan undang-undang yang ada."

RN: " Yang mana Pak?"

FA: "Undang-undang Polri mengatur tugas Polri."

RN: " Nggak, yang memberi wewenang kepada institusi Islam, yang mana ya?"

FA: "Ya itu tidak ada."

Demikian wawancara Radio Nederland dengan Fauzan al-Anshari.
sumber : http://www.ranesi.nl/arsipaktua/Asia/mmi_somasi_bali060315

komentar saya : lucu aja. terutama bagian yang ini

"Itu kan mekanisme saja. Sudah ada pembagian tugas untuk TNI untuk Polri untuk ormas-ormas Islam. Nah di sini harus dikembangkan." hahahahaha ngomong gt tapi ga isa nunjukin uu nya :D

 
At 7:03 PM, Anonymous Anonymous said...

HUAKAKAKAKA... Fauzan... fauzan... gelagapan ngejawab pertanyaan.

Preeetttttt,...... Sep lu lak cang ne...! Eh, sing payu, bungut ci mebo tai... mendingan de.

 
At 7:54 PM, Anonymous Anonymous said...

Bagusbali...

Saya harap anda cermati betul apa yang saya kutip diatas. Semuanya adalah saya kutip dari sumbernya, saya sama sekali tidak memberikan komentar terhadap kutipan tersebut. Kutipan diatas saya maksudkan sebagai ‘sesuatu yang berbeda’ dalam blog ini. (Gimana anda akan jeli memahami redaksi RUU APP yang banyak tersebut, memahami posting saya diatas saja tidak clear.... ma’af).

...Terima kasih atas saran anda, kebetulan saya sedang mengambil master di bidang hukum pada salah satu universitas pinggiran di Negeri Belanda...

 
At 8:14 PM, Anonymous Anonymous said...

Eh, denger-denger MUI bilang pakaian adat yang menampilkan aurat is harus dimuseumkan saja. Bener gak?

Kalo bener, berarti MUI ADALAH PENGKHIANAT BUDAYA BANGSA!!!


Serpi

 
At 8:42 PM, Anonymous Anonymous said...

Tolak RUU APP dukung PORNOGRAFI Tolak RUU APP dukung PORNOGRAFI Tolak RUU APP dukung PORNOGRAFI Tolak RUU APP dukung PORNOGRAFI Tolak RUU APP dukung PORNOGRAFI Tolak RUU APP dukung PORNOGRAFI Tolak RUU APP dukung PORNOGRAFI Tolak RUU APP dukung PORNOGRAFI Tolak RUU APP dukung PORNOGRAFI Tolak RUU APP dukung PORNOGRAFI Tolak RUU APP dukung PORNOGRAFI Tolak RUU APP dukung PORNOGRAFI

 
At 9:49 PM, Anonymous Anonymous said...

To anonymous....
anda dukung pornografi ???????????
kami rakyat bali tolak RUU APP (yang nggak jelas) tapi bukan berarti pro pornografi.......

 
At 12:19 AM, Anonymous Anonymous said...

Bagaimana mungkin suatu golongan mengatakan bahwa cara berpakaian mereka itu benar sedangkan yang lain salah.

 
At 12:58 AM, Anonymous Anonymous said...

RUU APP disahkan???
Waduh.... gue gak bisa lagi milih gadis bali yang matanya indah dong.... (murah dan memuaskan...)

 
At 1:46 AM, Anonymous Anonymous said...

OM SWASTIASTU ,saya orang bali asli , dan saya bangga . orang bali bukan orang yang suka asal bicara. setiap kata yg kami ucapkan tentu akan membawa karma . segala sesuatu harus di pahami dulu baru bicara . saya juga perempuan . kami orang bali mencintai negri kami dengan segala perbedaan nya menghormati seperti kami menghormati kedua orang tua kami . ketika kita mencoba untuk memberi batasan pada orang lain hendaknya kita juga mencoba untuk bercermin apakah kita mampu untuk mengikuti batasan tersebut. sekuat apapun kita mencoba untuk mengurangi perbedaan sekuat itu pula ia akan muncul ,ingatlah dunia itu penuh warna . dan tanpa warna tak akan pernah indah . sekarang kitalah yg harus memilih warna itu yg mana yg pantas buat kita . kami orang bali tidak suka akan penghianatan , kami cinta negri kami . tidak sedikitpun dalam fikiran kami akan keluar dari negri indonesia . kami tidak pro porno grafi ,tapi hormatilah budaya dan adat kami orang bali .karena adat & budaya kami , kami hidup dan menghormati keragaman budaya orang lain .

 
At 8:47 PM, Anonymous Anonymous said...

buat sahabat yang belum paham HINDU.
mengapa menolak RUU APP, Hindu memandang hidup ini luas sekali tidak sempit, simbol-simbol agama HINDU banyak yang telanjang, ada lingga yoni, begitu indah dan damai simbol itu kami pahami, dijalakna dalam kehidupan sehari-hari, oleh umat HINDU, dengan garis aturan yang jelas diatur oleh KARMA PALA (hukum Tuhan).
kami Umat HINDU di Bali khususnya tidak mendukung perbuatan atau tindakan yang dengan sengaja membuat dan atau menjual VCD porno, photo telanjang dengan tujuan komersial.
kami tidak mengedepankan alasan pariwisata, untuk menolak RUU APP ini, tapi Agama kami " HINDU ".
yang mengajarkan kami untuk melihat dunia apa adanya.
makna dari, Om Santhi, santhi, santhi OM yang artinya.
semoga damai di hati, di dunia damai selalu). Kedamainlah diajarkan oleh HINDU.

semoga bermanfaat untuk sabahat yang belum paham.


tista
rio_yasa@yahoo.com

 
At 11:07 PM, Anonymous Anonymous said...

to richard,
kami gadis bali tak kan sudi dilirik ama kamu. Dasar otak isi tai. pergi aja kami ke kubangan tai!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

 
At 9:28 PM, Anonymous Anonymous said...

buat ricarrd.,...
kalau ibu pertiwi anda di bilang murahan, kalau ibu dan saudara perempuan anda di bilang lonte, perek dll,.?? apakah anda tidak marah?
begitulah hati kami, membaca pendapat anda.. mari kita berlomba buat dunia ini INdonesia ini damai. baik dengan pendapat maupun perbuatan dan ide2.


rio

 
At 7:31 AM, Anonymous Anonymous said...

buat richard.....yach, apa boleh buat yach!......anda memang murah semurahan harga RUU APP itu!!
Juga hakul yakin, harga anda pasti teramat murah!! Kalau sudah berani meremehkan perempuan, dan menghargakan dengan uang. Kita tahulah, macam apa anda itu: pasti murahan!!!

salam
Made

 
At 7:32 AM, Anonymous Anonymous said...

buat richard.....yach, apa boleh buat yach!......anda memang murah semurahan harga RUU APP itu!!
Juga hakul yakin, harga anda pasti teramat murah!! Kalau sudah berani meremehkan perempuan, dan menghargakan dengan uang. Kita tahulah, macam apa anda itu: pasti murahan!!!

salam
Made

 
At 1:51 AM, Anonymous Anonymous said...

Emang gue murah, makanya gue nyari yang murahan dan itu banyak ditemukan di bali....

 
At 10:25 PM, Anonymous Anonymous said...

Hai saudaraku,kembalilah ke kepribadian bangsa.

1.jangan ganti Pancasila dg yg lain.
2.Jangan ganti kain sarung dg Jubah.
3.Jangan ganti peci,iket,topi dengan surban.
4.Jangan ganti kebaya,bodo,kain dengan Burqa.
5.Jangan ganti celana rapi dengan celana menggantung.
6.Jangan ganti salak dengan kurma.
7.Jangan ganti baju batik dengan koko.
8.Jangan ganti kumis tipis dengan jenggot awut2an.
9.Jangan ganti jidat bersih dengan jidat tembong.
10.Apa lagi,bantu dong tambahin...!

 
At 10:25 PM, Anonymous Anonymous said...

Hai saudaraku,kembalilah ke kepribadian bangsa.

1.jangan ganti Pancasila dg yg lain.
2.Jangan ganti kain sarung dg Jubah.
3.Jangan ganti peci,iket,topi dengan surban.
4.Jangan ganti kebaya,bodo,kain dengan Burqa.
5.Jangan ganti celana rapi dengan celana menggantung.
6.Jangan ganti salak dengan kurma.
7.Jangan ganti baju batik dengan koko.
8.Jangan ganti kumis tipis dengan jenggot awut2an.
9.Jangan ganti jidat bersih dengan jidat tembong.
10.Apa lagi,bantu dong tambahin...!

 
At 11:25 PM, Anonymous Anonymous said...

kayaknya udah semua tuh......masih mikir....!!!!!!!!!

 

Post a Comment

<< Home